Belajar dari pengalaman beberapa hari di Krabi dan Ao Nam akhirnya di hari terakhir berpetualang di Thailand kami memutuskan untuk menyewa motor. Niatnya mau muas-muasin diri menjelajah Ao Nam atau Kraby, jadi tidak terikat oleh paket tur. Ternyata memang lebih efektif gak pakai paket tur yang ramai dipromokan di internet maupun di toko-toko paket travel yang hampir mendominasi toko di pinggiran pantai di Ao Nam, selain bangunan resto-resto dan toko penjualan souvenir.
Baca juga ; From Kuala Lumpur to Kraby
Pagi sekali di hotel tempat kami menginap, kami menyewa dua motor, dua-dua nya jenis scoopy. memang kebanyakan yang disewakan jenis matic. Sehari semalam harga sewanya berkisar antara 250-350 tergantung jenis motornya. Saya memilih dibonceng oleh Andri, sementara Milah sendirian. Sempat bingung mau milih tempat wisata yang mana, karena terlalu banyak tempat yang ingin kami tuju, padahal waktu kami di Kraby sudah hampir habis, besok pagi harus sudah ada di Bandara menuju di Kuala Lumpur selama dua hari.
Pemandangan sepangjang jalan, udaranya sejuk, nyaman, sepi dengan jalan yang lebar |
Akhrinya kami memutuskan untuk ke Nose Park yaitu wisata gajah, berkeliling menyusuri hutan dengan mengendarai gajah... Sampai setua ini belum pernah mengendarai gajah .. Mengendarai motor di Kraby menyenangkan karena jalannya lebar dan juga sepi. Sepanjang perjalanan kami melihat pemandangan yang mengasyikan. Banyak sekali pemandangan batu karst yang menjulang menyerupai bukit.
Di depan hotel saat transaksi sewa motor |
Akhirnya dengan menggunakan google maps kami tiba juga di Nosey Parker Tour. Di depan terlihat seperti kebun biasa saja, tidak ada tanda-tanda tempat wisata. Hanya ada seekor gajah yang sedang makan. Selebihnya hanya kebun dan tempat parkir yang berisi beberapa motor di sisi kanan dan sebuah mobil tour yang bertuliskan Nosey Parker Tour.
Ternyata pemilik Nosey Parker Tour ini mengelola sendiri paket tour tempat wisata ini, jadi sebetulnya kalau ikut paket tournya yang banyak kami lihat di brosur gak terlalu jauh beda harganya. Di brosur harga per paket adalah 600 Bath per orang. Saat kami asyik memperhatikan gajah yang ada di depan, ada seseorang yang menyapa kami dan menawarkan tour jalan-jalan dengan gajah. Ternyata kami harus membayar 500 Bath per orang bukan per gajah lho. Jadi walau gajah yang kami kendarai hanya dua, tetap saja membayar tiga, karena kami bertiga.
Menjelajah Hutan |
Kami menduduki kursi di atas gajah yang lebarnya untuk dua orang penumpang, di depan ada kusir yang mengendalikan. Saat usai berkeliling kami diajak memberi makan pisang kepada para gajah tersebut, Kalau mau kita bisa membawa pulang pisang sebanyak mungkin. Tapi pisangnya tidak menarik untuk kita makan, karena kulit pisang itu bewarna seperti pisang yang sudah terlalu tua, tapi sebetulnya tidak terlalu tua sih, cuman penampakannya aja seperti itu. Kalau saya sih gak mau, karena memang bukan pemakan pisang kecuali digoreng, dikolak dan dibuat pisang keju.
Sepanjang jalan kami asyik memotret, asyiknya lagi sang kusir orangnya enak juga di ajak ngobrol walau dengan bahasa Inggris yang terpatah-patah. Lady boy nama gajah yang Andri dan saya tumpangi, hingga berapa kali sang kusir gajah dengan kocak berlagak seperti seorang lady boy alias bencong.
Awalnya sang kusir menyangka kami berasal dari Malaysia. Di beberapa tempat juga seperti itu, kami disangka orang Malaysia. Kalau dari fisik gak ada bedanya ya kita dengan negara tetangga sebelah itu, kalau sudah berbicara baru terlihat jelas perbedaan logatnya. Di sini ternyata lebih terkenal Malaysia daripada Indonesia. Sepertinya lebih banyak turis Malaysia yang berwisata ke sini daripada dari Indonesia.
Oya 600 Bath per orang itu untuk 30 menit perjalanan mengelilingi area Nosey Parker, saat kami hampir selesai berkeliling, ada seseorang yang memotret kami dalam berbagai pose. Ternyata perempuan yang memotret kami itu adalah dari Pihak Nosey Parkey yang setelah kami usai menawarkan foto tersebut. Kalau kita mau kita bisa memilih foto-foto yang ada, kemudian dicetak seharga 100 Bath dengan pigura eksotik dari kayu dengan tulisan Krabi. Bila tidak menggunakan pigura harganya 70 Bath dan kita juga bisa memiliki semua file foto-foto tersebut. Bisa ditransfer ke hape kita atau flashdisk.
