Tips Mendidik Anak Menjadi Anak Sholeh dan Sholehat Beberapa waktu lalu saya dikejutkan oleh beberapa postingan viral tentang beberapa kasus yang menunjukkan sebuah 'kasih sayang' orang tua kepada anaknya. Memang benar, orang tua mana yang tidak sayang kepada anaknya, pasti semua sayang pada anaknya. Ada pepatah mengatakan segalak-galaknya harimau tidak akan memakan anaknya sendiri.
Kisah viral tentang seorang ibu yang memaku tas anaknya di bangku sehari sebelum sekolah dimulai agar anaknya kebagian tempat duduk yang sudah ia booking itu. Ada juga yang ngetag bangku dengan pelester, ada juga seorang ibu yang 'rela' masuk lewat jendela demi anaknya agar mendapat tempat yang diinginkan.
Fenomena 'Nyaah Dulang'
Berbagai tingkah orang tua yang menunjukkan kasih sayang kepada anak-anaknya. Tapi benarkah itu bentuk kasih sayang hakiki ? Sebetulnya saya miris melihat atau mendengar kejadian seperti itu. Mengingatkan saya kalau dalam bahasa sunda ada istilah "Nyaah Dulang" yang artinya kurang lebih sayang kepada anak tapi cenderung terlalu memanjakan, tanpa melihat akibatnya baik atau buruk kah untuk anak.
Banyak perbuatan atau tingkah laku para orang tua yang katanya sayang anak tapi dalam prakteknya malah menjerumuskan anak pada suatu ketidakbaikan. Dan semua itu bermula dari ketidakpahaman orang tua. Niatnya tentu saja baik tapi caranya, mungkin ia tidak paham bahwa apa yang dilakukannya itu justru malah berakibat tidak baik.
Akibat dari Terlalu Memanjakan Anak
Jadi teringat kisah legendaris anak durhaka Malin Kundang, kisah anak yang sangat dicintai ternyata berakhir malah menyakiti sang ibu. Malu memiliki ibu miskin hingga tak mau mengakui sang ibu sebagai ibunya.
Apa yang diceritakan kisah Malin Kundang tentu saja tidak lepas dari pola asuh yang salah hingga membentuk karakter seperti itu. Merasa malu miskin, bangga dengan kesuksesan yang diraih hingga menjadi sombong, hingga ketidaktahuan Malin Kundang keharusan untuk menghormati dan berbakti kepada orang tua. Sebuah nilai yang mungkin lupa ditanamkan oleh ibunya Malin Kundang di cerita itu.
Kisah Malin Kundang salah satunya adalah sebuah hasil dari pendidikan yang terlalu memanjakan anak. Hingga anak memiliki sikap-sikap tidak baik. Egois alias ingin menang sendiri, tidak atau kurang berempati pada orang lain, tidak mau dilarang karena terbiasa dituruti dan banyak lagi lainnya.
Baca juga; Tips Mengoptimalkan Potensi Anak
Pesan di Hari Anak Nasional
Sebentar lagi kita akan memperingati Hari Anak Nasional yaitu tepatnya tanggal 23 Juli. Sebuah momen yang bisa kita gunakan untuk intropeksi diri, mengevaluasi apakah anak-anak kita telah menjadi anak-anak yang bahagia, anak-anak yang tetap terjaga fitrahnya, anak-anak yang dapat menemukan siapa dirinya, untuk apa ia diciptakan dan akan kemana ia pulang.
Tentu saja untuk menjadikan anak yang tetap berada dalam fitrahnya adalah sebuah proses yang harus di awali oleh pemahaman orang tua tentang kehidupan. Selanjutnya pemahama itu dijadikan sebuah way of life yang akan menuntun kehidupannya hingga selalu berada dalam jalan yang lurus.
Pemahaman yang kemudian diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari inilah yang lalu setelahnya akan berimbas pada bagaimana dia mempersiapkan generasi setelahnya menjadi lebih baik. Memiliki visi dan misi dalam hidup yang akhirnya terimplikasikan dalam cara mendidik diri dan keluarganya.
Tips Mendidik Anak Menjadi Anak Sholeh dan Sholehat
Mempersiapkan Diri Menjadi Orang Tua yang Sholeh.dan Sholihat
Ini penting sekali karena dengan pemahaman keagamaan yang baik yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya akan berimbas pada cara ia mendidik anaknya. Orang tua yang paham agama akan memiliki visi dan misi yang sesuai dengan ajaran agamanya di dalam mendidik anak-anaknya. Dan tentu saja itu metode terbaik, karena agama adalah way of life yang diberikan oleh Sang Pencipta sebagai blue print dalam hidup manusia. Allah tentu tau yang terbaik untuk makhluknya.
