Mendidik Anak dengan Keteladanan
Allah SWT Pencitpa alam semesta beserta isinya tentunya memahami benar ciptaanNya. Termasuk penciptaan manusia yang Allah SWT serta kan blue print nya, petunjuk hidup agar manusia selamat mengarungi kehidupan di dunia ini. Tidak hanya itu, Allah SWT pun mengutus para rasulNya sebagai contoh tauladan bagi umatnya dalam menjalankan misi hidup ini. Dalam QS. Al Ahzab ayat 21 disebutkan "Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu"
Untuk orang dewasa saja diperlukan contoh tauladan, apatah lagi untuk anak-anak yang masih belum banyak mengenal dunia ini. Diperlukan tauladan yang baik orang terdekatnya karena anak adalah peniru yang ulung. Di dalam kehidupan nyata maupun fiksi seperti kisah Tarzan atau di buku Jungle Book kisah Mogli, kita melihat betapa anak-anak yang dibesarkan oleh binatang akhirnya perilakunya seperti berjalan, berbicara, makan dan lain sebagainya mengikuti binatang.
Di dalam hidupnya anak akan meniru paling tidak tiga contoh yaitu orang terdekatnya, masyarakat sekitarnya dan apa yang dia tonton. Begitulah anak bagaikan spons yang akan menyerap sebanyak-banyaknya hal yang baik dan buruk yang ada di sekitarnya. Seorang penulis yang juga konsultan keluarga bernama Dorotthy LN mengungkapkan: "Mendidik anak jauh lebih banyak lewat teladan daripada hanya sekedar perkataan.."
Untuk membuktikan hal itu dalam acara parenting itu saya meminta ibu-ibu mengikuti apa yang saya katakan. Saat saya mengatakan pegang mata dan saya pun memegang mata, maka puluhan ibu-ibu yang hadir saat itu pun mengikuti apa yang saya katakan. Demikian seterusnya, mereka mengikuti dengan baik apa yang saya katakan, tapi saat saya mengatakan pegang dagu sementara tangan saya memegang dahi, sebagian ibu-ibu ada yang memegang dahi. Jadi mereka tidak mendengar tetapi melihat....:) Terbukti memang contoh itu lebih efektif dari mendengarkan :D
Baca juga : Peran Orang Tua di Era Digital
Baca juga : Peran Orang Tua di Era Digital
Hikmah orang tua menajadi tauladan bagi anaknya adalah antara lain:
Mengenalkan anak pada pencipta Nya.
Dimana pun orang tua yang baik akan mengenalkan anaknya pada penciptanya, karena orang tua menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Saat anak sudah mengenal Tuhan nya dari sejak dini maka ia akan belajar ibadah, akhlak, tanggung jawab, amanah, kejujuran budi pekerti yang luhur sejak dini karena tau hidupnya ada yang mengawasi dan ada balasan di setiap perbuatannya. Jangan pernah berharap anak bisa sholat tepat pada waktunya kalau kita tidak mencontohkannya secara rutin hal demikian.
Menghindarkan anak dari krisis identitas
Orang tua merupakan guru utama dan pertama bagi anak-anak, saat orang tua tidak hadir dalam hidupnya maka anak akan mengalami krisis identitas diri. Kasus ekstrim seperti Tarzan dan Mogli dalam cerita fiksi.
Mempererat hubungan antara orangtua dan anak
Tentu saja saat interaksi anak dan orang tua tidak dibatasi dan berlimpah kedekatan dengan orangtua akan lebih kuat lagi. Di usia dua tahun pertamanya anak harus dekat dengan ibunya, masa oral kenyamanan ada pada saat ia menyusui pada ibunya. Kalau pada saat itu sudah tergantikan dengan botol, seorang ibu sudah mengurangi rasa nyaman dari diri anak. Itulah sebabnya di dalam al qur'an seorang ibu diperintahkan untuk menyusui anaknya dan menyapihnya di usia dua tahun.
Menghindarkan anak dari contoh yang salah
Seburuk-buruknya seorang ibu pastilah ada rasa sayang kepada anaknya, maka ia kan memberikan yang terbaik untuk anaknya. Sebaik-baiknya baby sitter atau asisten rumah tangga tentulah ia tidak memiliki ikatan emosi yang kuat untuk anak majikannya. Ia tidak akan memberikan kasih sayang sebesar seorang ibu kepada anaknya.
Contoh sebuah kasus ekstrim yang pernah saya baca di sebuah majalan Islam, seorang ibu pekerja yang keheranan karena anaknya bisa terdiam saat dekat dengan pembantunya. Sekuat apapun tangisannya saat diberikan ke pembantunya anak itu akan terdiam dan anteng. Penasaran dengan apa yang dilakukan pembantu itu akhirnya si bu mengintip kamar pembantunya. Alangkah terkejutnya saat ia melihat anaknya sedang mengemut jempol kaki pembantunya.
Meningkatkan rasa percaya diri pada anak
Orang tua kan selalu mendorong dan memberikan motivasi kepada anaknya. Oleh karena itu maka akan tumbuhlah rasa percaya diri pada anak.
Meningkatkan kecerdasan anak
Tauladan yang baik dari ortu akan mampu memberikan motivasi dan semangat kepada anaknya agar tidak berputus asa di dalam menghadapi apapun. Orang tua yang baik akan paham bagaimana mengoptimalkan kecerdasan yang dimiliki oleh anak. Tidak hanya bidang akademik saja, tapi kecerdasan intrapersonal, interpersonal, emosi, parsial dan kecerdasan majemuk lainnya.
