Anger Management dan Masa Lalu yang Tercampakkan Alhamdulillah, senang sekali bisa membaca buku berjudul Anger Management The Life Skill. Sebuah buku yang bagus dan recommended untuk dibaca, apalagi setelah membaca testimoni di belakang buku ini. Begitu banyak yang terbantu oleh pasangan suami istri penulis buku Dandy Birdy dan Diah Mahmudah. Pasangan psikolog yang juga merupakan konselor dan terapis pemilik dari Dandiah Human Resource Center dan Dandiah Care Center.
Saya senang buku Anger Management ini bisa hadir. Terlebih saat membaca prolog buku ini yang mengungkapkan bahwa buku ini merupakan perwujudan dari misi hidup pasangan penulis dalam mendampingi Spiritual Journey siapapun yang mendamba hidup penuh manfaat dan kedamaian . Buku yang diharapkan menjadi media dakwah dalam ranah kesehatan mental untuk mengantarkan Generasi Indonesia yang lebih baik. Tampak sekali pasangan ini memahami betul misi hidup manusia di dunia ini.
Semua orang hidup tak akan terlepas mengalami permasalahan, karena memang hidup itu adalah tempat berjuang, menghadapi ujian serta cobaan. Luluskah kita dalam menghadapi permasalahan hidup ini ? inilah inti dari kehidupan ini, Saat kita telah selesai dengan diri sendiri, maka dalam hidup kita bisa memberi makna untuk orang lain. Inilah sebaik-baiknya manusia bermanfaat untuk manusia yang lain.
Sayangnya banyak manusia yang gagal dalam menghadapi permasalahan kehidupannya hingga terlarut di dalamnya. Gagal menghadapi ujian kehidupan, tidak menemukan solusinya hingga hidupnya penuh dengan permasalahan.
Ada juga yang mungkin berhasil keluar dari permasalahan dalam hidup tapi kemudian menjadi pribadi arogan dan 'menyakiti' orang lain karena gagal mengolah amarahnya. Ternyata ini bukan orang yang 'sukses' karena masih membawa ransel emosi sisa dari permasalahan hidupnya yang selalu dibawanya dengan atau tanpa disadarinya. Dalam pandangan saya buku ini hadir untuk itu...
Anger Management dan Memori Masa Lalu
Buku Anger Management mengingatkan saya pada suatu masa dalam kehidupanku. Saat saya menyadari bahwa hidup tidak selamanya indah. Dulu saya sempat menganggap pengendalian emosi seperti pengibaratan seember air dan segelas air yang diisi sesendok garam. Air akan terasa asin di dalam gelas tapi rasa garam tak terasa di dalam ember. Kita akan mudah marah kalau hati kita sempit seperti gelas, tapi akan tetap tenang bisa hati kita luas seperti garam dalam ember. Emosi yang tidak dikelola dengan baik berupa kemarahan atau kesedihan itu hanya karena hatinya sempit. Sesimpel itu.
Itu mungkin karena hidup saya dari kecil sampai lulus kuliah lurus terus, hidup bersama ibu bapak yang penuh kasih sayang dan perhatian. Saya jarang sekali dimarahi orang tua. Apalagi bapak sangat memanjakan saya, beliau selalu berusaha mengabulkan permintaan saya kalau beliau mampu. Saya tumbuh menjadi gadis yang agak manja dan kurang strugle.
Selanjutnya di masa kerja saya sangat tersentak ketika pertama kali melihat orang yang memiliki emosi meledak-ledak. Saya ditakdirkan memiliki atasan yang sangat temperamental. Kalau kita dianggap kurang sigap atau ada yang membuatnya tidak berkenan ia akan marah meledak-ledak. Tapi setelah reda, dia akan sangat baik sekali. Sepertinya dia menyesali karena telah marah dengan begitu hebat.
Harga diri saya seperti diinjak-injak saat dia memarahi saya karena pertama kali saya dimarahi orang seperti itu. Apa haknya dia marah sehebat itu ? Apa karena dia yang memberi gaji lalu bisa marah seenak udelnya?. Lalu saya menganggap hatinya sempit seperti air garam di dalam gelas hingga tak mampu mengendalikan emosinya. Saya memaafkannya dan mungkin itu yang membuat saya bertahan beberapa tahun di sana. Saya menganggap hati atasan saya sempit dan atasan saya itu bodoh karena tidak bisa meluaskan hatinya. Lalu saya memunculkan rasa kasihan padanya... hahaha.. Mungkin ini sebuah pelarian saja, agar saya bisa bertahan di sana.
