Perceraian. idatahmidah.com. Warning: tulisan ini mungkin banyak bikin baper, jangan lanjutkan membaca kalau kita baperan...hahaha.... Maafkan tulisan Cerita Ida kali ini random banget, lebih banyak curcol dan mohon maaf kalau ada yang kesentil....
Karena Komunikasi yang Tidak Efektif ....
"Umi teh ngapain nonton yang kayak gitu, jelek..." Tiba-tiba suara suami menegurku, terdengar seperti suara geledek di siang hari. Membuatku terkejut, tak ada angin tak ada hujan.....
Saya yang lagi asyik nonton tentu saja kaget mendengar nada dan mimik kesal dari suamiku.
Tak terima dengan perilakunya yang tiba-tiba saya pun membalas "Ya, engga apa-apa atuh abi, umi kan sudah lama engga pernah nonton, pengen refreshing juga"
"Iya tapi suaranya jangan terlalu besar kayak gitu, cukup bisa didengar sendiri" balas suami dengan nada dan wajah masih terlihat marah. Oow ini akar masalahnya,,, saya benar-benar tidak menyadari kalau aktivitas ini mengganggunya.
"Iya tinggal bilang aja, umi kecilin suaranya..pasti umi kecilin.." balasku masih engga mau kalah.
"Masa engga paham sih, abi kan sudah balas dengan suara yang keras begini..." jawabnya.
Oow...pantas terdengar suara keras sekali, di meja komputer sebelahku dan parahnya saya tidak mempedulikannya sama sekali, lah karena memang tidak merasa terganggu....
"Tinggal bilang kecilin, apa susahnya... umi kan engga tahu itu mengganggu Abi. Suara sekeras gitu aja umi mah ga ribut, ga protes, engga terganggu. " Suaraku makin keras, tidak terima dengan kemarahan suami yang menurutku tiba-tiba begitu.
Suamiku terdiam, masuk kamar. Saya di ruang keluarga terdiam masih marah, kesal sekali untuk hal seperti ini saja bisa bikin ribut. Baiklah saya tidur di sini saja di ruang ini. Pikirku
Terdengar suara di kamar "Mi..mi sini Mi..." Suamiku memanggil.
Saya terdiam, membiarkan suara itu memanggil terus. Lama-lama saya mengalah. Tidur di sampingnya, tapi membelakangi. Suamiku memelukku erat. Dan kami pun tertidur....
Resep Awet Muda
Hahaha.... Kalau ingat kisah beberapa waktu yang lalu itu, jadi selalu ingin tertawa. Mungkin juga teguran dari Allah SWT, karena saya yang tidak pernah lagi nonton film atau sinetron di rumah tiba-tiba saja nonton sinetron yang tidak bermutu itu. Hari saya lebih buruk dari kemarin dalam pemanfaatan waktu. Buang waktu percuma. Ambil hikmah dari sinetronnya..? Nonsens udah itu kan saya selalu lupa....
Saya diuntungkan oleh suami yang super baik meski kekurangannya jarang mau menegur langsung kalau ada yang tidak berkenan. Suami selalu mengalah dan meminta maaf, alhamdulillah sampai saat ini tidak pernah ada kata-kata cerai yang diucapkan kami berdua walaupun dalam kemarahan di usia pernikahan menginjak 24 tahun ini. Jangan sampai deh... Aamiin Allohumma Aamiin...
Untungnya lagi saya tipe yang engga suka memendam kemarahan berlarut, saya tipe orang yang menikmati kehidupan..... Hidup harus senang, hidup harus bahagia.... hehe...karena hidup hanya sekali. Tidak boleh kata-kata orang lain, sikap orang lain mengganggu mood saya. Seperti apa kata sahabat Ali bin Abi Thalib:
"Jika ada kata-kata yang melukai hati, menunduklah dan biarkan ia melewatimu. Jangan dimasukkan dalam hati agar hatimu tidak lelah.."
Mungkin ini resep awet muda saya ya...ehm ,,,hehe.. Tapi beneran sih, bukan orang yang baru ketemu saya saja yang mengira saya masih muda. Tiap pulang ke mertua, mamah mertua selalu bilang begitu. "Eneng mah asa angger wae, kayak engga punya anak lima..." Ala kulli hal ..Alhamdulillah.
It's Wasting My Time ....
Saat itu saya memang tergoda, berniat sejenak membuka medsos eh saat sedang asyik melihat time line di fesbuk tiba-tiba saja terputar otomatis sinetron tentang poligami yang tidak sehat. Akibat poligami sang suami yang juga berselingkuh dengan seorang pacar lainnya itu membuat sang suami yang diperankan Aldi Taher menjadi pembohong kelas kakap kepada kedua istrinya. Dan...tentang poligami ini memang selalu asyik untuk dibahas, jadinya saya nonton keterusan deh..
