"Ada..ke kanan,lebih deket katanya, tapi saya ga pernah mencoba.." Jawabku sambil melangkahkan kaki ke arah kiri seperti biasa. Adikku menarik tanganku. Walau penuh keraguan saya mengikutinya dan taraaa hanya hitungan menit kami sampai di jalan besar menuju angkot. Saya benar-benar dibuat takjub, berbulan-bulan saya lalui jalan ini dengan rute yang sama dengan jarak yang lumayan jauh hampir satu kilometer. Tapi begitu mengajak adikku sekali saja, saya menemukan rute yang begitu dekat, menyingkat jarak dan waktu yang cukup banyak. Begitu takut dan ragunya saya untuk memulai sesuatu yang baru.....
Saya masih ingat betul peristiwa belasan tahun lalu itu, peristiwa yang menyadarkan saya bahwa saya memang sangat otak kiri. Terstruktur, rutinitas logis matematis sementara adikku adalah seorang yang berani mencoba hal yang baru dan kreatif.... Tapi peristiwa itu baru sebatas penyadaran, tidak lantas mengubah diri dalam tindakan.
Sekolah, kuliah, bekerja, menikah, punya anak berhenti bekerja, hidup saya lurus-lurus saja, tapi bukan berarti membosankan, saya menikmatinya bahkan saya jadi merasa ada pada zona nyaman. Sampai pada satu titik ketika saya menghadapi keadaan yang memang sudah Allah SWT terbaik untuk saya dan keluarga. Kondisi dimana saya dan suami memang benar-benar harus membuka usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup kami dengan lima anak.
Karena keteteran akhirnya rumah makan kami tutup, fokus pada laundry saja. Ternyata kegagalan yang selama ini saya takutkan ketika dialami langsung tidak seseram bayangan sebelum betul-betul dialami. Justru saya akhirnya bisa menikmati kegagalan demi kegagalan sebagai sebuah proses dari sebuah perjuangan. Little Voice yang menghambat melangkah untuk maju itu memang harus ditaklukan dengan tekad dan optimisme. Kini kegagalan-kegagalan yang saya alami saya anggap sebagai pelajaran yang sangat berharga. Pelajaran yang tidak akan saya dapatkan kalau saya tidak mencobanya.
Kini walau suami sudah memiliki penghasilan tetap kembali, saya akan terus berusaha menjadi seorang mompreneur walau dengan tertatih, walau mungkin akan ada air mata dalam prosesnya. Tapi saya senang telah berhasil, ya berhasil menghalau bisikan kecil yang menghambat saya untuk melangkah. Bahagia karena telah #BeraniLebih menghadapi kegagalan.
Facebook: Ida Tahmidah
Twitter : IdaTahmidah1
Tulisan Ini Diikutsertakan dalam Kompetisi Tulisan Pendek #BeraniLebih di Blog
Saya juga mnulis #BeraniLebih Tegar Menghadapi Kegagalan. mampir ya mak.. Blogku di www.duniasinta.blogspot.com ^^
BalasHapusAlhamdulillaah..., semoga suaha laundrinya semakin sukses dan berkah ya, Mbak :)
BalasHapus