8 Masa Rollercoaster dan Diri yang Tercampakkan
Sampai saya mendapatkan ujian pertama dalam hidup. Disakiti seseorang yang mencampakkan saya begitu saja. Baru saat itu tau rasanya yang namanya sakit seperti diiris sembilu..huhu... Saya baru menyadari hidup tidak selamanya indah. Hidup tidak sesimpel hati yang luas dan hati yang sempit. Saya jadi emosional sekali, baru tahu kenapa seseorang bisa begitu meledak emosinya. Jadi paham kalau ternyata hati yang luas dan sempit adalah sebuah akibat.
Ya buku Anger Management mengingatkan saya tentang itu. Dicampakkan seseorang yang membuat saya merasa terhina adalah salah satu rollercoaster kehidupan. Di buku ini dijelaskan tentang 8 Masa Rollercoaster Kehidupan. Dimulai dari masa kehidupan dan diakhiri dengan kematian. Hidup kadang naik dengan cepat, tapi suatu saat menukik sangat tajam. Beragam ekspresi dalam menyikapi rollercoaster kehidupan. Dan kita harus berani karena perubahan masa bisa begitu cepat. banyak tantangan, angin kencang, kelokan tajam yang mempermainkan perasaan.
Alangkah merugi, jika kita ternyata sepanjang kehidupan ini, jiwa ini tidak melakukan ragam kebaikan karena jiwa masih banyak menyimpan dendam, amarah dan benci.
Alangkah merugi jika jiwa disibukkan berkeluh kesah merutuk keburukan tanpa mempersiapkan bekal berupa cahaya amal shaleh dan kebaikan.
Lupa,,bahwa bisa jadi kita berada dalam pusaran lingkaran hidup penuh kerugian dan lupa jika belum melepaskan ransel emosi yang memberatkan jiwa, apakah dari masa lalu masa kini ataupun masa depan. (Anger Management halaman 25)
Ransel Emosi dari 3 Dimensi Waktu
Di halaman 26 sampai 28 buku ini membahas tentang ransel emosi dari 3 dimensi waktu. Setiap orang memiliki sekumpulan rasa dalam menghayati ragam peristiwa di masa lalu, masa kini juga masa yang akan datang.
Masa ketika saya dicampakkan bisa menjadi sekumpulan rasa sakit yang bermuara pada sekumpulan emosi negatif di jiwa ini bila tidak sempat diproses lalu dipulihkan. Akan menjadi ransel emosi yang menjadi beban yang akan saya bawa di masa kini bahkan di masa yang akan datang.
Beruntungnya saya mendapatkan pendidikan agama yang cukup kuat. Percaya akan takdir dan Allah SWT pasti akan memberikan yang terbaik bagi hamba Nya. Penyerahan diri yang membuat saya bisa melepas ransel emosi itu hingga tidak menjadi sebuah beban atau trauma. Meski memang membutuhkan waktu, tapi bersyukur semua itu bisa dilalui. Hingga tidak menjadikan saya pribadi yang bisa menyakiti orang dengan kemarahan yang meledak-ledak. Pada akhirnya saya malah bersyukur karena membuat jiwa lebih kaya dan hidup pun menjadi berwarna.
Luka Membawa Makna. Setiap Luka membuat kita semakin tangguh dan dewasa. Semakin kita menerima, semakin mudah kita menerima setiap luka menjadi penuh makna dan membuat kita semakin bertakwa kepada Maha Pencipta. (Anger Management hal 139)
Jadi paham dengan atasan saya temperamental itu, hatinya sempit karena ransel emosi jiwanya penuh. Karena sekumpulan rasa sakit dalam jiwanya tidak terurai untuk kemudian bisa dilepaskan, hingga hasilnya gagal mengelola rasa marahnya.
7 Kekeliruan Paradigma Emosi dalam buku Anger Management The Life Skill ini kemudian membahas penyebab ransel emosi bisa selalu penuh.
Tentang Kanvas Rasa
Beragam emosi akan mewarnai hidup kita. Kanvas Rasa yang ada dalam buku ini memang menohok. Hati yang tercampakkan adalah awal dari rollercoaster kehidupanku. Karena setelah itu ada lagi, lagi dan lagi. Ibu yang Lelah yang salah satu dari Kanvas Rasa yang dipaparkan dalam buku ini adalah seperti potret kehidupanku di masa lalu.
Dalam Kanvas Rasa dipaparkan alur kasus yang pernah ditangani pasangan ini. Buku ini bisa memandu para pembacanya yang bisa jadi mengalami kasus serupa. Kasus yang dipaparkan benar-benar mewakili yang sering terjadi dalam kehidupan manusia. Mungkin juga salah satu kasus dalam kehidupan teman-teman. Nano-nano kehidupan sepertinya diwakili dalam kisah-kisah dibuku ini. Aih semakin suka membaca buku ini....
