Bismillah,
Aku bukan diriku yang dulu, yang selalu menuliskan apa pun dalam diary online ini, zaman MP dulu setiap momen tak lupa selalu kurekam dengan torehan untaian kataku. Tapi kini lihatlah apa yang terjadi, ketika Empi wafat, atau diwafatkan oleh yang punya kuasa, apakah aku patah hati ? Entahlah... yang jelas aku sudah lupa bagaimana memulainya.....
Padahal hidup adalah fana. Padahal roda selalu berputar. Padahal dunia bukan keabadian. Kita manusia, harus selalu siap menjalani episode kehidupan apapun yang telah ditentukan oleh yang maha untuknya. Tidak selamanya hidup penuh kepahitan, pun tidak selamanya hidup penuh dengan kebahagiaan. Kita manusia harus selalu siap, apa pun itu bentuknya.
Sebab dunia adalah fana, sebab hidup bukan keabadian, sebab raga hanyalah titipan, sebab engkau adalah bayangan. Ketika sedih menggelayut manja pada hidupmu, itulah saat engkau terdewasakan. Saat kebahagiaan mengiri langkahmu itulah saat engkau mendewasakan. Semua adalah kebaikan, semua adalah wujud kasih Nya, semua sudah diatur oleh yang maha dari yang maha.
Kala mimpimu tersekat sebuah skenario kehidupan, tinggalah kita mengolah rasa, mengolah kecewa menjadi syukur tiada hingga. Sebab kita bukanlah sang sutradara, sebab kita bukanlah sang penentu,sebab kita hanyalah pelakon yang hanya mempunyai ingin. Tak semua cita menjadi nyata, tak semua kehendak menjadi makna, tak semua harap harus menjadi. Hanyalah do'a yang harus terus terpanjat ketika usaha sudah ditunai.
Kecewa adalah manusiawi, sedih adalah kelumrahan, luka adalah bumbu kehidupan, bahagia adalah sebuah pilihan, tinggalah kita mengolah rasa menjadikannya syukur yang berbuah cinta karena ketetapan terbaik yang sudah Dia pastikan.
Kau tau..... ? Aku ingin membuat makna dalam hidup ini, aku ingin menebar benih yang bebuah manis, aku ingin membuat kuantum keindahan tiada tara. Mampukah ? Setelah jutaan detik yang tersia menggerogoti sisa usiaku apa yang bisa aku lakukan untuk menebusnya?
Ketika asa masih tersimpan, ketika harap tak tertimbun luka, ketika semangat masih membahana, ketika raga masih dirasuki jiwa, ketika bahagia tak membuat lupa, harapan itu tetaplah ada....
Wahai pemiilik kehidupanku, tunjukkilah sebuah jalan untuk quantum kebaikanku wahai pengabul pinta, bimbinglah sang jiwa rapuh ini dalam peluk hangatMu, dalam manis mencintaiMu. Jadikanlah masaku menjadi jauh lebih berarti untuk kehidupanku saat hari bertemu denganMu.. Jadikanlah harapku adalah kehendakMu.
Ya Robbana.....Jadikanlah mimpiku bersimpuh menemani ibu tercinta di tanah harram, rumah sucimu adalah nyata, adalah kehendakMu yang Kau mudahkan jalan jalannya.
Aamiin Allohumma Aamiin.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Terima kasih telah mampir dan silakan tinggalkan jejak ^_^