Upaya PIP Mempercepat Kebangkitan UMKM di Indonesia

Upaya PIP Mempercepat Kebangkitan UMKM di Indonesia  Tidak ada seorang pun yang menyangka kalau ternyata tahun 2020 akan menjadi tahun yang sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.  Pandemi Covid-19 telah mengubah tatanan kehidupan di muka bumi ini.  Begitu banyak sektor yang terdampak yang diakibatkan bencana global ini.


Pandemi ini telah membuat banyak perubahan, anak-anakku beberapa bulan ini sekolah secara online atau dikenal dengan sebutan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).  Abi, ayahnya anak-anak pun sempat  bekerja di rumah saja.  Di awal saat pandemi ini baru merebak kami baru saja pulang umrah, saat tiba di tanah air penanganan di bandara sudah berbeda dari sebelumnya.

Saat kepulangan dan tiba di bandara kami diberi lembaran kartu kuning, ada peraturan bahwa setiap orang yang baru dari luar negeri wajib melakukan karantina mandiri selama 14 hari.  Sebelumnya saat masih di Mekah kami mendengar bahwa, sehari setelah keberangkatan rombongan kami tidak ada lagi jemaah umrah bisa diberangkatkan.  Keberangkatan jemaah umrah dihentikan  sampai batas waktu tidak ditentukan.

Perekonomian dunia mengalami pelemahan, begitu pula tak terkecuali dengan Indonesia.  Banyak orang yang tiba-tiba saja kehilangan mata pencahariannya.  Gejolak ekonomi yang terjadi di Indonesia bagai sebuah perfect storm yang memberikan dampak luar biasa besar bagi perekonomian negara ini.

Perfect Storm ini membuat daya beli masyarakat terjun bebas cukup dalam, padahal sektor ini pengaruhnya sampai 60%  terhadap perekonomian nasional.  Pandemi ini juga menimbulkan ketidakpastian berkepanjangan hingga investasi ikut melemah yang berimplikasi pada terhentinya usaha  .UMKM menjadi sektor yang paling terpuruk dan paling banyak membutuhkan bantuan dari pemerintah.

Usaha yang paling terdampak adalah akomodasi, makan minuman, restoran, pedagang eceran serta industri pengolahan karena para buruhnya tidak masuk kerja.  Padahal UMKM berkontribusi sebanyak 97% pada lapangan kerja, 60% terhadap PDB nasional, 14% terhadap ekspor nasional dan 58% terhadap investasi nasional.

Tentu saja pemerintah tidak tinggal diam menghadapi hal ini, baru-baru ini dalam rangka Dukung PEN: PIP berikan relaksasi Rp 298,7M kepada PT Pegadaian (Persero), PT BAV dan 15 Koperasi.  Selain itu juga PIP juga memberikan relaksasi senilai Rp 26 miliar kepada PT Pegadaian (Persero).

Pemerintah memang telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No 23 tahun 2020 yang mengatur pelaksanaan Program Pemulihan Eknomi Nasional (PEN).  Atas dasar Peraturan Pemerintah inilah kemudian Pusat Investasi Pemerintah (PIP) membuat kebijakan relaksasi.

Relaksasi PIP ini dalam bentuk penundaan pokok dan masa tenggang kepada Debitur, Penyalur dan Lembaga Linkage/Koperasi penyalur pembiayaan UMi yang terdampak pandemi Covid-19.

Menurut Direktur PIP Ririn Kadariyah dengan total hampir Rp 300 milyar kepada 110 ribu debitur ini adalah sebagai bentuk dukungan PIP dalam melakukan percepatan PEN khususnya membangkitkan kembali Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM) yang terpuruk.

Penyerahkan relaksasi ini dilakukan oleh  Ririn Kadariyah pada hari Selasa 18 Agustus 2020 kepada 15 dari 43 koperasi yang menyalurkan pembiayaan Utra Mikro (UMi) nya melalui PT Bahana Artha Ventura (BAV) dengan nilai sebesar Rp272,7 Miliar.  Sementara itu relaksasi senilai Rp26 miliar telah diserahkan kepada PT Pegadaian Persero pada hari Jum'at 14 Agustus 2020 yang lalu.

"Pandemi ini berdampak secara menyeluruh kepada semua penyalur pembiayaan UMi.  Tidak hanya koperasi dan lembaga linkage yang berskala kecil tetapi juga setingkat BUMN seperti Pegadaian merasakan dampaknya.  Pelaku usaha mikro kesulitan mengangsur kembali kewajibannya sehingga berdampak pada likuidtias para Penyalur dan Koperasi sebagai Lembaga Linkage Penyaluran UMi.." 

Dalam kesempatan penyerahan relaksasi itu hadir tiga koperasi yang berkantor pusat tidak jauh dari Jakarta sebagai perwakilan penerima relaksasi yaitu KSPPS Abdi Kerta Raharja, BMT itQan dan KSP Mitra Duafa.

Sedangkan sisa 12 Koperasi di bawah PT BAV di yang mendapat relaksasi yang lainnya adalah KSPPS Al Amanah, KSPPS BMT Pradesa Finance Mandiri, KSPPS Nusa Ummat Sejahtera, KSP KUD Mintorogo, KSPPS Artha Bahana Syariah, KSPPS BMT Mentari Muammalat Mandiri.

Kemudian ada KSPPS BMT Mitra Ummat Nasional, KSPPS BMT Amanah Bina Insan. KSPPS BMT Bina Masyarakat Utama, KPPS BMT UGT Sidogiri dan KSU Krama Bali.

Sementara itu untuk menunjang percepatan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) ini ternyata kebijakan relaksasi ini tidak berdiri sendiri tetapi disinergikan dengan program subsidi bunga dari pemerintah yang dicairkan melalui Kementrian Koperasi dan UKM serta kementrian BUMN yang juga menyasar Penyalur dan Lembaga Linkage penyalur UMi.

Penyaluran pembiayaan melalui UMi kepada para pelaku usaha mikro yang tersebar di seluruh Indonesia.  Sampai dengan akhir semester I 2020, lebih dari Rp7,039 triliun dana disalurkan kepada 2,3 juta debitur.  Selain itu PIP juga memberikan pelatihan pemasaran daring kepada pelaku usaha mikro dan pendampingan program langsung di marketplace.

Mudah-mudahan saja usaha-usaha yang dilakukan oleh PIP ini dapat membantu memudahkan percepatan kebangkitan UMKM di Indonesia yang sekaligus akan meningkatkan kinerja perekonomian Indonesia secara umum.

Semoga tulisan Upaya PIP Mempercepat Kebangkitan UMKM di Indonesia ini bermanfaat ya teman-teman.. :D