Workshop Anger Management, Cara Hidup Bahagia ala Dandiah Beberapa waktu yang lalu saya sempat membuat tulisan tentang sebuah buku keren. Tulisan yang berjudul Anger Management dan Masa lalu yang Tercampakkan merupakan review buku Anger Management karya Dandy Birdy dan Diah Mahmudah. Sepasang suami istri psikolog pemilik biro Psikologi PT Dandiah Selekta Pesona yang tersebar di Bandung, Bekasi dan Yogyakarta.
Alhamdulillah mereview buku itu sangat memberikan insight tersendiri terhadap pengelolaan emosi. Terlebih lagi beberapa waktu yang lalu tepatnya tanggal 8 Desember 2019 sempat mengikuti workshop Anger Management yang diadakan di Hotel Aston Bandung. Membaca bukunya, mereview kemudian mengikuti langsung workshopnya membuat saya semakin meyakini bahwa Anger Management ini memang bermanfaat dan banyak yang membutuhkan.Jadi ingin menulis pengalaman mengikuti workshop Anger Management ini.
Berdua mereka memberikan workshop di berbagai tempat karena ingin membantu orang-orang yang bermasalah di dalam hidupnya. Oh iya bagi teman-teman yang belum tahu Dandiah itu singkatan dari nama mereka yaitu Dandi Birdy dan Diah Mahmudah.. Aih so sweet ya.. Jadi ingat warung nasi yang pernah kami dirikan yaitu Warung Nasi Ida dan Angi...hahaha.. intermezo ini mah yah.. :D
Titik Balik Hidup Dandiah
Pagi sekali saya sudah bersiap menuju tempat workshop, tiba di tempat hanya beberapa orang yang terlihat. Saat kursi yang disediakan hampir terisi penuh, acara workshop pun dimulai. Membuka acara Dandiah ini memperkenalkan diri mereka. Tentang niat awal mengapa berkecimpung di dunia yang sekarang digeluti ini.
Titik balik hidupnya berawal justru saat karir mereka berdua sedang berada di puncak, dengan pendapatan per bulan 500 juta. Secara materi mereka memang sukses, sayangnya kesuksesan itu ternyata diiringi dengan bermasalahnya putri sulung mereka di sekolahnya, hingga dipanggil ke sekolah untuk mengatasi masalah ini. Terpukulah kedua suami istri ini, bagaimana tidak? Suami istri psikolog dipanggil psikolog karena anaknya bermasalah secara sosial. Sebuah ironi ..
Peristiwa itulah yang membuat mereka membanting setir hidupnya. Mereka berdua sepakat untuk tidak lagi sibuk mengejar materi. Berdua mereka berazam untuk hidup lebih bermanfaat membantu orang-orang yang bermasalah seperti yang mereka alami. Akhirnya mereka berdua membuka praktek psikologi. Terjun di dunia psikologi sesuai bidang mereka berdua, fokus kepada mental illness, support kesehatan mental. Menerapi banyak orang membuat mereka sadar bahwa bukan mereka saja yang bermasalah. Banyak orang di dunia ini yang memiliki masalah secara mental bahkan lebih berat dari yang mereka rasakan.
Trilogi Positive Parenting
Dari berbagai workshop Anger Management yang mereka lakukan di berbagai daerah munculah usulan dari para peserta yang meminta materi workshop dibukukan. Akhirnya mereka membuat buku sebanyak 4 buah buku. Yang baru terbit baru satu yaitu Anger Management, kini sedang dalam proses cetakan kedua, ada tiga lagi yang akan segera launching yaitu seri Positive Parenting.
Buku pertama ditujukkan kepada para bunda dan para istri bukunya berjudul Membasuh Luka Pengasuhan. Buku ini di dalamnya terdapat tools atau alat tes yang mengukur benarkah kita memiliki luka-luka pengasuhan. Karena kita harus tahu dulu apa itu inner child dan apakah kita ini memang mengalami inner child, kata Teh Diah mah jangan-jangan hanya GR..hehe.. Baru setelah yakin kita memiliki inner child ini maka hutang-hutang pengasuhan harus dibayar, Luka Pengasuhan ini harus dibasuh.
Untuk mengatasi inner child buku yang mengupas 15 Luka Pengasuhan ini disisipi jurnal selama 40 hari yang disebut 40 Days Challange for Self Healing Therapy. Hingga melalui buku ini bila kita mengikuti step by step nya maka inner child ini akan bisa sembuh hingga berubah dari mental illness menuju mental wellness.
