KiatMemaksimalkan Masa Keemasan Anak Anak adalah anugrah
yang teramat berharga dalam sebuah kehidupan berumah tangga, tetapi sekaligus
juga merupakan amanah yang harus kita pertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT
kelak. Oleh karena itu kita harus menjaga
dan mendidiknya agar ia tetap berada dalam fitrah kesuciannya. Yang harus orang tua pahami, ketika kita
sedang mendidik anak-anak berarti juga kita sedang membangun sebuah
peradaban. Karena mereka semua, adalah
penentu masa depan peradaban kita semua.
Semua orang tua pasti
menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya, sayangnya masih banyak orang tua
yang salah kaprah dalam pola asuh serta salah dalam cara mendidik mereka. Bukan hal yang mengherankan sebenarnya karena
kita para orang tua umumnya tidak dibekali pembekalan yang cukup untuk mendidik
mereka. Hingga banyak diantara orang tua
dalam mendidik anak-anak dengan cara trial
and error atau meraba-raba.
Sangat disayangkan
sebenarnya karena ada saat-saat dimana masa itu merupakan masa keemasan bagi
perkembangan seorang anak. Kalau kita
tidak memiliki pengetahuan yang cukup masa itu bisa saja terlewati begitu saja
karena ketidaktahuan kita sebagai orang tua.
Kapankah masa itu? Ya saat empat sampai
lima tahun pertama dalam kehidupannya.
Masa ini biasa kita sebut sebagia masa Golden Age atau masa-masa
keemasan seorang anak atau biasa disebut juga “Masa-masa penting yang tidak
dapat diulang”
Disebut masa keemasan
karena pada saat usia 0-5 tahun inilah masa dimana anak berkembang secara
optimal. Pada masa ini anak menunjukkan
perkembangan terbaiknya baik fisik maupun otak.
50% kecerdasannya terbentuk pada saat golden age ini. Sisanya perkembangan otaknya terbentuk
bertahap hingga ia usia dewasa. Makanya
sangat disayangkan kalau masa ini terlewati begitu saja tanpa ada stimulasi
yang cukup dari kita orang tuanya. Padahal masa ini adalah masa yang tepat untuk mengotimalkan kecerdasan
anak baik itu intelektual, emosional maupun spiritualnya.
Berikut
ini beberapa tips agar momen Golden Age dapat kita maksimalkan perkembangannya:
Saat
Masih dalam Kandungan
Masa-masa golden age
berawal dari saat anak terbentuk dalam kandungan. Perkembangan semasa masih janin ini sangat
penting untuk diperhatikan. Saat hamil seorang ibu hamil harus berusaha makan yang
mencukupi untuk kebutuhan dirinya dan sang janin. Makanan yang dikonsumsi ibu hamil harus
makanan sehat yang banyak mengandung
protein dan mineral. Hindari asap
rokok, istirahatlah yang cukup, olah raga teratur, jauhi stress dan berupaya untuk selalu merasa
gembira. Hal ini nanti akan berpengaruh pada perkembangan emosi anak kelak.
Ajaklah janin
berkomunikasi baik itu secara verbal maupun dengan sentuhan atau usapan di
perut sang ibu. Sering-seringlah
memperdengarkan murotal al qur’an agar ia merasa tenang dan nyaman. Selain itu juga dengan sering memperdengarkan
al qur’an akan membuat janin terbiasa mendengarkan sehingga kelak akan lebih
mudah baginya untuk menghapalnya.
Saat
Setelah Lahir ke Dunia
Ketika seorang bayi
lahir di muka bumi ini, saat inilah merupakan saat yang tepat untuk mulai
menstimulasinya. Berilah dia gizi yang
cukup dengan memberikan makanan yang terbaik untuknya yaitu Air Susu Ibu yang
harus diberikan sampai anak usia dua tahun.
Hal ini juga tercantum di dalam al qur’an yaitu QS Al Baqarah ayat 233
"Para
ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang
ingin menyempurnakan penyusuan," (QS al-Baqarah [2]:
233).
