Cimahi, 13 Juli 2012
Bismillah,
Janji melanjutkan catatanku hasil seminar di acara seminarnya Indonesia Juara. Tapi diriku kesulitan ternyata, momentnya sudah tidak pas keliatannya. Maksudnya memori di kepalaku sudah rada-rada sulit dipanggil.. hihi, tertutup beberapa acara yang menguras banyak emosi. Waktu di Sabuga memang susah mencatat karena ruangan gelap. Biasanya kalau begitu saya suka menulis di Hp, tapi takut mengganggu konsentrasi alias kurang fokus memperhatikan Pa Munif Chotib jadilah saya sangat berharap pada makalah yang akan dibagikan lumayan sedikit mengingatkan... tapi tetap harus kerja keras menciptakan suasana di Sabuga dalam ingatan. Sebuah pelajaran berharga kembali yang selalu terulang dan terulang: Jangan Menunda Suatu Pekerjaan !!
Okey, skip berbicara tentang penyesalan. Konsentrasi mengingat kembali materi. Yang pasti acara memang di setting sedikit teori, tetapi lebih banyak sessi pertanyaan untuk memuaskan dahaga kepenasaran para hadirin yang ternyata banyak yang datang dari jauh, banyak juga dari propinsi lain seperti Jawa Timur, Kepulauan Riau, Jakarta dan sebagainya... lupa lagi deh....
Dengan konsep Multiple Intellegence sudah dapat dipastikan bahwa tidak ada seorang anak pun di dunia ini yang bodoh. Semua anak terlahir juara dengan bakat yang unik. Kecerdasan seseorang tidak terkait: Kondisi Fisik, Kondisi Brain, dan Hasil tes-tes standar. Pemahaman ini memang terkait kepada sudut pandang, bagaimana memaknai kata bodoh atau memaknai kata cerdas. Jika anak memiliki masalah hambatan belajar maka kita harus mencari kondisi terbaiknya.
Kondisi terbaik adalah saat ia masih bisa memberi manfaat untuk orang-orang disekitarnya dalam kehidupannya. Minimal untuk dirinya sendiri kemudian bergerak ke lingkungan yang lebih luas: orang tuanya, lingkungan rumah, teman-temannya dan sebagainya. Benefit yang dimiliki seseorang pun harus diartikan luas tidak sempit misalnya menghasilkan ide cemerlang, karya nyata, memberi inspirasi sampai pada 'hanya' memberi senyum pada orang disekitarnya. Jika ternyata ada orang yang memiliki banyak hambatan tetapi orang tersebut menemukan kondisi terbaiknya maka hipotesa pa Munif benar adanya, Tidak ada manusia yang bodoh.
Percayalah ketika seorang anak di vonis Autis, ADHD, Downsyndrom dan sederet label lainnya, itu hanya satu cluster yang rusak. Masih ribuan cluster lainnya yang harus dan bisa kita munculkan.
Kembangkanlah anak kita dan kuburlah kelemahannya !!
Menurut Pak Munif kesulitan anak di dalam menerima pelajaran sekolah artinya gaya belajar anak tidak sama dengan gaya belajar guru. Jika anak kita masih membutuhkan les bidang studi di luar sekolah, hal itu menandakan gagalnya pekerjaan guru di sekolahnya.
Waw... saya sih setuju tidak setuju dengan pernyataan ini. Setuju bila jumlah perbandingan guru dan muridnya memang realistis. Pelakukan pendekatan secara individu kepada anak memang hanya bisa dilakukan bila seorang guru tidak banyak memegang murid, jadi guru bisa bebas memberikan kepada anak yang kesulitan belajar dengan pendekatan yang disesuaikan dengan modalitas yang dimiliki anak. Baik itu Visual, Auditori ataupun kinestetik.
Kok jadi nulis pandangan pribadi.... intinya sih saya menyarankan kita semua harus membaca bukunya pak Munif yang berjudul "Orangtuanya Manusia".... Bukan promo, tapi kelihatannya memang seperti itu...
Satu kata apa yang bisa saya ambil dari apa yang diajarkan Pa Munif adalah mendidiklah dengan hati....
Saya percaya Pa Munif sudah melakukan itu, kebaikan hatinya, cintanya kepada anak-anak tergambar dari dedikasinya selama ini... Pandangannya yang teduh, ungkapan dan pikirannya memang selalu berpihak kepada anak. Beliau termasuk salah satu anggota Majelis Penguji Penataan Ulang Kurikulum 2014, janji beliau akan ada banyak perubahan di sistem pendidikan negara kita di tahun 2014 (bila tidak banyak perubahan politik yang berarti). Mudah-mudahan aja.
Ketika seorang penanya mendo'akan beliau menjadi Mentri Pendidikan Indonesia lebih dari seribu yang hadir mengaminkannya..... semoga saja...ada garis takdir yang menorehkan tinta Bapak Munif Chatib sebagai Mentri Pendidikan Indonesia... dan berubahlah sistem pendidikan kita.... Aamiin Allohumma Aamiin...
Kala penyelam menemukan harta karun
adalah masa bahagia
adalah masa eksistensi manusia terpancar.
Allah Mahaadil
memberi bakat dan minat kepada hamba Nya
ketika kelak anak kita punya profesi
yang bermanfaat buat banyak orang,
itulah hasil dari benih bakat yang kita jaga
(Munif Chatib)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Terima kasih telah mampir dan silakan tinggalkan jejak ^_^