Setelah naik bis bandara kita pun dipindah ke kendaraan yg lain |
Dengan membayar 90 bath per orang kita sudah sampai di Krabi Town. Sempat bingung dan bertanya pada supir yang ternyata sangat minim berbahasa inggris tapi untunglah dengan menyebut Hotel saja dia sudah paham ..hehe.. Hanya berkata "Oke..Oke..". Dan ternyata memang okey, kita diturunkan dalam satu tempat kemudian naik sebuah kendaraan mirip angkot, tapi lebih mirip mobil untuk mengangkut tentara tapi ukurannya lebih kecil, dari sana kita diantar ke hotel-hotel yang dituju, jadi 90 bath itu sampai diantar ke depan hotel masing-masing...hmm lumayan juga, ga usah susah mencari lagi. Bersama kami banyak bule yang tidak berbahasa Inggris, sepertinya prancis, ada juga dari Malaysia hingga sempat berbincang sejenak.
Suasana malam beberapa resto di Krabi |
Tiba di hotel yang sudah kami booking sebelumnya yaitu River Side Hotel sekitar pukul 19 an waktu setempat. Tak mau kehilangan waktu, setelah bebenah mandi dan sedikit istirahat kami bertiga pun keluar untuk jalan-jalan mencari makanan. Krabi Town kalau menurut supir angkot di Ao Nang (hari kedua kami di Thailand) penduduknya muslimnya sekitar 30% saja. Tidak terlalu mudah mencari makanan halal di sini, karena jarang melihat rumah makan yang bertuliskan halal. Tidak sebanyak di Ao Nang yang penduduk muslimnya sekitar 50%, hampir semua resto bertuliskan halal.
Karena kota di pesisir pantai makanan di sini kebanyakan seefood, bertiga kami menikmati sepiring sayuran, dan sepiring hidangan kepiting. Kedua teman saya sedang diet keto, akhirnya selama di perjalanan saya pun terbawa. Hanya bertemu nasi tiga kali selama enam hari perjalanan, termasuk di sini. Selain dua hidangan itu kami pun menikmati Tom Yang yang luar biasa lezat. Memang katanya Krabi dikenal dengan kelezatan Tom Yang nya. Bertiga dengan tiga hidangan itu plus tiga gelas teh kami menghabiskan uang sebanyak 450 Bath.
Berfoto di Craby Statue |
Malam semakin larut, kota pun semakin sepi hampir pukul 22 kami masih di jalanan. Bertiga menikmati sepinya kota krabi, masih ada beberapa pedagang yang belum tutup. Salah satunya pedagang buah semangka, tumpukan buah semangka menggoda kami, akhirnya kami membeli sebuah semangka seharga 50 Bath. Thailand terkenal juga dengan buah-buahannya yang terkenal rasanya yang luar biasa, dan memang itu ternyata terbukti. Setelah itu kami lanjutkan dengan berfoto ria di depan sebuah patung Kepiting besar yang menjadi simbol Kraby Town, agak kesulitan dengan pencahayaan di sekitarnya hasilnya memang kurang memuaskan.
Ba'da shubuh hari kami menyusuri jalan yang begitu luas seperti jalan tol, menghadap sebuah sungai besar yang dikenal dengan Sungai Krabi. Ternyata dari hotel tempat menginap hanya dengan berjalan kaki beberapa menit saja sudah bisa menikmati keindahan Sungai Krabi di Pagi hari. Berjalan menyusuri pinggiran sungai sambil sesekali berusaha mencegat Tuk Tuk kendaraan khas Thailand. Mungkin karena masih pagi, Tuk Tuk masih sangat jarang, sesekali lewat tetapi dipenuhi oleh barang-barang dan sayuran. Sebetulnya sih. untuk para turis itu enaknya menyewa motor yang memang banyak disewakan di sana. Hanya dengan harga 250 Bath - 300 Bath (tergantung jenisnya) kita sudah bisa berkeliling seharian.
Sungai Krabi di pagi hari |
Merasa haus kami pun akhirnya memasuki sebuah mini market untuk membeli minum, permen dan cemilan untuk perbekalan selama di perjalanan. Toko masih sepi hanya ada seorang kasir yang sedang asyik ngobrol dengan seorang pria dalam bahasa Thailand. Kami pun bertanya dalam bahasa Inggris, hanya si kasir yang menjawab dalam bahasa Inggris yang terbata-bata. Mereka tidak paham lokasi yang kami tanyakan, tetapi ketika kami tunjukan di Google Maps sang pria itu ternyata mengetahuinya. Bahkan ia bersedia mengantar kami ke sana. Ketika ditanya berapa, ia memjawab terserah dalam bahasa isyarat, tetapi kemudian oleh si kasir berinisiatif menyebut angka 150 Bath, dan kami menawar menjadi 100 Bath akhirnya deal.