Buku kedua berjudul Ayah Tangguh adalah buku yang dikhususkan untuk ayah karena bagaimana pun seorang ibu jungkir balik mendidik anak, tetapi kalau tidak bersinergi dengan ayah tetap akan pincang. Buku yang ketiga adalah Membayar Utang Pengasuhan yang dikhususkan untuk kita sebagai pengasuh anak.
Workshop Anger Managemenet
Mengapa harus mengikuti Workshop Anger Management?
Mengapa Dandiah membuat Workshop, tujuannya adalah agar para peserta atau orang yang memiliki masalah bisa melakukan self healing jadi tidak tergantung kepada terapi dari Dandiah. Jadi diajarkan untuk bisa menerapi diri sendiri.
Marah seperti gunung es yang muncul ke permukaan begitu berat padahal ada berbagai macam penyebabnya. Banyak hal yang melatar belakangi orang menjadi marah, bisa jadi karena stress, frustasi, insecure, kecewa berbagai emosi di dalamnya yang muncul satu yaitu marah. Berbagai latar belakang penyebabnya tiap orang berbeda-beda. Bagaimana memenej rasa marah dikupas tuntas dalam Workshop Anger Management ini.
Bila ada pribadi Sumbu Pendek alias mudah mengamuk, itu disebabkan ransel emosi yang sudah penuh hingga hidup terasa berat, Ini akibatnya akan frustasi, akibatnya tinggal disulut sepercik api maka bisa langsung meledak lah amarahnya.
Workshop Anger Management ini juga bertujuan agar peserta dapat mengosongkan ransel emosi dengan terapi yang diajarkan di workshop management ini. Workshop ini pun memiliki system cooling down untuk pencegahan. Bisa menjadi pribadi dengan sumbu panjang artinya bisa mem pause kemarahan tapi kalau ditahan tentu saja tidak baik. Dengan self healing rasa marah bisa dikeluarkan di rumah, pada waktu dan tempat yang tepat. Kita memang makhluk sosial yang bebas mengelurkan emosi kita tapi kita tidak terbebas dari konsekuensi sosial.
Marah Harus Dialirkan Bukan Dialihkan
Hidup itu tidak semua ideal, kita mengalami berbagai hal yang kadang tidak menyenangkan. Kejadian masa lalu, masa kini atau masa depan yang mengganjal atau membuat kita terganggu harus diproses. Selama ini kita diamkan yang sebenarnya harus diproses bukannya dibiarkan. Pada sessi ini Dandiah banyak memberikan contoh-contoh kasus luka masa lalu, masalah yang terjadi sekarang dan yang problema yang akan datang.
Permasalahan yang ada harus bisa diatasi jangan dibiarkan yang seiring berjalan dengan waktu katanya akan membaik. Karena energi itu bersifat kekal, hingga kalau tidak dikelola dengan benar maka akan berakibat pada kesehatan. Orang Indonesia tidak biasa diajarkan mengalirkan rasa marah, diajarkannya mengalihkannya dengan bernyanyi, piknik, beres-beres dan lain sebagainya. Ini tidak menyelesaikan masalah, karena energinya diam, tetap ada tidak hilang hingga berakibat pada permasalahan pada kesehatan atau fisik.
Enam dari sepuluh pengidap kanker disebabkan oleh masalah psikis, permasalahan yang tidak dialirkan tetapi dibiarkan mengendap, 90 % penyakit berawal dari psikis, 100% orang yang datang ke Dandiah ternyata memiliki permasalahan fisik yang diakibatkan oleh psikis. Setelah diterapi beberapa waktu alhamdulillah penyakitnya berangsur sembuh tanpa harus berobat ke dokter.
Inti dari Anger Management adalah penerimaan rasa marah, bolehkan marah diungkapkan tetapi di sessi terapi, setelah dialirkan terima dengan ridla, alirkan rasa itu keluar. Sadari ada namanya qodarulloh bahwa semua terjadi atas izin Allah SWT. Sesakit apapun itu adalah kehendak Allah tapi ada sesuatu yang Allah inginkan untuk kita dan kita harus mencari makna dari semua itu. Orang yang hidupnya bahagia adalah orang yang memaafkan masa lalu mensyukuri yang terjadi masa kini dan optimis menghadapi masa depan.
