Hati - hati dengan hati ... :) Sumber: Suararakyatindonesia.org |
Kalau sehari-harinya kita kebanyakan nonton sinetron, maka yang ada dikepalanya dan apa yang dikeluarkannya pastilah banyak tentang sinetron. Padahal sangat disayangkan waktu dibuang percuma untuk menonton sesuatu yang kurang bermanfaat. Banyak hal lain yang bisa kita lakukan yang lebih bermanfaat dari pada sekedar menonton sinetron atau film dan sejenisnya yang melalaikan.
Passion kita di musik maka sehari-harinya kita akan banyak bergelut dengan musik, padahal musik dapat mengeraskan hati, kecuali musik yang berisi dakwah yang mengingatkan manusia pada kebesaran Allah, mengingatkan kita pada kampung akhirat. Imam Syafi’i dalam kitab Al Qodho’ berkata,
“Nyanyian adalah kesia-siaan yang dibenci, bahkan menyerupai perkara batil. Barangsiapa memperbanyak nyanyian maka dia adalah orang yang dungu, kesaksiannya tidak dapat diterima.”
Rasulullaah Shallallaahu ‘Alayhi wa Sallam bersabda,
“Sungguh akan ada di antara umatku, kaum yang menghalalkan zina, sutera, khamr dan musik.” [HR. Bukhari dan Abu Dawud]
Kadang kita begitu mudah mendeteksi penyakit fisik kita, pusing, flu pilek demam, kita akan segera sibuk mencari obatnya. Terlebih penyakit - penyakit berat seperti kanker, jantung, ginjal dan lainnya kita akan sangat sibuk dan direpotkan olehnya. Tetapi ketika hati kita yang sakit kita tidak sibuk mengobatinya bahkan kita malah tidak menyadarinya. Padahal penyakit fisik kita tidak lebih berbahaya dari penyakit yang menimpa manusia, karena dampak penyakit hati lebih besar bagi dirinya maupun bagi lingkungan di sekitarnya.
Macam-macam penyakit hati yang berbahaya diantaranya adalah sombong, takabur, cinta dunia, iri hati, dengki, panjang angan-angan, su'udzon riya dan sebagainya. Penyakit hati inilah yang sering tidak kita sadari keberadaannya dalam diri kita.
Ada tiga kondisi hati dalam diri manusia ;
1. Qolbun Salim (hati yang besih)
Inilah kondisi hati yang sehat, tentu kita semua sangat mengidamkan memiliki hati yang sehat seperti ini. Hati yang sehat adalah hati yang selamat dari penghambaan kepada dunia dan seisinya. Hatinya bersih dari penyakit-penyakit hati yang mengotorinya. Kehidupannya dipenuhi dengan ketaatan kepada Allah SWT, menjauhi dari perbuatan yang tidak berguna dan sia-sia. Lidah nya dipenuhi dengan dzikir dan ucapan yang penuh kebaikan. Perbuatannya hanya semata-mata ikhlas karena Allah SWT. Hati seperti inilah yang akan selamat di akhirat nanti Firman Allah SWT,
يَوْمَ لا يَنْفَعُ مَالٌ وَلا بَنُونَ , إِلا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
“(Yaitu) di hari harta dan anak-anak
laki-laki tiada lagi berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah
dengan hati yang bersih.” (QS. Asy-Syu’ara’: 88-89).
2. Qolbun Mayyit (Hati yang mati)
Kondisi hati yang kedua adalah hati yang mati, tidak ada kehidupan di dalamnya. Ia tidak mengenal Rabbnya, ia selalu mengikuti hawa nafsunya akan kelezatan nafsu duniawi. Jika ia memberi maka ia memberi karena hawa nafsunya, jika ia menolak maka ia menolak karena hawa nafsunya. Ia sudah buta dan tuli kecuali pada kebatilan. Bergaul dengan orang yang memiliki hati seperti ini adalah racun, menjadi temannya merupakan awal kehancuran.
3. Hati yang sakit
Kondisi hati yang kedua adalah hati yang sakit, ia hidup tidak mati, tetapi ia cacat, memiliki penyakit. Ia memiliki dua materi yang saling tarik menarik antara satu dengan yang lainnya. Saat ia memenangkannya maka ada ketaatan, ketundukan, keimanan , ketawakalan bahkan kecintaan pada Allah SWT. Namun di dalamnya juga terdapat kecintaan pada dunia dan keinginan keras untuk meraihnya, ada riya, sombong, takabur, bangga diri, tinggi hati, ingin dipuji, senang menggunjing. Inilah tarikan yang menghancurkan dan mencelakakan. Ia diuji oleh dua penyeru ketaatan kepada Allah SWT dan rasulnya serta hari akhirat sedang seruan lainnya kepada hawa nafsu dan kenikmatan sesaat.
Itulah tiga kondisi hati yang ada pada manusia. Semoga hati kita termasuk pada hati yang selamat yang diseru oleh Allah dengan panggilan wahai jiwa yang tenang. Kita harus bisa dan berusaha meraih kondisi hati ini dengan jihad (bersungguh-sungguh) dalam meraihnya. Isilah waktu kita dengan perbuatan yang terbaik dipenuhi dengan ketaatan dan menjauhkan dari larangannya. Menjauhkan diri dari perbuatan tercela seperti membuang waktu untuk hal yang tidak berguna, mengumpat dan mencela. Basahi lidah kita dengan dzikir dan istighfar, isi hari-hari kita dengan penuh ketaatan kepadaNya. Menerima, mendahulukan dan mencintai kebenaran......
Marilah kita sama-sama memperbaiki diri kita semua dan mendeteksi hati-hati kita. Seandainya charge ramdhan karim yang baru beberap bulan berlalu tidak berhasil membuat diri kita menjadi pribadi lebih baik mari kita sama-sama bertaubat kepada Nya, jangan sampai kita menyesali kehidupan kita nanti di keabadian.
Duh dalem banget artikelnya mbak, tapi bener sih hati yang sakit atau pun mati itu yang bisa ngobatin secara benar hanya sang empunya hati. Makasih sharingnya ya :D
BalasHapusSama-sama Mak :)
HapusJadi meraba hati, kira2 kondisi hati sy nomer brpa ya. Makasih Mak, tulisannya jadi pengingat diri.
BalasHapusIya mba... ini saya jg sambil intropeksi :)
HapusMudah-mudahan kita tidak memiliki hati yang sakit
BalasHapusAamiin...mudah2an ya... harus perbaiki diri dan evaluasi diri
Hapusthanks for sharing maak
BalasHapussalam
www.liza-fathia.com
Sama-sama mak :)
Hapusmedsos taaah... suka bikin hati saya berpenyakit, hehehe... ngobatinnya pindah ke blog
BalasHapushihi....pengen sih ngumbar ke keselan di medsos tapi jadi malah rame ah :)
Hapus:") iya semoga kita bisa menjaga hati ya mbak..biar g sakit...aka baper2 geje
BalasHapussiiippp maks keren :)
Hapussalam kenal mbak Ida...
BalasHapussemoga kita semua masuk dalam kategori : Qolbun salim ya...aamiin...
Salam kenal kembali... Aamiin :)
Hapusaduh mbak suka banget baca postingannya, bikin adem hati
BalasHapusAlhamdulillah kalau bermanfaat :)
Hapus