Saya dulu penyuka film, banget bahkan....tapi suka jadi keasyikan.... inilah mengapa saya memutuskan untuk menghentikan aktivitas nonton film apa pun. Saya orangnya mudah terlarut. Suka mudah menangis atau emosi, terus kalau filmnya bersambung, suka ga sabar ingin tahu kelanjutannya.
Itulah juga penyebab mengapa saya tidak suka lagi baca novel karena itu akan membuat saya lupa waktu, keasyikan baca tak ingat lagi apa-apa sebelum bukunya tamat. Saya jadi tidak menikmati bacaannya, tapi menikmati alur ceritanya. Tapi dalam waktu dekat ini saya mau membaca sebuah novel lagi untuk sebuah pekerjaan... Setelah puluhan purnama berlalu tanpa membaca novel.. hehe...
Sekarang rasanya sayang banget buang waktu hanya untuk nonton, walau dengan embel-embel, ambil manfaatnya buang yang jeleknya. Bagi saya malah setelah itu lupa apa yang mau diambil hikmahnya, sedikit sekali yang jadi pengingat. Yang ada sih malah jadi memandangi wajah para bintangnya yang tampan dan cantik itu.
Can't Stop Looking at You.... Oh My God.
Ini juga yang membuat saya tidak habis pikir dengan para perempuan bersuami yang memajang foto seorang bintang keren di medsosnya, plus caption misalnya seperti "Can't stop looking at you..". Sadar engga ya kalau itu membuat suami kita tidak nyaman, walau mungkin suami tidak bilang. Atau nanti bisa jadi sebuah legitimasi bagi suami kita untuk melakukan hal yang sama, memandangi, menyimpan foto perempuan lain dan mengatakan can't stop looking at you... Suka kah kita? Kalau saya terus terang tidak...hehe...
Perceraian Dai Kondang Itu
Mungkin kita dikagetkan dengan peristiwa perceraian dai kondang itu. Saya membahas ini karena sedikit tersentil dengan berbagai komentar netizen yang tidak tahu akar masalahnya, tidak tahu alasannya tiba-tiba banyak memaki da'i kondang tersebut dengan mengatakan hanya bisa berteori saja... menghadapi istri sendiri tidak sabar.
Sebagai pihak luar yang tidak paham duduk persoalannya harusnya kita tidak boleh menjudge karena memang kita benar-benar tidak tahu. Banyak kata-kata ejekan yang dikeluarkan netizen karena kasus ini. Padahal itu mungkin ujian bagi dai kondang iu. Setiap rumah tangga ada air matanya masing-masing. Hatta itu seorang dai kondang.
Kalau boleh menebak mungkin karena masih sekitar poligami. Karena dulu sampai memiliki anak banyak sebelum hadir orang ketiga dalam kehidupan mereka rumah tangga mereka adem ayem saja bahkan menjadi panutan. Sekali lagi ini adalah ujian bagi dai kondang itu, karena takdir menggoreskan beliau harus memiliki dua istri....
Saya melihat karakter suami istri yang memiliki karakter yang kuat. Lelaki kuat sepertinya lebih cocok dengan perempuan yang bisa nunut patuh dan taat padanya. Dan perempuan kuat paling tidak suka diduakan. Kalau tentang ini kayaknya ada di buku John Grey yang berjudul Beyond Mars and Venus. Jadi ingat Dani Ahmad dan Maia Estianty deh.... hahaha.... Ini hanya pengamatan saya sih entah benar entah tidak.
Penyebab Utama Perceraian
Masalah ekonomi merupakan penyebab kedua terbesar terjadinya perceraian di Indonesia. Terlebih di masa pandemi ini, konon perceraian di berbagai daerah meningkat tajam karena perekonomian rumah tangga banyak yang terganggu. Sementara sebuah penelitian menyebutkan bahwa secara umum penyebab utama perceraian adalah:
- kurangnya komitmen
- tidak setia,
- pertengkaran atau konflik
- menikah terlalu muda
- masalah ekonomi
Perceraian adalah suatu hal yang boleh dilakukan, tapi dibenci oleh Allah SWT jadi sebaiknya kita berusaha untuk menghindarinya. Banyak perbedaan antara suami dan istri yang jadi pemicu perceraian ini. Kejadian kisah saya dan suami yang saya ceritakan di atas itu bukan sekali dua kali saja. Suami tiba-tiba marah, tanpa saya tau penyebabnya, saya harus sering berpikir, saya salah apa ya....