Memberikan Pendidikan Agama Sejak Dini
Tidak saja sejak lahir tapi mulai dari memilih pasangan, proses dalam memilihnya, kemudian saat pernikahan dan saat hamil. Ketika hamil banyak memperdengarkah tilawah, dan ceramah-ceramah keagamaan. Mengosumsi makanan dan minuman yang halal dan thoyib. Mencari rezeki yang halal sehingga terhindar dari mengosumsi atau memasukkan sesuatu yang haram ke dalam perut.
Memberikan Tauladan yang Baik
Seorang anak adalah seorang plagiator ulung, apa yang ia lihat, akan diserap kemudian akan tersimpan di dalam memori bawah sadarnya. Dan kemudian suatu saat ia akan meniru perbuatan itu, Bila berulang akan menjadi suatu kebiasaan dan akhirnya menjadi suatu karakter. Maka sebagai orang tua kita harus selalu membari tauladan yang baik.
sumber: youtube.com |
Memberikan Pendidikan yang Baik
Seorang Habibi yang kita tahu semua adalah orang yang sudah mendapatkan pendidikan yang cukup paripurna dalam hidupnya hingga berhasil menjadi profesor, ternyata mempunyai penyesalan yang dalam di dalam hidupnya. Ia menyesal karena selama ini tidak banyak mendalami agamanya sendiri.
Sebuah pembelajaran bagi kita, bahwa pendidikan anak yang baik adalah yang berorientasi akhirat. Bukan sekedar duniawi hingga menyekolahkan anak sekedar pada sekolah favorit. Yang katanya disiplin, yang katanya terdepan di dalam keilmuan, yang katanya hebat bin keren.. Adalah nol besar kalau tidak didasari pendidikan agama serta aplikasinya di lingkungan sekolah.
Alhamdulillah sekarang banyak Sekolah Islam yang baik, yang hasilnya memberikan pembiasaan kepada anak-anak untuk dekat dengan petunjuk hidupnya. Menghafal al qur'an pembiasaan sholat sunnah dan wajib, pembiasaan shaum sunnah hingga pemahaman konsep kehidupan menjadi hamba Allah dan Khalifah di muka bumi. Serta contoh dan suri tauladan yang baik dari para guru yang memiliki visi dan misi yang sama dalam hidupnya. Sebuah biah atau lingkungan yang disiapkan sedemikian rupa agar menjadi sebuah pembiasaan dalam hidup dan kehidupannya.
Ketika agama sudah menjadi way of life insya Allah ia menjadi anak yang memahami hidup dan kehidupan dengan baik. Memiliki pola pikir, tindak dan laku sesuai agamanya. Berorientasi akhirat, menjalankan yang terbaik dalam hidupnya alias do the best karena semua ada pembalasan dan pertanggungjawabannya di akhirat.
Banyak Berdo'a
Tips terakhir adalah banyak mendo'akan anak agar menjadi anak yang sholih dan sholihat. Seorang ibu yang memiliki anak-anak sukses pernah berkata bahwa usaha yang dilakukannya hanya 1 poin saja sementara 9 poin lainnya adalah karena doa. Doa yang tentu saja tidak sekedar do'a tapi juga ikhtiar dengan memberikan lingkungan terbaik untuk anak-anaknya.
Wallohu'alam, semoga tulisan Tips Mendidik Anak Menjadi Anak Sholeh dan Sholehat ini memberi manfaat kepada siapa pun yang membacanya.
Iya ya Mak, memberikan kasih sayang pada anak gak bisa tutup mata. Harus memiliki pemahaman biar mereka mendapat pendidikan yang cukup dari kasih sayang kita ya.
BalasHapusSaya jadi ikut sedih baca pernyataan Pak Habibi karena belum bisa mendalami ilmu agama :(
BalasHapusThanks for sharing, sukses terus..
BalasHapussetuju dengan semua yang mbak sampaikan. pondasi paling penting yang harus diajarkan ke anak memang agama, supaya dia punya gambaran yang jelas terkait tujuan hidup dan bagaimana cara dia hidup.
BalasHapussegala sesuatu yang terlalu memang gak baik ya mbak, mau menyayangi anak tapi terlalu over juga bukannya mendidik malah jadi gak baik.
BalasHapusBerdoa juaranya deh ini untuk mendidik anak, semoga anak2 kita menjadi anak yang sholeh dan sholehah
Ashiappp Mak.
