Pikiranku menerawang pada sosok Linda perempuan yang menjadi bintang kampus saat kuliah dulu. Perempuan cantik yang dulu saya sempat merasa iri padanya. Pernikahan telah mengubah hidupnya menjadi sosok perempuan yang hidup hanya seputar sumur kasur dan dapur. Aditya suaminya telah mengubah dirinya menjadi perempuan yang tak berbeda seratus delapan puluh derajat.
Mengapa tiba-tiba pikiranku menerawang pada sosok Linda sahabatku? Yup hari ini Sabtu, 22 Deember 2018 saya mendapat banyak pencerahan dari sebuah acara yang saya ikuti. Penuh semangat pergi pagi sekali dari rumah menuju sebuah Hotel di bilangan pusat kota Bandung, Hotel Bidakara Homan Jalan Asia Afrika Bandung tepatnya.
Menghadiri sebuah acara Temu Blogger Kesehatan dalam Rangka Haari Ibu yang bertema "Dengan Keseetaraan Gender Wujudkan Kesehatan Keluarga". Dan dalam sebuah sessi itulah saya teringat sosok Linda sahabatku yang dulu seorang aktivis yang ceria. Apa yang dipaparkan oleh dr. Eni Gustina, MPH yang merupakan Direktur Kesehatan Keluarga Kemenkes RI itu memang mengingatkanku pada sosok Linda sahabatku saat kuliah dulu.
Sebetulnya ada beberapa pengisi materi di acara itu ada drg Widyawati, MKM yang merupakan Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes yang mengisi materi tentang Bersosial Media dengan Sehat dan Cerdas atau ada juga Ibu dr Hj. Henny Rahayu Ningtyas, MKM serta seorang influencer yang juga dokter muda yang cantik yaitu dr, Indah Kusmaningrum.
Tapi pemaparan dari dr Eni betul-betul mengingatkanku pada sosok Linda sahabatku itu, membawakan tema Kesetaraan Perempuan dan Laki-laki dalam Mewujudkan Keluarga Sehat dr Eni tampil dengan cukup energik dan begitu jelas pemaparannya.
Makna Kesetaraan Gender
Kesetaraan Gender adalah kesamaan kondisi bagi perempuan maupun laki-laki untuk mendapatkan kesempatan dan melakukan hak-haknya sebagai manusia agar mampu berkontribusi dalam berbagai bidang serta kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan.
Keadilan Gender'
Dengan kesetaraan gender berati tidak ada stereotip atau pembakuan peran, subordinasi, marginalisasi dan peran ganda.
Yang sering terjadi di dalam masyarakat umum adalah ketidakadilan gender yang mana sering dibakukan bahwa seorang laki-laki adalah pencari nafkah, dan perempuan adalah ibu rumah tangga yang harus mengurus rumah tangga.
Subordinasi perempuan yang ditempatkan pada posisi kedua yang harus selalu menurut pada suaminya. Serta marginalisasi yang mengandung arti bahwa tidak memiliki peran penting dalam kehidupan ini.
Dan itulah yang terjadi pada Linda sahabatku. Seorang perempuan yang begitu cerdas, aktif dan kreatif kini terkukung hidupnya hanya karena Aditya melakukan ketidak adilan gender, Menempatkan perempuan cantik dan cerdas itu hanya sebagai istri yang tidak memiliki kesempatan untuk memiliki eksistensi diri.
Apa akibatnya? Kini Linda telah berubah menjadi seorang perempuan yang sangat tidak bahagia. Hidup hanya untuk suami tanpa mampu berbuat apa-apa dalam hidupnya. Padahal dia memiliki potensi yang sangat besar. Perempuan cerdas dengan cita-cita yang tinggi dan ide yang selalu gemilang.
Kini ketidakbahagiaan terlihat dari wajahnya. Sungguh Aditya telah berlaku tidak adil. Mendengarkan pemaparan dokter Eni membuatku bersyukur memiliki suami yang membiakanku bisa berkiprah dan dapat menampilkan eksistensi diri saya sebagai seorang perempuan yang mempunyai keinginan dan cita-cita.
Sebuah acara keren, yang banyak memberikan pencerahan pada kita semua. Semoga kami para blogger bisa menjadi corong kebaikan dan dapat mengabarkan kebaikan kepada khalayak.