Itu adalah beberapa hikmah saat orang tua memberikan tauladan dan sebenarnya masih banyak hikmah yang lainnya. Semoga tulisan Mendidik Anak dengan Keteladanan ini bermanfaat ya teman-teman.
makasih untuk tips nya Teh, semoga bisa diaplikasikan pas punya anak nanti hehe
BalasHapusHm, kadang saya juga mikir sendiri. Maunya anak kayak gini kayak gitu, tapi lupa tanya sama diri sendiri. Sudahkah saya jadi teladan buat mereka? Nice reminder. Thanks ya, Mbak.
BalasHapusya ampun langsung kaget baca bagian yang anaknya ngemut jempol kaki ibu yang ngasuhnya. huhu
BalasHapusSaya jadi mikir, maunya anak saya apa yah? hehe Neng Marwah suka nulis juga teh tapi dalam bentuk komik, heheh. Makasih ya teh sharingnya
BalasHapusWah makasi sdh diingatkan mbak. Iya kadang saya masih suka meminta anak ini itu tapi kadang terlupa memberikan contoh nyatanya
BalasHapusMendidik dengan teladan: PR banget buat saya :) Bismillah terus belajar..
BalasHapusJazakillah atas sharingnya, Teh.
BalasHapusWow judulnya berat π tulisan yg inspiratif tehπ ππ
BalasHapusOrang tua harus dekat sama anak, ya. Biasanya yang jadi teladan buat anak adalah orang terdekat :)
BalasHapusMenjadi teladan mah memang susah ya, Teh. Tapi pasti ada jalan. Insya Allah.
BalasHapusTetep komunikasi yang baik antara ortu dan anak juga yg penting ya teh. Moga kita selalu menjadi suri tauladan yang baik buat anak2 kita.
BalasHapussemoga kita semua menjadi teladan yang baik buat anak-anak kita yaa Mba :)
BalasHapusmakasih sharingnya Mba :*
Makasih banyak tipsnya,,ngingetin aku banget nih dalam mendidik duo sipit.
BalasHapusYang berat itu bukan rindu lagi saat ini. Tapi mendidik anak dan menjadi contoh yang baik buat anak itu ternyata lebih berat.
BalasHapusAnak gak boleh pegang gadget, lah emak bapaknya pagi siang malam kerjaannya pakai gadget. Hehehe... Berat Nak...
Idem sama Bunda Antung. Kaget saya pas baca yang ada kejadian anak ngisep jempol kaki pembantunya. Emang ya Bund, segimana-gimananya, ortu harus jaga hubungan sama anak. Jangan sampai anak lebih dekat dan meneladani orang lain dari pada orang tua sendiri.
BalasHapusBener teh, mendidik anak emang harus dengan keteladanan bukan semata nasihat atau perintah
BalasHapusKalau anak-anak sudah kena yang namanya krisis identitas bisa berbahaya buat perkembangan mental dan masa depan kelaknya yah, Bun. Jadi dapat pengetahuan baru nih saya buat dipraktekkan kelak nanti
BalasHapusTugas menjadi ibu banyak ya, selagi belum menemukan calon suami saya seneng banget baca informasi parenting, makasih ya mba π semoga bisa saya aplikasikan nantinya, amin
BalasHapuschildren see, children do. bener banget mbak, mendidik anak memang dgn keteladanan. bisa jadi teladan baik, bs juga sebaliknya. inilah pentingnya kedewasaan dan kematangan psikologis orangtua.
BalasHapusaaaaak menohok banget nih postingannya. setuju banget sama semua yang ditulis mak Ida disini. jadi reminder juga buat aku sendiri sebagai orangtua. Makasi banyak sharingnya ya maaaaaam
BalasHapusSama-sama Mba..ini juga selfreminder... saya banyak salah dalam mendidik anak :)
HapusIni yang paling susah dan berat. Menjadi teladan bagi anak2. Aku masih belajaaaar banget. Pengen deh kayak Teh Ida di mata anak2 Teh Ida. Keren. Saya salut.
BalasHapusHiks...Teh Nia mah menghayal.... Kata siapa aku keren di mata anak2..Yang jelas aku banyak salah mendidik anak2 teh.. :((
HapusSetuju bangat Mba Ida, bahwa memberi contoh berupa keteladanan jauh lebih baik dari hanya sekadar perkataan, dan meniru memang paling gampang dilakukan oleh anak-anak makanya semoga kita bisa menjadi contoh baik yang patut ditiru. Aamiin...
BalasHapusAamiin Allohumma Aamiin :)
HapusJadi teladan..wah berat, diri ini saja belum banyak benarnya. Tapi jadi orang tua memang senantiasa mesti belajar ya Mbak..agar terus bertambah wawasan dan pengetahuan. Terima kasih sudah mengulas ini:)
BalasHapusIya anak itu peniru ulung ya mbak. Mereka pasti niruin ortunya. Enggak perlu banyak teori kalau mau mengajari anak sesuatu. Cukup kita lakukan berulang, mereka akan liat kita TFS infonya, jd belajar juga nih ttg keteladanan :D
BalasHapussetuju banget nih kak, mendidik anak memang harus dengan keteladanan ya kak, makasih sharingnya. bermanfaat banget kak
BalasHapusSampai ngemut jempol kaki pembantu? Ya Allah apa sih yang ditanamkan sama anak itu, kok aku sedih ya bacanya. Semoga nanti kalau aku punya anak, dijauhkan dari hal-hal yang miris seperti itu. Amin.
BalasHapusMendidik anak harus dengan keteladanan, terutama dari orang tua. Apalagi anak-anak belajar dari tingkah laku orang tua. Noted banget mbak.
BalasHapus