Ini mungkin juga karena saya kurang peka ya, karena saya sering keasyikan kalau sudah mengerjakan sesuatu, jadi suka lupa daratan dan lautan....
Suami tipe yang jarang mau bicara kalau saya salah atau sesuatu yang tidak berkenan bertemu dengan saya yang kurang peka, jadilah kejadian seperti ini berulang. Menulis ini bukan ingin membuka aib, karena kami tidak pernah ribut besar. Setelah marah biasanya saling minta maaf dan kami rukun lagi. Saya berusaha untuk tidak mengulangi lagi, karena marahan itu sungguh tidak enak....
Men are from Mars, Women are from Venus
Jadi ingat bukunya John Grey, Men are from Mars, Women are from Venus. deh jadinya....Stereotip tentang pria- wanita yang sempat viral beberapa dekade yang lalu. Kiasan yang dibuat di buku itu memang bagus menjelaskan perbedaan di antara dua jenis kelamin yang berbeda itu yang kadang mengganggu terciptanya hubungan cinta yang seharusnya dengan perbedaan itu bisa saling melengkapi.
Orang Venus bertemu dengan orang Mars mereka jatuh cinta dan menjalin hubungan yang bahagia karena saling memahami dan menghormati perbedaan masing-masing. Kemudian saat tiba di bumi mereka menjadi amnesia dan lupa bahwa mereka berasal dari planet yang berlainan.
Inilah kita, kadang kita memandang pasangan sesuai dengan persepsi kita, menginginkan pasangan kita seperti apa yang kita mau. Padahal kan kita dua pribadi yang berbeda, hanya dengan besarnya rasa memahami pasangan lah yang membuat hubungan bisa terus terjalin dengan kebahagiaan. Saling menerima, saling memahami bukan saling menutut....
Tapi tetap yang harus dipahami bahwa kita tidak boleh menjudge orang lain karena kita tidak tahu apa-apa tentang mereka.
Nah teman-teman tulisan random and curcol Cerita Ida tentang Perceraian kali ini cukup sekian ya... Semoga bisa diambil manfaatnya. Mohon maaf bila ada yang tersindir, tidak bermaksud menyindir...:D
Iya ya.
BalasHapusRumah tangga orang manalah kita tau ya Teh.
Aku selalu bilang sama suamiku, rumah tangga itu mau kita nyari orang yg bener2 cocok susah. Kuncinya bersyukur kita sudah diberikan jodoh, harus saling ngerti dan tahu kapan harus bersikap jika salah satu pasangan kita saat itu moodnya lagi gak bagus supaya gak gampang kesulut emosi. Yang satu lagi kesel, satunya diemin dulu. Kalau capek marahnya juga udahan. Yakali mau marahan sampe kiamat. Ahaha. Aku tipikal yg kalau suamiku lagi kesel. Diem aja masuk kamar nonton drakor. Ntar aku diemin juga dia baik sendiri. 😅
BalasHapusYa ampuun, Teh... aku manggut2 melulu baca artikel ini :D
BalasHapusSungguh related dgn (mayoritas dari) kita semuaaa :D
Semogaaa ALLAH menjaga pernikahan/rumtang kitaaa, sakinah mawaddah wa rohmah till jannah yaaa
Suka sedih kalau dengan pasutri yang bertengkar dikit terus mengucap cerai padahal dalam Islam, kata cerai ga boleh diucapkan seenaknya seperti itu. Bahkan tidak berniat pun sudah jatuh talak, hukumnya ya jatuh talak/cerai, ga boleh sama-sama lagi. Kalau sama2 dan belum rujuk secara agama kan jadinya haram hubungannya.
BalasHapusAku belum nikah, tapi kalau lihat orang sekitar yang pisah, biasanya karena ekonomi baru merembet ke hal lain. Ya gak tahu juga sih sama rumah tangganya
BalasHapusBtw soal majang foto. Gak tahu juga ya pasangan bakal kaya gimana. Kadang kan ada yang buat lucu-lucuan aja
Komunikasi memang kunci banget ya, Mbak. Suami saya suka menonton berita. Sedangkan saya sebaliknya. Bukan berarti saya gak peduli dengan apa yang terjadi di luar. Tetapi, pusing aja kalau seharian dengerin berita.