ASI adalah makanan
terbaik untuk bayi, tidak ada makanan lain yang dapat menggantikan keistimewaan
ASI hatta itu susu sapi kalengan yang diklaim produsennya sebagai produk
terbaik sekalipun. Selain terjaga
kebersihannya dan selalu segar, ASI mengandung gizi paling sempurna untuk
pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak.
Dengan ASI pertumbuhan sel otak tumbuh optimal karena kandungan protein
khusus yaitu Taurin selain juga mengandung laktosa dan asam lemak ikatan
panjang yang jauh lebih banyak dari susu sapi.
Pemberian ASI juga mempererat ikatan batin antara ibu dan bayi.
Stimulasi
Penting Lainnya :
Berilah anak rangsangan
spiritual sejak dini. Anak adalah peniru
ulung oleh karena itu beri tauladan yang baik padanya. Biasakan memperdengarkan al qur’an sejak
dini, memperlihatkan aktivitas ritual
kita padanya seperti sholat tepat waktu, mengaji, berdo’a dan berdzikir. Selalu memberikan contoh-contoh kebaikan
padanya.
Mengasah kecerdasan
emosi dan sosialnya dengan cara pemberian kasih sayang, perhatian dan rasa aman
dan nyaman padanya.
Memberikan anak
kebebasan untuk bereksplorasi dan berekspresi sejauh itu aman baginya hal ini
membantu merangsang otak anak untuk berpikir kritis mengolah pengalaman
barunya.
Memberikan mainan edukatif
yang bermanfaat untuk menstimulasi semua inderanya, tentu saja mainan yang kita
berikan harus aman dan disesuaikan dengan usianya.
Tidak memberikan target
dan membanding-bandingkan dengan anak lain seusianya. Banyak orang tua yang senang
membanding-bandingkan anaknya dengan anak yang lain. Padahal setiap anak itu unik memilki
keistimewaan sendiri-sendiri tidak bisa dibanding-bandingkan dengan anak yang
lainnya.
Semoga Tulisan Kiat Memaksimalkan Masa Keemasan Anak ini bermanfaat :)
Wallohu’alam
Repost dari tulisan saya di buletin RKI edisi Maret 2017
Kadang orangtua ga membanding bandingkan anak mba. Tapi keluarga lain yang lakukan dan itu kadang bikin anak tak nyaman :(
BalasHapusBanyak banget stimulasi penting yang menunjang memaksimalkan masa keemasan anak
BalasHapusKadang saat sadar atau nggak, masih bandingin anak. Masih jadi PR aku nih mba
BalasHapusSaya suka degdegan dalam masa keemasan ini teh,khawatir banyak yang terlewat bahkan saya salah dalam mendidik dan menstimulasi mereka
BalasHapusNabil udah 5 tahun & ngekopi semua kelakuan bapa ibunya, sampe ke kalimat2 yg kami ucapin. Heuheu...belakangan setelah dia sekolah, temen2 & gurunya ikut ngaruhin cara ngomong. Ini nih yg bikin deg2an, di rumah udah dibagus2, di sekolah agak melenceng dikit. Kemaren aja dia nyanyi despacito uhuhuhuhu
BalasHapusWah nice info 😍 biar kalau punya anak nanti jadi paham harus kayak gimana
BalasHapusSuka banget ama closing statement nya, kita engga bandingin eh kerabat yang recokin hihi, tfs ya Teh
BalasHapusNah, biasanya dalam keluarga suami yang suka banding2kan anak2, apalagi seumuran sama Olive semuanya. Aku termasuk yang diam, yg penting tetep buat anak sendiri berkualitas aja, berprestasi dalam diam hehe..
BalasHapusSaya dulu paling takut terjadi sesuatu pada anak, karena pasti bakal saya yg disalahin
BalasHapusPadahal anak kan hasil berdua, jadi harus tanggung jawab barengan juga ya, hehehe
Terimakasih sharingnya teh Ida
Makasih teh, jd diingetin lg :)
BalasHapus