Di kedai tempat mencetak foto tersebut kita juga bisa membeli makananan dan minuman. Duduk manis di sana beberapa saat untuk istirahat ternyata nyaman juga. Bangunannya terbuat dari kayu, dengan banyak kursi dan meja seperti di kafe. Tempatnya lumayan eksotik, selain itu juga udaranya nyaman karena banyak pepohonan, hingga sepoi-sepoi tiupan angin selalu terasa, Setelah istirahat kami pun memutuskan untuk pulang, tadinya mau ke wisata mangrove, sensasi berperahu melewati hutan bakau dengan view yang cantik, tapi sepertinya waktunya tidak memungkinkan dan juga menghitung dana yang ada hehe...
Mejeng di depan sekolah Islam di Krabi |
Enaknya menyewa motor ya seperti ini, saat pulang menuju hotel, beberapa kami berhenti untuk berfoto di tempat-tempat menarik. Kami juga berhenti di sebuah sekolah muslim kalau di kita biasa disebut boarding, jarang-jarang melihat sekolah muslim di Thailand akhirnya kami berfoto di depan sekolah tersebut atau mungkin pesantren. Tampak dari kejauhan murid-murid pria sedang bermain bola, halaman sekolah tersebut memang luas. Sekolah yang nyaman karena udara di sana cukup sejuk, dengan tingkat kebisingan yang sangat rendah.
suasana masjid tempat kami sholat |
Di perjalanan juga kami menemukan beberapa masjid saat adzan dzuhur berkumandang kami memutuskan sholat di sana. Karena kami musafir artinya sedang diperjalanan kami melakukan sholat dijama, sebuah keringanan yang diberikan oleh Allah SWT untuk melaksanakan dua sholat dalam satu waktu. Kami menarik sholat asar ke dzuhur dengan mempersingkat rokaat menjadi dua rakat-dua rakaat. Betul-betul terasa Maha Mengetahui nya Allah, karena dalam kondisi musafir kami dimudahkan dan diringankan dengan adanya rukshoh sholat dijama ini.
Sebelum tiba di masjid kami berhenti di sebuah rumah laundry yang menjual jus mangga, harganya lebih murah dibanding yang lainnya hanya 20 Bath saja Oya di sepanjang jalan banyak juga tempat laundri, tapi sudah selangkah lebih canggih dari Indonesia, karena di sini bisa menyewa mesinnya saja, dengan memasukkan koin ke dalam tempat di mesin yang sudah disediakan, . Kami juga ke mini market untuk membeli cemilan agar di hotel ada sesuatu yang bisa jadi cemilan.
Kemana lagi kami selanjutnya...? Yuk ikutin terus ceritanya... :)
Wisata gajahnya hitungannya masih lebih murah daripada yang di Laos, Mbak. Di Laos harganya bisa sampai 25-30 USD. Di Indonesia lebih murah, cuma 150 ribu rupiah di Way Kambas =D
BalasHapusWah mahal ya di Laos :D Oya di Indonesia ada di Way Kambas ya..saya belum pernah tuh, pengen juga nyoba .. hehe..
HapusAku belum pernah naik gajah teh seru ya teh sambil keliling hutan apalagi di Thailand yang terkenal negeri gajah juga. Untung juga ya teh sewa motor jadi bisa mencla mencle kemana2 ah seru ditunggu cerita selanjutnya :)
BalasHapusSeru kali ya naik gajah, tapi gimana akunya gede takut gajahnya berateun hihi
BalasHapusSerunya bisa menunggangi gajah... Aku belum pernah nyobain sensasinya. Moga-moga ada rezeki ke sana, pengen
BalasHapusSeru teh... Saya jg belum pernah naik gajah nih...
BalasHapusJadi inget dulu waktu masih kuliah, sempat naik gajah di Lhoksukon, Aceh. Naik gajah bersama pawangnya, dan kami jalan sampai beberapa km deh waktu itu. Rasanya? Seru-seru ngeri. Haha.
BalasHapusAku malah ga sempat wisata gajah waktu ke Thailand, malah sibuk naik tuktuk. Huhu....
Seru banget petualangannya, teteeh, hehehe.naik gajahnya gimana tuh rasanya? hihihi...fathan pernah naik gajah di lampun, ibunya mah belum heuheue
BalasHapusNama gajahnya lady boy hahahhaaa...
BalasHapusAku pernah naik gajah juga yang di bali itu, ngeri2 sedaap..
waaak beranian naik gajah, teh.... aku dulu sempet ke bangkok juga tapi ngga ketemu gajah hehehe. thailand emang oke dan orangnya mirip sama di sini hehehe
BalasHapuspernah naik gajah di way kambas, ragunan dan taman safari ... beda tempat beda rasanya biarpun judulnya naik gajah, i wonder ya gimana rasanya naik gajah di negeri gajah
BalasHapusUdah lama nggak naik gajah nih, sensasi diatas punggungnya itu loh emang bikin deg-degan tapi asik.
BalasHapusItu masjidnya keren pisan, nggak sabar ingin traveling ke Thailand jugaa hehe
klo singgahi ke medan, mampir juga ke daerah tangkahan mbak, disitu banyak gajah yg bisa dikendarai untuk menyusuri hutan & sungai :-)
BalasHapus