Apa yang terjadi bila ransel emosi penuh amarah tetap ditahan dan dipendam? Permasalahan dalam kanvas rasa yang tidak mendapatkan solusi yang tuntas berdampak pada Nafsu Amarah Berkepanjangan yang dibahas di Bab 3 buku ini. Saya suka karena buku ini membahasnya dalam sudut pandang agama tentang hubungan antara lingkaran setan dan nafsu amarah berkepanjangan. Juga dalam sudut pandang psikologi yang memaparkan 7 Dampak Fatalnya Kemarahan.
Amarah juga bukan untuk ditahan dan dipendam begitu saja, karena energi itu akan selalu ada dan berdampak tidak baik bagi jiwa. Dinamika Anger Management di bab 4 membahas tentang ini. Tentang tipe-tipe kepribadian yang kita menjadi salah satu di dalamnya.
Setelah mengupas semua itu buku ini menghadirkan Self Healing Therapy, membekali para pembacanya dengan skill Self Healing Therapy (SEHAT). Pembaca dapat melakukannya dengan mandiri kapan pun dan dimanapun. Kita diajarkan untuk melepas gelembung ingatan buruk dari masa lalu, masa kini maupun masa depan.
Anger Management The Life Skill: Control Your Temper, Let Go of Anger dan Live a Happier Life
Apakah dengan tuntasnya ragam amarah, kita lantas jadi bahagia? Sebaiknya teman-teman membaca buku ini deh hehe.. Karena apa yang dipaparkan dalam bab 6 ini penting sebagai langkah awal untuk mencapai hati feel free yang kemudian dibahas tuntas di bab 7 buku ini.
Secara keseluruhan saya sangat suka dengan buku Anger Management The Life Skill ini. Buku yang terdiri dari 204 halaman ini bisa dijadikan panduan oleh kita yang ingin hidup tidak terbelengu dengan ransel emosi. Hingga kita bisa hadir menjadi bagian dari solusi dalam hidup karena sudah memiliki hati yang feel free. Bukan menjadi pribadi yang gagal mengelola amarah hingga berlarut lalu diri kita menjadi beban dalam hidup.
Tentu saja untuk itu perlu latihan, seperti ungkapan practise makes us perfect, dibutuhkan usaha dan dengan membaca buku ini latihan itu bisa dimulai. Buku yang enak dibaca, bahasanya mudah serta tulisannya cukup besar, hingga nyaman dibaca untuk ibu-ibu seperti saya ini..hehe. Kutipan-kutipan yang di dalamnya, petikan ayat suci al qur'an memperkaya buku ini. Highlight yang banyak tersebar di setiap bab memudahkan pembaca mengingat hal yang penting.
Buku ini juga dilengkapi dengan spot untuk menuangkan apa yang ingin kita tulis sesuai dengan panduan buku ini. Juga ada testimoni dari para peserta yang telah mengikuti Anger Management Workshop. Kalau ada kekurangan di dalam buku ini mungkin teks-teks di dalam gambar yang kurang jelas untuk dibaca.
Selamat membaca buku Anger Management The Life Skill ini teman-teman :) Besar harapan tulisan Anger Management dan Masa Lalu yang Tercampakkan ini bermanfaat ya :D
Judul Buku: Anger Management The Life Skill
Penulis : Dandi Birdy dan Diah Mahmudah
Penerbit:Zenawa Media Giditama
ISBN: 978-623-7306-23-8
Cetakan Pertama ; 2019
Pengen punya bukunya, mau baca.
BalasHapusSetuju banget, mata saya minus dan malas pakai kacamata, jadi saya paling suka buku yang tulisannya besar tapi juga nggak terlalu gendut dempet-dempet.
Begitu juga dengan blog.
Paling sedih deh kalau saya baca blog yang tulisannya udahlah imut, pakai warna abu-abu pula, mata saya jadi makin sakit.
wahhh jadi pengen punya bukunya deh. Emosi bila disalurkan secara benar memang akan menjadi hal positif yaa, Mba
BalasHapusAku senang banget mbak dengan buku ini, apalagi mengelola emosi agar tetap stabil baik di dunia nyata dan dunia maya ya kak.
BalasHapusMengarahkan amarah memang penting ya, pandai-pandai kita mengalirkan kemana.
BalasHapusNggak enak juga sih sebenarnya marah itu.
Boss tukang marah memang bikin badmood kerja. Sedih banget perasaan kok gini amat jadi anak buah. Tapi itulah marah meluap bagaikan iar bah tidak terbendung harus di alirkan dengan cara yang tepat. Kalau mpo suka narik napas panjang .
