idatahmidah.com Dulu Langganan Banjir Kini Menjadi Kampung Wisata Tahun Baru 2020 ini tidak seceria biasanya karena di beberapa tempat di Indonesia terutama di Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta banyak yang terkena musibah banjir. Saling menyalahkan sudah biasa di negeri berflower ini, padahal saat kita menunjuk satu jari kepada orang lain, empat jari lainnya sedang menunjuk diri kita sendiri.
Introspeksi, itu seyogyanya yang kita lakukan, walau sebetulnya memang kebanyakan banjir adalah disebabkan oleh ulah tangan-tangan jahil yang serakah dan tidak bertanggung jawab. Seperti di wilayah tempat tinggalku, belasan tahun tidak pernah dilanda banjir sekalipun. Namun saat sebuah pengembang membangun sebuah kawasan perumahan dan wisata yang memotong sebuah gunung akhirnya banjir menjadi peristiwa rutin tahunan yang melanda daerah tempat tinggalku.
Banjir di rumah beberapa tahun yang lalu |
Beruntung sekarang sudah ada pembenahan di sana sini, jadinya banjir tidak separah tahun-tahun awal datangnya banjir. Tetangga di lingkunagn rumah pun sudah terbiasa menghadapinya sehingga tindakan preventif biasa dilakukan di musim hujan ini.
Sering mengalami banjir jadinya kalau hujan mulai terlihat besar jadi siap-siap melakukan antisipasi. Seperti mengangkat karpet-karpet, menutup lubang-lubang pembuangan air karena di sana tempat masuknya air banjir. Seharusnya pagar depan rumah ditinggikan seperti yang para tetangga lakukan, tapi saya masih belum menjadikan itu sebagai prioritas ...
Kampung Glintung: Kampung Wisata Biopori
Sebetulnya paling asyik dan bermanfaat adalah cerita tentang kisah tentang daerah yang biasa terkena banjir tapi kemudian bisa bertransformasi menjadi daerah yang bebas banjir. Bahkan lebih dari itu daerah itu menjadi tempat wisata yang memberi nilai lebih untuk warganya.
Sumber : Glintung Go Green |
Mereka sampai memiliki uang kas Rp 700 juta dari penghasilan daerahnya yang menjadi daerah wisata. Kelak uang itu akan terus dikumpulkan untuk membuat pembangkit listrik dengan memanfaatkan sungai di daerah setempat. Keren ya..sangat inspiratif
Kampung yang kini dikenal sebagai Kampung Wisata Biopori ini adalah Kampung Glintung di Malang. Kampung ini kini menjadi salah satu lokasi tujuan wisatawan terutama wisatawan yang peduli akan kelestarian lingkungan.
Sumber video net Tv |
Dulu daerah padat penduduk di kecamatan Belimbing ini merupakan kawasan langganan banjir. Ketua RW 23 Bapak Ir H Bambang Irianto mencoba mengubah keadaan itu bersama masyarakat. Inisiatifnya diwujudkan dengan gerakan sosial yang dinamai Glintung Go Green (3G).
Ya bermodal cap dan stempel Pak Bambang memulai gebrakan Glintung Go Green ini. Masyarakat yang tidak mengikuti aturan tidak melakukan penghijauan di sekitar rumahnya, tidak menyerahkan botol kemasan plastik bekas, tidak akan mendapat pelayanan administratif seperti cap dan tanda tangan untuk pembuatan KTP, Surat Kematian, hingga melahirkan. Sebuah gerakan yang awalnya tidak mudah karena kebijakannya yang tidak populis ditentang masyarakat setempat.
Sumber video net Tv |
Dimulai dengan gerakan sederhana berupa penghijauan lingkungan yang diluncurkan bulan Pebruari 2012 itulah gerakan 3G ini dimulai. Gerakan ini juga sekaligus mendukung program pemerintah Kota Malang Ijo Royo Royo. Bagi warganya yang tidak mampu membeli tanaman pihak RW menyediakan tanaman tetapi yang bersangkutan harus merawat tanaman itu.
Masyarakat yang awalnya banyak yang tidak setuju dengan aturan yang tidak populis ini akhirnya berbalik mendukung karena merasakan manfaatnya. Karena setelah waktu bergulir tanaman yang dikembangkan bukan hanya asal hijau dan indah tetapi merambah kepada tanaman yang dapat dikonsumsi kebutuhan sehari-hari.
Meskipun telah melakukan penghijauan ternyata banjir masih melanda akhirnya dibuatlah gerakan menabung air. Gerakan ini dilakukan dengan pembuatan sumur biopori dan sumur injeksi berukuran super jumbo dengan diameter satu meter dan kedalaman sepuluh meter. Jalan kampung pun dibongkar dan dibuatlah biopori dan sumur injeksi. Sejak itu banjir berkurang karena satu sumur injeksi saja bisa menampung 10.000 liter air setiap kali hujan.
Selain mencegah banjir keberadaan sumur injeksi juga mengatasi kekeringan di musim kemarau. Biopori juga berfungsi sebagai tempat fermentasi pembusukan sampah organik menjadi pupuk kompos yang kemudian dibagikan kepada warga setempat atau dijual.
Sumber video net Tv |
Selain manfaat itu tanaman hijau dari hidroponik dan vertikal garden berdampak pada berkurangnya pengeluaran harian. Warga bisa memanen aneka sayuran yang ditanam di halaman. Sayuran ini juga bisa dijadikan minuman kesehatan dan dijual saat ada rombongan wisata berkunjung.
Dalam tiga tahun ini Kampung Glintung ini dikunjungi tidak kurang dari 5000 wisatawan dengan pemasukan sebesar Rp 700 juta. Uang ini akan dijadikan modal awal pembangunan pembangkit listrik tenaga mikro dengan memanfaatkan sungai setempat.
Luar biasa ya... dari awalnya kampung padat penduduk yang sering dilanda banjir berubah menjadi kampung hijau royo-royo yang indah dipandang, nyaman ditempati, bebas banjir dan menghasilkan pula. Sepertinya bisa jadi kampung percontohan untuk daerah lain yang sering dilanda banjir.
Semoga tulisan Dulu Langganan Banjir Kini Menjadi Kampung Wisata ini bermanfaat ya teman-teman :)
Hebat sekali. Semoga mskin banyak kampung atau perumahan yang mau melakukan hal ini.
BalasHapusini sih harus banyak dicontoh sama semua lapisan nih mbak, gak kebayang kalo perkampungan atau wilayah - wilayah yang dulu nye terkena banjir, sekarang bisa menjadi tempat wisata. Pasti keren banget
BalasHapus