BalasHapusIni cita2 setiap ortu ya, agar anaknya jadi shalih(ah)
Bismillah. Semoga ALLAH mudahkan
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Ada salah seorang psikolog bilang kalau kasih sayang orang tua sebetulnya juga bisa jadi racun buat anak. Ya, kasih sayang seperti yang dibahas di artikel ini. Maksudnya memang demi anak. Tetapi, sebetulnya malah menjerumuskan
BalasHapusPadahal ibu Malin diceritakan sudah mendidik anaknya dengan penuh kasih sayang ya.
BalasHapusBtw ibu si Malin ih, kalau saya jadi beliau, bakal saya kutuk anak saya jadi anak yang sholeh, bukan jadi batu qiqiqiqiqi.
Tapi serius bener banget.
Zaman sekarang banyak banget fenomena kayak gini, ortu terlalu memanjakan anaknya dengan harapan anak bakal memanjakan mereka di hari tua
Kadang heran dg tingkah laku ajaib buibuk. Tapi trus senyum2 sendiri karena kalau diingat-ingat, akupun melakukan banyak hal ajaib demi anak. Memang betul, ngebelain anak tetap harus ada batasnya supaya nggak manja.
BalasHapusmemberi teladan yang baik sangat penting ya mba...karena tanpa contoh baik anak -anak ngga akan mengikuti hal - hal baik yang hanya diucapkan saja ya mba
BalasHapusMendidik anak butuh ilmu ya Teh. Keluarga jadi gerbang utama buat anak2, apalagi mengajarkan perihal agama.
BalasHapusTerima kasih sharingnya mak.. Buatku, sayang itu artinya menyiapkan mereka jadi pribadi kuat yang mampu hidup dengan baik tanpa orang tuanya nanti, kalau anak2 biasa dituruti maunya, diladeni, saat kita sudah nggak ada mereka malah ngga bisa apa2 :(
BalasHapusBener banget, kalau terlalu memanjakan anak bukannya baik tapi malah berakibat burung pada perkembangan anak, sebagai calon orang tua, mudah2an saya bisa mendidik anak2 saya dengan baik dan benar ��
BalasHapusBetul, Mbak. Pendidikan agama adalah pondasi bagi anak. Karena aqidah adalah sebagai modal untuk menjalani kehidupan agar tak mudah goyah tergerus jaman. Semangat untuk semua orang tua 💪
BalasHapusFenomena nyaah dulang itu memang banyak terjadi di sini ya mbak, salah satu yang jadi perhatian saya saat ini adalah pembiaran menaikk motor sebelum memiliki SIM dan gadget yang tak kenal waktu. Bikin miris.
BalasHapusHuhu, kepengen banget bisa kayak Teh Ida dalam mendidik anak-anak. Dalam hal ngasih teladan nih yang masih selalu susah. Semoga deh, aku yang berusaha jadi orang baik dan berusaha berbuat baik, bisa disadari anak-anak. :(
BalasHapusSebagai ortu emang kita harus bijak dan punya landasan agama yang ok ya mba. jadi bisa ngebimbing anak jadi pribadi yang super di masa depan.
BalasHapusBaru tau loh kak aku istilah "Nyaah dulang itu". Ilmu parenting ini emang luas banget dan ga akan pernah habis yah kak kalau di bahas. Ku suka banget baca" artikel ginian, biar jadi bekal gitu kelak saat jadi ibu :3
BalasHapusMemang kalau difikir fenomena nyaah dulang itu lazim terjadi ya kadang kita tanpa sengaja terlalu memanjakan anak
BalasHapusMakasih banyak kakak sudah di ingatkan, semua sedang pelaksanaan nih semoga saja anak kita menjadi anak yang sholehah sukses dunia akhirat ya.
BalasHapusTeteeh...mau tanya doonk...
BalasHapusSejauh mana orangtua peduli dan bersikap tidak terlalu mencampuri urusan anak?
Akusi kalau masalah akademik, gak begitu strick, teh...
Tapi kalau penanaman adab ini, masih cemong-cemong.
In syaa Allah...doa adalah senjata terampuh seorang Ibu yaa, teh.
Barakallahu fiik, tulisannya teh Ida.
Makasih mbaaa.
BalasHapusKemaren aku sempet meloow, ngerasa belum jadi ortu yang baik dan belum kasih yg terbaik untuk anak. Karena sibuk kerja hiks. Bismillah skrg mau lebih baik lagi deh
Masyaallah, setuju banget bun. tapi kadang suka miris sih kalau ngeliat anak yang dituntut sedemikian rupa sama orang tuanya. tapi sedihnya orang tuanya malah gak bisa menjadi contoh atau tauladan yang baik.
BalasHapusBener teh Ida fondasi paling awal harusnya agama. Kalo cuma berdasarkan humanity atau kasih sayang aja ternyata ga kuat
BalasHapus