Buku Anger Management |
5 Pilar Konsep Anger Management ala Dandiah Menuju Have a Meningfull life
Bagaimana cara mengubah dari emosi negatif ke emosi positif dari mental illness menuju ke mental wellness ? Itu adalah konsep dari Dandiah dalam mengelola energi negatif. Dari energi marah menjadi hidup yang bahagia, have a meaningfull life.
Ada 5 pilar pendekatan yang dilakukan Dandiah dalam Anger Management ini yaitu :
- Kelola emosi dengan terapi emosi. Ketika memiliki banyak emosi alirkan emosi dengan terapi emosi. Apa pun yang terjadi baik menyenangkan harus dikelola diolah dengan dihayati.
- Cognitif Apprasial, adalah sebuah teori tentang stress dari Lazarus bagaimana orang mengangkat stress secara kognisi, karena stress itu awalnya dari pemikiran. Stress selalu ada dan perlu karena stress lah yang membuat kita bergerak tetapi tidak boleh ketinggian tidak pula kerendahan Kalau orang gak punya stress gak mau apa-apa diam terus, kalau ketinggian maka akan tegang.
- Fisik supaya enggak stress harus ada upaya fisik seperti olah raga teratur, makanan yang sehat, tidur harus cukup, ketika terapi ada tapping di titik-titik somatif.
- Spiritual, terus memperbaiki hubungan dengan Allah SWT, dengan Forgiveness Therapy, Terapi Syukur , Surrender Therapy & do'a.
- Sosial, terus memperbaiki hubungan dengan sesama, forgiveness therapy, Love Letter. dan Terapi Syukur
Sessi Praktek di Workshop Anger Management
Setelah menjelaskan semua hal tentang Anger Management ini masuklah pada sessi praktek. Kami diajarkan melakukan tapping di beberapa titik-titik somasi. Masing-masing titip tapping memiliki makna tersendiri.
Seperti tapping di bagian kepala bila terasa sakit itu artinya kita memiliki permasalahan dengan Allah SWT, misalnya saja hubungan kurang dekat dengan Allah, marah kepada Allah dan lain sebagainya. Pangkal alis, terasa lebih sakit di titik ini saat di terapi tapping artinya mengalami trauma, frustasi atau kelelahan. Makna titik-titik tapping lainnya dengan manfaat masing-masing bisa kita baca di buku Anger Management atau di workshopnya. Senang sekali mendapat pelatihan tapping ini sangat bermanfaat karena bisa kita praktekan di rumah
Setelah itu kami melakukan self healing therapy, ruangan dibuat menjadi gelap kemudian kita diminta memejamkan mata kita. Tidak boleh dibuka sampai ada perintah dibuka matanya.
Diawali dengan niat karena Allah SWT, bergantung dan memohon pertolongan kepada Allah SWT (Agama lain menyesuaikan).
Melakukan tahap 4A (Aware, Accept, Allow dan Away)
Menyadari dan mengakui bahwa diri ini terluka dan tidak baik-baik saja.
Akses peristiwa buruk yang pernah terjadi, yang paling mengganggu peran kita saat ini.
Rasakan emosi yang muncul (marah, sedih, takut) dengan sangat jujur, lipat gandakan rasa itu. lalu salurkan. Ungkapkan rasa marah tersebut dengan bebas, menyebutkan nama meneriakan rasa marah dan menumpahkan semuanya. Bayangkan kita sedang berhadapan dengannya.
Terus terang di sessi ini saya tidak bisa memunculkan rasa marah dalam diri. Mungkin karena saya memang tidak memiliki masalah yang terpendam. Karena semakin berusaha digali semakin tidak bisa menemukannya. Akibatnya saya akhirnya jadi mendengarkan sekeliling, karena tidak diperkenankan membuka mata.
Saya jadi mendengar teriakan-teriakan, ungkapan kemarahan, tangisan, bahkan sepertinya sampai ada yang muntah. Sebelumya kami memang diberi kantong buat muntah, karena konon kata Dandiah bisa sampai mual bahkan muntah. Semua emosi negatif mereka keluarkan, kemudian berbicara seolah orang yang membuat kita tertekan ada di depan mata. Jadi tau kenapa harus menutup mata, karena kita tidak perlu tahu permasalahan hidup orang lain, tidak ada gunanya juga..hehe..
