Walau saya tipe kertas kering yang sulit merekam memori, tapi ternyata ada hal-hal yang selalu saya ingat, biasanya sih itu peristiwa yang memang luar biasa. Masa kecil saya ada di tiga tempat, pertama di Bandung di sebuah gang kecil bernama Gang Haji Umar, sebuah gang yang terletak di tengah kota Bandung. Kedua di sebuah perumahan di Cimahi dan ketiga di sebuah perumahan di bilangan Kopo Sayati. Peristiwa yang terekam erat memang peristiwa luar biasa yang terkadang memang sangat menyenangkan tapi terkadang yang tidak mengenakan.
Masih terekam dalam ingatan sebuah peristiwa cukup tragis menimpa saya kecil. Saat itu saya ingin membuat susu kental manis, sementara ibu saya sedang tiduran di kasur mungkin sedang menyusui adik saya, saya tidak ingat pastinya. Akhirnya ibu saya meminta saya untuk membuat sendiri susu itu dengan pengawasannya di atas kasur karena memang letak meja tepat di depan kasur. Saya kecil menjangkau termos panas yang ada di atas meja, sayangnya tubuh pendek saya tidak mampu memegangnya dengan baik, akhirnya tumpahlah air panas yang ada di termos itu ke wajah dan tubuh saya. Alhasil saya pun menjerit-jerit kesakitan, kulit pun melepuh karena saya gosok-gosok dengan tangan karena kepanasan. Segera saya dibawa ke mantri langganan yang letaknya dekat dengan rumah.
Yang saya ingat, saya dikasih obat yang bau anyirnya minta ampun, sejak itu sepupu saya yang juga teman terdekat saya malah menjauh karena ga kuat dengan bau obatnya yang memang anyir. Begitu pun teman-teman sebelah rumah tak ada lagi yang mau bermain dengan saya, Tentu saja saya sedih tak memiliki teman lagi. Luka di badan tentulah sakit ditambah juga luka hati karena ditinggal teman-teman. Lama saya tidak sekolah karena luka belum sembuh juga, saat itu usia saya masih sekitar lima tahun masih duduk di taman kanak-kanak.
Luka tak jua kunjung kering, tetapi mungkin karena tidak ada uang lebih, ibu saya tetap membiarkan saya berobat ke mantri langganannya. Beruntung ada ua kakak ibu yang tinggal dekat sekolah saya yang mempunyai kakak ipar dokter spesialis kulit, dikasih obat seperti tensoplas besar juga salep yang wanginya pun saya suka, tak lama kemudian saya pun sembuh. Beruntungnya luka bekas lepuhan tak berbekas sampai saya dewasa.
saya no 2 dari kiri diapit adik2. ada Dadi dan Nila juga |
Beruntungnya saya tinggal dengan Ua, karena Ua sangat memanjakan anak-anaknya dengan buku-buku cerita. Di rumah itulah semangat membaca saya waktu kecil tumbuh. Bacaan seperti karya Karl May dengan tokohnya Old Shatterhand dan Winnetou komplit mereka punyai, Selain itu Ua selalu membeli buku seri Nina di tiap edisi barunya, novel-novel detektif karya Agatha Christie rutin Ua pinjam dari perpustakaan kantornya. Ua juga langganan majalah Femina yang ditengahnya masih ada majalah untuk anak bernama Bimba. Untuk A Toni Ua pun berlangganan majalah Hai.
Pokoknya masa kecil saya dimanjakan dengan buku-buku walau tanpa mampu membeli. Belum lagi buku-buku Tintin, Lima Sekawan, Sapta Siaga dan Pasukan Mau Tahu yang bisa saya pinjam dengan bebas dari teman-teman di Sekolah. Satu-satunya buku yang dibelikan ayah saya adalah buku wayang berjudur Lahirnya Kalasrenggi yang bersambung ke buku Dendam Kalasrenggi, Masih ingat betul karena penasaran dengan sambungannya dan tak pernah kesampaian membacanya hihi...Majalah Bobo saya dapatkan dari Ua yang rumahnya dekat dengan sekolah, majalah bekas berkarung-karung dikirimi ke rumah hingga saya teringat betul dengan kisah-kisah seperti Deni Manusia Ikan, Bona dan Rongrong, Si Sirik dan Juwita dan lain-lain.
Ua pameget sebelum menikah dengan Ua istri sempat menikah dan memiliki tiga anak laki-laki. Dua diantaranya yaitu A Tito dan A Tino sering tidur di rumah Gg Haji Umar. Saya ingat sebuah peristiwa dimana suatu saat takala maghrib tiba saya dipaksa pulang oleh A Tino, ditarik dan dipaksa akhirnya saya pun menangis kesakitan. Kesal dengan perbuatan A Tino saya nangis sejadi-jadinya dan bilang bahwa tangan saya terkilir. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah saya kesal dan marah sama A Tino karena lagi senang main diajak pulang secara paksa, tangan saya tidak terlalu sakit sebenarnya. Alhasil A Tino dimarahin ibu saya, dan saya dibawa ke tukang urut.... hahaha...itulah satu-satunya kenakalan saya yang saya ingat waktu kecil. Kalau diingat-ingat saya jadi suka merasa berdosa sama A Tino karena membuat A Tino dimarahi Ua dan ibu saya..
Saat ulang tahun Nonon saya no 1 dari kiri,adik ke 1, Nonon, Adik ke 2 dan Nila |
Permainan-permainan saat kecil kebanyakan yang saya ingat adalah saat rumah masih di Gang Haji Umar seperti bermain plastik dan kartu. Dua-duanya kalau saya ingat-ingat sih sebuah permainan yang mengandung unsur judi karena memakai bayaran kalau kalah, tapi saya kecil tidak paham malah itu semua menjadi permainan yang menyenangkan.
Banyak lagi hal yang menyenangkan yang terjadi di Gang Haji Umar tapi kalau saya ceritakan pasti akan terlalu panjang. Teman-teman di Gang Haji Umar tidak terlalu banyak, tetangga sebelah kanan adalah teman-taman terdekat saya. Ada Teh Intan, Dian, Nila dan Dadi.
Di Gang Haji Umar saya hanya sampai kelas dua, setelah itu pindah ke Cimahi, tidak terlalu banyak kenangan di sana karena memang waktu saya banyak habis di jalan. Bandung - Cimahi saat itu terasa jauh sekali. Hanya tiga tahun di Cimahi selanjutnya pindah ke Kopo Sayati, rumah yang sampai sekarang masih ibu saya tempati.
Itulah kisah masa kecilku yang masih bisa saya ingat....Ah Time...flies so fast. Dulu saya seorang anak yang manis ..ehm hihi.... Kini malah sudah memiliki lima orang anak...
Saya juga termasuk yang gampang lupa dg kejadian2 masa lalu. Tapi pasti ada kejadian yg melekat kuat di ingatan ya, Mbak... :)
BalasHapusBahagia ya mak dari kecil udah dikenalin karya2 kece kaya Karl May gitu. :) salam kenal
BalasHapusWah...masih ingat detail ya mbak, masa kecilnya.
BalasHapusSepertinya anak yg manis dan penurut ya mbak.hehe
masa lalu... pasti ingat..tapi kepedihannya..jangan terlalu dirasakan...
BalasHapus