BalasHapusSepertinya buku ini akan banyak dibutuhkan banyak orang. Rasanya di media sosial, semakin banyak netizen yang butuh anger management. Saya yang selalu menghindar perdebatan, juga kadang-kadang pusing melihatnya. Jadi merasa butuh baca buku ini juga supaya kemarahan gak meledak
BalasHapusLuka itu menguatkan ya. Memang perih waktu menjalaninya tapi jika bisa baca hikmahnya insya Allah jadi pelajaran yang berguna
BalasHapusSaya dulu orangnya gampang banget marah, makin kesini makin capek kalau harus marah- marah sama hal kurang penting. Rasanya perlu banyak belajar lagi nih. Penasaran pengen baca bukunya
BalasHapusMenahan emosi, melampiaskan emosi dengan cara yang bijak tanpa menyakiti sesama ini tak mudah bagiku mba. Satu sisi, aku ingin membaca buku ini mba
BalasHapusCuplikan kalimatnya menampar saya juga karena belum sepenuhnya mengosongkan ransel amarah. Nyeri jiwani itu masih terbawa sampai sekarang dan membenahi hidup saya.
BalasHapusJadi pengen baca bukunya untuk memandu agar bisa berdamai dengan masa lalu.
Wah, ini buku yang bagus ya, Teh. Bisa membantu kesehatan mental banyak orang dan bisa untuk mengantarkan Generasi Indonesia yang lebih baik lagi. Masyarakat yang bisa mengendalikan rasa amarahnya
BalasHapusAnger management the life skill judulnya bikin penasaran banget.jadi pengen baca apa aja isinya nih. Seru kayaknya.
BalasHapusBukunya inspiratif banget ya mbak....tentang mengelola emosi yang baik. Kadang saya juga gitu mbak suka tak terkontrol emosinya ketika saya capek. Jadi harus baca buku ini kayaknya supaya bisa mengelola emosi dg baik.
BalasHapusUlasannya bener-bener bikin saya penasaran dengan isi buku Anger Management ini. Jadi pengen baca bukunya juga apalagi bahasannya tentang pengendalian emosi. Nah, saya butuh nih bacaan yang seperti ini.
BalasHapusBuku ini bisa dibilang sebagai pengingat kita ya dan jujur aja kadang suka marah sama anak-anak kalau liat rumah berantakan huhu.
BalasHapustentang kanvaas raaaasa... ahhhh dalem
BalasHapussaya juga msih bgg karena masih srg nahan emosi yg bikin hati jdi g enak bgt
kyknya perlu juga bca buku ini
Wah, aku termasuk orang yang kayak gelas tadi tuh mba hehehee... Padahal dari kecil ya hidup penuh kasih sayang lho, tapi entah kenapa sumbunya kok pendek. Kudu baca buku ini nih agar makin tau tentang anger management.
BalasHapusWah buku bagus nih. Sulit memang menahan emosi tapi kalau bisa mengendalikan insha Allah ga ada yang tersakiti
BalasHapusSerius aku penasaran ama buku ini kak, baca review beberapa temen blogger kok kayanya bagus banget ya buku ini
BalasHapusBukunya kayaknya cocok nih buat saya yg seringkali menghadapi tim yg lelet atau rekan kerja yg ngomongnya kasar tapi OOT. Searching dulu ah beli di mana... Hehehehe
BalasHapusBukunya sepertinya bagus nih. Aku mau ah punya karena sampai saat ini aku pun masih belajar untuk mengelola emosi loh. Kalau sudah hectic biasanya langsung deh spanning dan jadinya uring-uringan. Harus banyak belajar lagi
BalasHapusAku kayaknya perlu baca ini deh karena punya watak bawaan sebagai orang yg pemarah hahaa makasih banget ulasannya ya mbaak..
BalasHapusUntuk tahu jati diri memang perlu baca buku ini ya
BalasHapusSemoga saya bisa segera memilikinya di awal tahun setelah gajian invoice cair
Aku dulu pernah punya atasan yang sangat terlatih mengatur emosinya.
BalasHapusSenang banget berada di dekat beliau, terkena aura positifnya.
Bukunya bagus ya teh dan alhamdulilah juga bisa ikutan di workshopnya kemarin alhamdulilah nambah lagi ilmu manfaat :)
BalasHapusBukunya tentang mental health banget! Kadang saya juga kelepasan kalau marah-marah. Suka khilaf ;(
BalasHapusLayak dibaca untuk rekomendasi yang sedang mengatur perasaan inih
BalasHapusaku jadi kepo baca mba Ida. Baru tahu ini ada bukunya, semoga kapan2 bisa kebeli.