Tim dari Dandiah membantu memberikan tapping di bagian ubun-ubun. Kemudian meminta saya mengeluarkan semua perasaan. Saya sampai hampir putus asa mengeluarkan apa yang terpendam dalam diri yang tak juga ditemukan. Akhirnya saya bilang saya tidak memiliki rasa dendam dalam diri, kalaupun pernah ada saya sudah memaafkan semua. Saya bilang, saya orangnya gampang memaafkan...hahaha..so iye deh.
Iya dong, prinsip saya hidup hanya sekali, sayang sekali hidup saya kalau sampai tidak bahagia. Dimainkan oleh perasaan dan dirusak oleh seseorang yang mungkin tidak peduli perasaan saya yang pernah tersakiti. Itu tidak boleh terjadi dalam hidupku...
Bingung apa yang harus saya lakukan akhirnya saya melakukan selftalk mengungkapkan penyesalan-penyesalan pengasuhan yang telah saya lakukan kepada anak-anak. Sukses membuat nangis... minimal sama nangisnya sama peserta lainnya.. hahaha... Setelah itu saya memaafkan diri kemudian berdo'a yang terbaik untuk anak-anak.
Setelah emosi negatif terkuras, tapping pada ubun-ubun yang selama sessi ini dilakukan dihentikan. Mata tetap harus terpejam kemudian kami melakukan butterfly hug therapy, memeluk diri, menyayangi diri kita. Lakukan Surrender Therapy dengan mengatakan Aku berpasrah dan melepaskan semua rasa hanya kepada Allah...
Jika sudah siap lakukan memaafkan secara lisan (Forgiveneness Therapy). Setelah itu lambungkan doa terbaik kepada orang-orang yang pernah menyakiti kita. Karena sesungguhnya kebaikan do'a itu akan kembali pada diri kita. Sessi praktek ini ditutup dengan relaksasi yang dipandu Dandiah.
Ketika sessi praktek terapi usai, para peserta ditanya berapa persen merasa lega atau plong nya setelah diterapi. Beragam jawaban peserta ada yang bilang 70%, ada yang bilang 90% bahkan ada yang bilang 100% plong. Masya Allah....
Untuk teman-teman yang merasa masih mudah tersulut emosinya hingga kemudian sering marah-marah. Itu artinya masih ada yang belum selesai dalam dirinya, harus ikut workshop ini nih supaya hidup di dunia yang hanya sekali ini bisa lebih meaningfull.
Saya yang berada di grup WA bersama para peserta terapi lainnya, membaca ucapan terima kasih dari para peserta karena usai ikut terapi ini jadi bisa tidur nyenyak.. hehe..Sepertinya teman-teman memang sudah mulai benar-benar plong.
Alhamdulillah, selamat ya teman-teman, seperti yang diungkapkan Teh Diah di awal acara bahwa orang yang sudah mendatangi konseler untuk terapi itu seperti orang yang sudah mendapat hidayah. Karena banyak orang di luar merasa malu datang ke psikolog karena stigma negatif yang menyebutkan seolah diterapi di psikolog itu orang yang memiliki penyakit jiwa... Padahal tidak seperti itu kan? Semoga tulisan Workshop Anger Management, Cara Hidup Bahagia ala Dandiah ini bermanfaat ya....
wah teteh lengkap sekali nih aku juga mau nulis hahaha
BalasHapusHarus sayang sama diri sendiri akhirnya ya teh, meluk diri sendiri jadi terharu 😠makasih reviewnya lengkap teh
BalasHapusWaahh pengen juga nih baca buku ini, saya termasuk mamak suka marah-marah soalnya, kemaren ngobrol ama adik-adik psikolog, memang ebner, marah jangan ditahan, tapi dialirkan dengan benar, jadi keluarnya masih positif.
BalasHapusKu pernah mempelajari sejenisnya Anger manajemen beberapa tahun kebelakang, seruu iih. Tapi buku yang ini belom, tapi mirip dengan yg kupelajari.
BalasHapusSemuanya bermuara pada diri sendiri untuk mengelola,mengalirkan anger. Entah, ku dr dulu suka banget baca2 buku ato ikutan seminar/ws buat modalitas diri.
Perlu ni bagi saya yg masih susah mengontrol amarah hehe.
BalasHapusAku pernah sedikit belajar tentang inner child dan berdamai dengan inner child memang kunci pengasuhan yang positif
BalasHapusNah iya bener mba Ida. Banyak yang menganggap bahwa ke psikolog karna dianggap ini hanya untuk orang gila aja. Hiks. Banyak yang rekomen buku ini buat dbaca mba mau ah ikut seminarnya
BalasHapusTeteh super bangeeett ini mah.
