8 Tips Manajemen Keuangan Keluarga Memenej keuangan keluarga seyogyanya dilakukan sejak awal pernikahan. Mengapa? Karena masa-masa awal pernikahan biaya hidup yang dibutuhkan belum sebesar apabila anggota keluarga sudah mulai bertambah. Jangan sampai aji mumpung, merasa belum banyak kebutuhan hidup hingga keuangan keluarga kita tidak termenej dengan baik. Membeli sesuatu berdasarkan keinginan bukan apa yang dibutuhkan.
Awal-awal pernikahan itu masa-masa yang tepat untuk membangun keuangan keluarga secara sehat untuk jangka panjang. Sayangnya banyak pasangan muda yang tidak dibekali kemampuan memenej keuangan ketika memasuki periode baru dalam kehidupannya. Hingga ketika menikah merasa memiliki banyak uang karena sumber penghasilan bertambah. Tidak ingat jangka panjang bahwa kelak suatu saat akan banyak kebutuhan.
Untuk itu saat usia muda mulailah mengelolanya dengan baik, mumpung tenaga kita masih kuat serta kebutuhan hidup masih belum terlalu banyak. Lalu bagaimana caranya mengelola keuangan agar bisa berjalan dengan baik? Yuk kita simak tips berikut ini.
1. Mengetahui Semua Aspek Keuangan Kita
Pertama yang harus kita lakukan adalah mengetahui berapa pemasukan kita seluruhnya per bulannya. Kemudian setelah itu kita harus mengetahui pula berapa jumlah tagihan-tagihan serta biaya kebutuhan hidup yang harus kita keluarkan tiap bulannya.
2. Membuat Perencanaan Keuangan
Setelah memahami seluruh aspek keuangan kita, baik pemasukan maupun pengeluaran maka kita harus membuat perencanaan keuangan. Aturlah semua uang yang kita mililki, akan digunakan untuk apa saja dan berapa yang akan kita simpan.
3. Pay Yourself First
Ingat Pay Yourself First, seberapa besar uang kita kalau tidak dikelola dengan baik, akan terasa terus kurang. Oleh karena itu menabung kita lakukan di awal mendapat uang jangan sampai dilakukan dari sisa pengeluaran. Buatlah tabungan bersama serta peruntukannya yang kita bagi berdasarkan jangka waktu. Untuk kebutuhan jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
4. Mencari Pemasukan Tambahan
Apabila memungkinkan carilah pemasukan tambahan. Contoh kecil adalah seperti yang dilakukan seorang guru. Saat ia pergi ke sekolah untuk mengajar ia membawa camilan atau barang dagangan untuk dititipkan di kantin mislnya. Atau seperti seorang teman yang membawa lauk pauk saat mengantarkan anaknya sekolah untuk dijual kepada para orang tua atau makan siang para guru di sekolah tersebut.
5. Membedakan Antara Kebutuhan dan Keinginan
Membedakan antara kebutuhan dan keinginan memang penting karena keduanya terkadang mirip satu sama lain. Kadang kita kesulitan untuk membedakan apakah ini kebutuhan atau keinginan. Cara yang tepat untuk membedakannya adalah dengan membuat daftar kebutuhan dan daftar keinginan. Buatlah ceklist untuk kebutuhan dan keinginan yang sudah kita penuhi. Usahakan penuhi kebutuhan dulu baru sesekali kita penuhi keinginan kita.
6. Buatlah Target Jangka Panjang
Dengan membuat target jangka panjang kita akan fokus untuk mencapai target itu hingga terhindar dari pemborosan-pemborosan yang terkadang tidak kita sadari.
7. Hindari Hutang
Hindari hutang semampu kita. Kadang hutang menjadi suatu kebiasaan karena mudah dilakukan seperti misalnya karena menggunakan kartu kredit. Proses pembayaran yang mudah dilakukan dengan kartu kredit terkadang membuat kita menjadi konsumtif kalau tidak mampu menahan diri. Di sisi lain kartu kredit juga dibutuhkan. Jadi kita harus bisa mendisiplinkan diri untuk menghindari kebiasaan berhutang
8. Modis
Yang masih belum bisa disiplin itu poin nomor 5. Nanti udah ditulis apa-apa saja yang diinginkan dan dibutuhkan, dibuat skala prioritasnya, etapi masih suka goyah akhirnya kebeli juga hanya karena ingin :(. Emang ya, manajemen keuangan itu juga butuh disiplin serta komitmen yang benar-benar kuat.
BalasHapusKalau saya atur keuangan itu suami hihihi. Apalagi kalau jangka panjang. Emang sayanya aja yang gak mau :D
BalasHapusaku termasuk yang boros sih.. makanya aku serahin ke suami saja buat ngurus keuangan, aku tinggal minta dibayarin biasanya.
BalasHapusSaya belum bisa mengatur keuangan soalnya bukan pekerja tetap juga huhu.
BalasHapusAlhamdulillah selama saya nerapin sistem amplop untuk keuangan rumah tangga, di tanggal tua masih bisa memenuhi kebutuhan ^_^
BalasHapusTerimakasih tipsnya Mba Ida..! :)
Terima kasih tulisannya menginspirasi tuk jadi acuan.
BalasHapusOther job for other income memang udah saya terapkan sejak beberapa tahun. Modis memang salah satu solusi juga untuk mengurangi pengeluaran, asal untuk kebutuhan.
BalasHapusSaya emang masih suka keteteran memanage keuangan.. tp untungnya sya bukan pribadi yang suka belanja-blanji.. kecuali kebutuhan rt dan anak sekolah.. :D
BalasHapusYang nomor 5 itu susaaaah. Kadang ada aja pembenaran yang membuat keinginan seolah menjadi sebuah kebutuhan. Hiks.
BalasHapusYang nomor 5 itu susaaaah. Kadang ada aja pembenaran yang membuat keinginan seolah menjadi sebuah kebutuhan. Hiks.
BalasHapussaya diberi uang oleh suami hanya utk belanja dan kebutuhan anak, urusan nabung suami aja soalnya merasa emang paling ga nahan buat belanja
BalasHapusSepakat sama nabung itu harus didahulukan :)
BalasHapusBunda hidup pas pasan bingit ngga bisa nabung, yang bisa di utamakan nabung doa.
BalasHapusthanks sarannya
BalasHapuscocok pisan tipsnya dan yg paling menohok pay yourself first tea, awal bulan ditabung tengah bulan "dikurihit" lagih :D
BalasHapusLengkap nih, tp saya blum pernah bikin target2an hiks...
BalasHapusKalau tidak saling mengerti pasti bisa selalu kurang dan kurang .
BalasHapus