blog perempuan|blog kuliner|blog review|blog fashion|blogger bandung|blogger indonesia

2 Jul 2016

13 Tanda Orang yang Gagal Meraih Keutamaan Ramadhan


13 Tabda Orang yang Gagal Meraih Keutamaan Ramadhan  Hari Raya Iedul Fitri di depan mata, Ramadhan yang mulia sebentar lagi akan kita tinggalkan.  Entah kita masih diberi waktu atau tidak untuk bisa bertemu kembali dengannya.  Ramadhan yang katanya penuh kemulian, bulan spesial untuk umat Islam, tetapi terkadang kita memperlakukannya tidak spesial.

“Beberapa banyak orang yang berpuasa namun ia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan dahaga…” (HR Bukhari dari Muslim)

Sukseskah Ramadhan kita ? Yuk kita intropeksi dengan tanda-tanda orang yang gagal meraih keutamaan Ramadhan.  Semoga bisa menjadikan kita mengevaluasi diri...

Tidak optimal melakukan warming up alias pemanasan sebelum Ramadhan

Rasulullah dan para sahabat mencontohkan, mereka melakukan persiapan jauh sebelum Ramadhan tiba.  Bahkan khusus di bulan Rajab dan Sya'ban Rasulullah banyak melakukan shaum sunnah.  Pemanasan memang perlu agar saat memasuki bulan Ramadhan kita dalam kondisi yang kondusif dalam menghadapinya, hingga bisa optimal dalam menjalani bulan Ramadhan.

Saat target membaca al qur'an tidak dapat kita lampaui

Membaca Al Qur'an adalah ibadah yang dikhususkan saat bulan Ramadhan karena Al Qur'an diturunkan di bulan ini.  Selama Ramadhan kita harus memperbanyak bacaan al qur'an kita. Selama Ramadhan minimal satu juz harus bisa kita lampaui, karena ini adalah target minimal yang Rasulullah anjurkan.  Kalau terbiasa dalam satu bulan satu juz maka bulan ini harus lebih banyak lagi

Syaidina Umar bertanya pada Rasulullah :“Berapa lama sebaiknya seseorang menghatamkan al-Qur’an. Rasul menjawab, “Satu kali dalam satu bulan”. Abdullah bin Umar mengatakan,” Aku mampu untuk lebih lebih dari satu kali khatam dalam satu bulan.” Rasul berkata lagi, “Kalau begitu, bacalah dalam satu pekan.” Tapi Abdullah bin Umar masih mengatakan bahwa dirinya masih mampu membaca seluruh al-Qur’an lebih cepat dari satu pekan. Kemudian Rasul mengatakan ,”Kalau begitu, bacalah dalam tiga hari “.

Malas menjalankan ibadah sunnah termasuk qiyamul lail 

Saat bulan Ramadhan adalah saat bulan ibadah, kita diharuskan meningkatkan amal ibadah di bulan ini.  Bulan ini amal ibadah kita diganjar dengan pahala yang berlipat ganda.  Kita tak akan mendapatkan  diskon pahala yang berlipat-lipat   kecuali di bulan ini. Alangkah ruginya kalau kita tidak memanfaatkannya untuk persiapan perbekalan di hari akhir.

Saat shaum di bulan Ramadhan tidak menjadikan kita menjauhkan diri dari memandang yang haram.

Shaum atau puasanya dibulan Ramadhan nyaris tidak membuatnya berubah, mungkin secara hukum puasanya syah tetapi ia tidak mendapatkan substansi dari puasa itu sendiri.  Pandangan matanya saja masih belum mampu ia jaga.

Saat shaum di bulan Ramadhan tidak menjadikan kita mampu menjaga mulut kita

Shaum Ramadhan tidak menjadikan dirinya mampu menjaga diri dari menggunjing keburukan orang lain, mengumpat, berdusta atau berkata kasar.
 Rasulullah berpesan, adakalanya kalimat buruk yang sering diucapkan oleh seseorang, tapi karena Allah tidak ridha dengan kalimat itu, orang tersebut dimasukan kedalam neraka (HR. Ahmad).

Saat shaum Ramadhan tidak menjadikan kita menjauhi dari perbuatan sia-sia.

Termasuk gagal saat kita masih mampu membuang-buang modal kehidupan ini yaitu sang WAKTU, menggunakannya untuk hal yang sia-sia bahkan untuk bermaksiat kepada Allah SWT, hura-hura.  membuangnya percuma bukan untuk melakukan kebaikan.  Disiplin di bulan Ramadhan harusnya membekas dalam dirinya untuk cinta keteraturan, ketertiban dan ketaatan.