Mr Dams, nama sang pria yang mirip-mirip lady boy, karena gerakannya yang flamboyan. Sangat ramah meski sama sekali tidak mengerti bahasa Inggris. Tiap kami menjelaskan sesuatu ia jawab dengan tawa, hebohlah kami di dalam mobil karena berkomunikasi dalam bahasa yang saling tidak dipahami..hahaha..... Kalau mengingat kejadian di dalam mobil kami selalu tertawa, karena memang lucu. Kami membicarakan dia dalam bahasa Sunda, dia tetap menanggapi dengan tawanya. Kemudian di mobil dia mengajak kami foto-foto...selfi bareng dalam berbagai pose.
Jadi inget polah Milah salah seorang teman seperjalanan kami, oya kami memang hanya bertiga, Andri, saya dan Milah, tiga emak-emak tetapi berjiwa petualang.. hihi... Milah tuh sering membuat kami tertawa di perjalanan. Saat di Bandara ada seorang pria India bertanya dalam bahasa Inggris..dengan cueknya Milah menjawab "Teuing...urang oge sarua teu nyaho.." dan berlalu lah sang pria itu dalam kebingungan...hahahaha,,,
Bersama Mr Dams |
Sampailah kami di kawasan Tiger Temple, ketika diajak untuk ikut bersama kami dia menolak, dan lebih memilih menunggu di dalam mobil, tetap dengan bahasa isyarat tentu saja. Andri sudah bertukar no telepon dengannya jadi kami tenang meninggalkannya, entahlah karena apa, tapi mungkin karena ketidaktahuan kami, kami membiarkannya menanti kepulangan kami tanpa membayarnya terlebih dahulu.
Pantas saja Mr Dams menolak untuk ikut menuju Tiger Temple, ternyata perjalanan menuju ke sana sungguh luar biasa....Sama sekali saya tidak menyangka akan menemukan medan yang tidak terbayangkan. Saya memakai wages berhak lima centi meter, bergamis pula, sungguh karena sama sekali tidak mengetahui medan yang akan kami tuju.....
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusRalat.. Ketofastosis itu lifestile.. Bukan diet ... Apalagi Millah udah kurus gitu.. Ngapain juga diet.. Hahaa.. Jadi kabita nulis juga..
BalasHapusOwh.. Siip.. Siip.. Eta komen meni ngajajar kitu Ceu.. xixixxi..
HapusHahaa.. Baru mau nanya kunaoon.. Padahal sekali pencet. Hahaa..
Hapuskayaknya internetnya loadingnya lama ya Ndri...
HapusTeh Ida kemarin pas ke KL dan Thailand ada acara apa?
BalasHapusih enaknyo travelling teh IDa :) jadi kepengen hahaha
BalasHapusDuh itu yang basa Sunda jadi ketawa, senangnya biaa jalan sama sahabat, semoga saya juga bisa ke Krabi bersama keluarga, ditunggu kisah selanjutnya Tetehhh
BalasHapusHahaha ngobrolnya pake bahasa kalbu eh bahasa tarzan ya, Teh.
BalasHapusWah bersambung ya... Seru ih teh...
BalasHapusAsiknya liburan bertiga. Aku juga ingin ke Thailand tahun depan, semoga rejekinya teh Ida nular ya hehe
BalasHapusteruuuuss teh Ida gimanaaa lanjutannya?
BalasHapusPakai wedgesnya lanjut atau ganti sandal jepit?
Huuhu...paling kesel kalau giniyaa...niat mbolang cantik, malah jadi saltum.
Asiik banget teh...perjalanannya seru.
Wow seru yah bisa jalan jalan ke kuala lumpur liat pemandangan yang indah indah
BalasHapussaya tahun 2014 pernah melakukan ini... saat di krabi di tampung oleh imam masjid dsana dan kami di kasih makan nasi uduk.. jalan cuma berdua.. nembus dari medan... arghh nostalgia banget neh kak
BalasHapusWhuaaa.,,perjalanannya seru banget teh Ida,petualangan emak-emak kece ini mah,kapan yah bisa ke Thailand
BalasHapushahha, ngakak pas nyaut orang india pake bahasa sunda,
BalasHapusItu ada kepiting raksasa. jadi bayangin daging kepiting yang lezat.
Wahhh ... sudah pernah ke Malaysia dan Thailand toh. Asyiknyaaa ^_^
BalasHapusThn dpn k thailand lagi. Moga sempet deh ke tiger temple ini.. :)
BalasHapusBuah2an di thailand memang enak2 semua ya mbaaam yg aku suka jg krn murah bangettt tapi kualitasnya segeeer. Kalo lg di sana aku slalu banyakin makan buah. Apalagi mangganya, doyan lah. Biar mengkel tp manis
Sungai Krabi indah banget 😍
BalasHapus