BalasHapusPaling nggak, aku jadi paham kenapa selama ini aku sempat jdi manusia yg hobiiii bgt marah2.
Pengiin ikut workshopnyaa. Semoga bakal ada d surabaya
Selama ini berarti kita udh salah kaprah dgn mindset kalo marah itu harua dialihkan. Justru harus dialirkan ya ternyata. Perlu banget sih life skill anger management ini.
BalasHapusSaya sepertinya perlu diterapi nih, mba.
BalasHapusWalau sekarang sudah mema'afkan, tapi sy memang merasakan efeknya pada fisik yg ringkih. Dari dulu harusnya sy juga selalu berpikir positif seperti mbak Ida nih. Rugi banget hidup. Tapi semua udah punya jalan masing2 ya, mba :)
alhamdulillah bisa langsung ikut terapi dengan pakar psikolognya yaa. Jadi lega setelah curhat tentang luka diri dan memaafkan diri sendiri. Kapan ya Dandiah ke Jakarta, mau ikutan. heheh
BalasHapusEmang masih kental ya org datang ke psikolog dikira hidupnya bermasalah, ancur atau gila.
BalasHapusPadhaak kan nggak segampang itu nyimpulinnya . Huhu. Keknya rekomen ini buku buat dibaca ya mbak
Para wanita khususnya Ibu dan saya sendiri perlu banget ini mengikuti workshop anger manajemen, bagaimanapun juga Ibu adalah pusat keluarga, karena dari ibu yang bahagia itu akan menghasilkan anak dan keluarga yang bahagia juga.. aamiin
BalasHapusAku sangat penasaran dengan inner child ini, beberapa kali cari informasi tapi belum ada info yang lengkap. Boleh tahu di buku tersebut bisa diaplikasikan sendirikah?
BalasHapusBisa mba..asalkan bs memahami bukunya, dibaca berulang mungkin membantu..Tergantung jg dgn kemamphan kita masing2...lbh asyik sempat ikut workshopnya bs jd lbh paham slh itu bs sendiri..
HapusIya mbak setuju, orang yang datang ke psikolog dan psikiater itu ya seharusnya didukung supaya kesehatan mentalnya membaik
BalasHapusKadang ada permasalahan yang belum terselesaikan dalam diri tapi kita tidak menyadarinya ya. Memaafkan terutama pada orang yang menyakiti kita itu memang tidak mudah. Pasti rasanya akan legaaa jika semua masalah bisa terselesaikan, segala perasaan negatif sudah dikeluarkan. Terapi ini pasti membantu sekali.
BalasHapusTernyata benar ya, seperti berbicara pada orang yang kita anggap bermasalah itu bisa jadi healing. Itu yang terbiasa kulakukan mba ketika mencoba meredam amarah. Kan ga bisa langsung emosi kepada yang bersangkutan, jadinya ketika sendirian mencoba untuk semacam berbicara kepada orang tersebut. Bisa jadi kemudian memang nangis, tapi setelah itu lega.
BalasHapusMungkin kalau aku ikut terapi ini juga bingung ditanya lagi punya pendaman rasa apa, karena kayaknya udah selesai masalah-masalahnya.
Wah keren banget nih workshopnya. Aku nih yang kudunya ikutan. teh Ida mah sabar, belom terlalu penting. Hehehe... dicatet deh ilmunya. Semoga bisa diinget dan diaplikasikan :D
BalasHapusSetuju.
BalasHapusTerutama di bagian ini,
"... karena banyak orang di luar merasa malu datang ke psikolog karena stigma negatif yang menyebutkan seolah diterapi di psikolog itu orang yang memiliki penyakit jiwa."
Barakallah teteh, bisa ikut workshop yang sangat bermanfaat, sampai sekarang saya masih belum bisa mengalirkan marah dengan telat, masih sumbu pendek, penyebabnya banyak, insecure, rasa cemas dll, pengen baca bukunya juga, dijual bebaskah?
BalasHapusMashaAllah mba, acaranya sungguh bermanfaat ya. Untuk masalah pengasuhan masa lalu, dulu saya sempet stres juga. Akhirnya berdamai dengan smuanya, termasuk dengan diri sendiri juga. Aku jadi mau berburu semua bukunya Dandiah mba.
BalasHapus