Saat bulan Ramadhan tidak dioptimalkan untuk banyak berinfak, bersedekah, menyantuni fakir miskin

Digambarkan di dalam hadist Rasulullah SAW menjadi sosok yang paling murah dan darmawan di bulan Ramadhan, hingga kedermawanannya mengalahkan angin yang tertiup.  Artinya Rasulullah sudah sangat teramat dermawan menambah kedermawanannya di bulan Ramadhan ini.

Tidak bersemangat menyiarkan syiar Islam

Salah satu bentuk dari ketakwaan kita adalah semangat untuk menyebarkan agama ini, menyebarkan kebaikan.  Jangankan menyiarkan kebaikan, bahkan banyak dari kita yang terkadang terpancing untuk turut dalam agenda musuh Islam untuk membuat Islam semakin terpuruk, buruk di mata manusia.

Motivasi hidup berjamaah yang rendah

Satu helai sapu lidi ia tak mampu membersihkan dengan baik, tetapi ketika sapu lidi itu berkumpul ia memiliki kekuatan yang besar untuk membersihkan dan menyingkirkan setumpuk kotoran yang banyak.
Ramadhan seharusnya menguatkan motivasi untuk hidup berjamaah. Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalanNya dalam satu barisan yang teratur, seakan-akan mereka seperti bangunan yang tersusun kokoh” [61:4]

Kikir dan haus pada harta

Cinta dunia dan mengumpulkan harta terus menerus seakan kita pulang akan membawanya.  Merasa sayang untuk menginfakkannya karena merasa sudah berupaya mati-matian meraihnya.

Jika saat berbuka puasa  menjadi saat melahap semua keinginan nafsunya yang tertahan 

Menjadikan saat berbuka sebagai kesempatan “balas dendam” dari upaya melawan hawa lapar dan haus selama siang hari. Kalau ini sampai  terjadi  ini nilai puasa akan hilang. Nilai pendidikan dari Shaum di bulan Ramadhan menjadi kecil dan lemah,  Saat upaya mengendalikan hawa nafsu dan menahan lapar dan haus itu hancur oleh pelampiasan nafsu yang dihempaskan pada saat berbuka puasa.

Sibuk mempersiapkan persiapan lahir saat Ramadhan akan berakhir

Hati-hati ini sering kita alami, saat hari-hari menjelang Idul Fitri sibuk dengan persiapan lahir, sampai melupakan untuk  berbekal  sebanyak-banyaknya pada 10 malam terakhir untuk memperbanyak ibadah. Lebih sibuk mempersiapkan perayaan Idul Fitri lupa persiapan perpisahan dengan bulan yang mulia ini.

Setelah bulan Ramadhan, banyak ibadah yang ditinggalkan

Kebaikan dan semangat beribadah di bulan Ramadhan hilang sesaat setelah bulan ini pergi.  Idul Fitri seperti kemerdekaan dari sebuah penjara.  Amalan-amalan kebaikan hilang, kebiasaan buruk pun bermunculan kembali.

Semoga bisa menjadi bahan mengevaluasi diri sendiri.  Mumpung masih ada beberapa hari tersisa, semoga kita bisa memanfaatkannya....

14 komentar:

  1. Astaghfirullah. Makasih remindernya mbak. Semoga makin konsisten beribadah setelah Ramadhan

    BalasHapus
  2. selfreminder tuk saya. Semoga Allah berkenan mempertemukan saya dengan Ramadhan di tahun mendatang dan lebih baik lagi.

    BalasHapus
  3. Ya Allah. Target tilawah ku masih jauh. Sedih. Thank you buat selfreminder nya mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama mba...ini juga ngingetin diri sendiri :)

      Hapus
  4. makasih telah diingatkan mbak ;)

    BalasHapus
  5. Aduh, saya tadarusnya nggak sampe khatam. Selain nggak setiap hari, juga sekali baca biasanya nggak sama panjangnya. Kemarin 5 halaman, hari ini cuma 2 halaman. Jadinya lama :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo semangat...diperbanyak tilawahnya :) *ngingetin diri juga :D

      Hapus
  6. astaghfirullah, saya kah itu.. makasih mbak sudah mengingatkan..

    BalasHapus
  7. makasih teh ida udah ngingetin ya, hiks
    masih banyak kekurangan ternyata niy :D

    BalasHapus
  8. Sama-sama teh Nchie... ini ngingetin diri sendiri juga :)

    BalasHapus
  9. makasih teh, mudah2an stelah ramadhan, saya msh bisa tetap konsisten ibadahnya

    BalasHapus

Terima kasih telah mampir dan silakan tinggalkan jejak ^_^