BalasHapusDulu mungkin gak masalah karena suami kan sehari-hari ngantor. Tetapi, sejak WFH kan mau gak mau saya jadi ikut dengerin. Awalnya, saya pasang headset tiap kali suami menonton channel berita. Tapi, lama-lama saya gak tahan. Saya ungkapin aja hahaha
Perceraian memang meninggalkan banyak luka, bukan hanya pada pasangan tapi juga bagi anak - anak mba. Itu yang paling berat
BalasHapusSebagai seorg perempuan yg rmh tangga nya msh baru kata ini lumayan ngeri dan ngilu, berharap rumah tangga yg dmiliki selalu tentram dan jauh dr gangguan
BalasHapusmendengar kata perceraian saya jadi ngeri teh hehe pernah juga sih marah sama suami sampai ingin pisah tapi gak mau sampai bercerai :D teh Ida udah 24 tahun ya wah keren semoga langgeng selalu ya
BalasHapusBetul sekali Mba, sesungguhnya faktor perceraian itu bukanlah karena ekonomi.
BalasHapusMungkin juga iya, tapi bukan penyebab terbesar.
Kalau saya sebisa mungkin jangan sampai bercerai, kasian anak-anak soalnya.
Karena hanya sedikit anak bahagia dengan perceraian ortunya.
Namun, kalau memang udah batas jodohnya, ya apa boleh buat ya.
Yang penting, selalu berjuang dulu sampai di ujung 😊
sedih banget ya teh tingkat perceraian semakin tinggi saat pandemi seperti ini, ternyata sama yaa kalau udah keasikan kerja kadang suami sebenernya bete tapi kita jarang peka. hehe. Ternyata saling memahami dan pertengkaran kecil bisa jadi bumbu pernikahan untuk saling introspeksi diri. Makasih pencerahannya teh. Happy anniversary yang ke-24. Ingin selalu rukun selama dan jadi pasangan dunia akhirat aamiin ^-^
BalasHapusHarapannya semua rumah tangga akan selalu baik-baik saja ya Mbak. Aku yang baru seumur jagung ya kadang ketar ketir juga. Soalnya adik dan anak dari saudara emaknya suami dah 3* pisah 3* nikah. Jadi aku lebih menjaga dan hati-hati
BalasHapusAwalnya aku juga nggak percaya dai kondang bercerai tapi ya begitulah manusia. Semoga kita ambil pelajaran yang baik saja
BalasHapusIntinya ada komunikasi dan saling pengertian ya mbak, gak main marah gitu aja. Kalau aku gak suka dengar yang berisik juga di rumah, sementara suami kalau ngapa2in berisik ya gitu deh harus diomongin biar sama-sama enak
BalasHapusBerumah tangga memang perjuangan ya Teh, perjuangan untuk terus mengenal pasangan....saya baru 5 tahun menikah, Teh, terimakasih banyak untuk curcol randomnya ya, banyak hal yang bisa saya dapatkan untuk intrsopeksi diri :) nuhun....
BalasHapusperceraian itu mmg persoalan utama adalah kurangnya komunikasi. Dan kesabaran antara satu dengan yg lain. Tapi soal perceraian semua ad konsekuensinya
BalasHapusPerceraian memang diawali dari komunikasi yang konslet. Belajar banyak dari Teh Ida. Masyaallah tabarakallah Teh Ida dan suami semoga selalu diberikan kebahagiaan lahir batin dunia akhirat. Insyaallah till Jannah.
BalasHapusDengar berita soal dai itu ya ada sedikit rasa kecewa juga. Tapi yah sebagai orang luar saya so pasti nggak tau cerita utuhnya dan memilih ga cari tau. Fokus ke pernikahan sendiri aja karena masih banyak yang harus diperbaiki juga
BalasHapusPerceraian memang membuat berbagai pihak merasa dirugikan ya mbak...terutama anak2, kasihan banget lihat masa depan anak dimana orang tuanya bercerai. Ini hrs kita hindari, karena dalam agama pun tidak menghendaki adanya perceraian...semoga kita semua selalu diberikan kebahagiaan dan keharmonisan dalam rumah tangga..aamiin.
BalasHapusSerem-serem gimana gitu ya kalau bahas perceraian. Tapi ya realita juga ya mba. Mungkin kalau sekarang masalah ekonomi menjadi poin yang banyak menyumbang kasus perceraian
BalasHapusSedih sekali pasti.
BalasHapusKarena dimana-mana tidak ada yang menginginkan hal ini terjadi.
Perceraian membuat banyak pihak, termasuk anak jikalau sudah memiliki anak, juga ikut terdampak, pastinya.
Semoga Allah selalu mengikat pasangan suami-istri dengan ikatan perjanjian mitsaqon ghalizhaa hingga jannahNya.