Kewajiban Berdakwah Alhamdulillah hari ini menginjak hari kelima di bulan Ramadan, alhamdulillah semoga amalan kita selama ini diterima oleh Allah SWT, Aamiin Allohumma Aamiin. Karena ada hadist yang menyebutkan bahwa
"Betapa banyak orang yang berpuasa namun tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga". (HR. Ath Thobrony)
Duh jangan sampai deh setelah berlelah-lelah berpuasa menahan lapar dan dahaga, kemudian puasa kita tertolak. Mungkin di hari lain kita membahas khusus tentang hal ini agar puasa kita optimal dan diterima oleh Allah SWT. Di tulisan Cerita Ida kali ini saya ingin membahas tentang hal yang lain yaitu tentang Kewajiban Berdakwah
Seperti kita ketahui Ramadan dikenal dengan nama Syahrul Qur'an, Syahrul maghfirah, syahrul jihad, syahru Ash Shiyam, Syahrul Qiyam, Syahru Ad-du'a, Syahru Ar-Rahmah, Syahrul Maghfirah, Syahru Ash Shabr, Syahru Ash-Ahadaqah (bulan sedekah), Syahru Ar-Rizq (bula Rezeki), Syahrul Muwaasaat (Bulan Pertolongan) dan lain sebagainya.
Kewajiban Berdakwah
Pada tulisan kali ini terinspirasi sebuah hadist yang berbunyi
Ballighuu anny walau ayah (HR Bukhari) hadist ini mengandung arti "Sampaikanlah olehmu sekalian meski hanya satu ayat (Al Qur'an).
Tulisan kewajiban berdakwah ini saya tulis bukan untuk mengantisipasi komen-komen miring seperti sok suci, sok iyeh, sok tahu, kita mah biasa aja lah ga usah sok sok an.... Sebetulnya saya tidak terlalu peduli dengan komen miring seperti ini, apalah arti ejekan seseorang yang tidak paham atau dalam keadaan jahil alias bodoh. Tapi setidaknya saya ingin menerangkan kepada orang yang masih lurus jiwanya untuk memahami tentang kewajiban berdakwah ini.
Ayat-Ayat Que'an dan Hadist tentang Kewajiban Berdakwah
Kewajiban berdakwah ini ternyata merupakan kewajiban kita semua, banyak ayat-ayat di dalam Al Qur'an yang menyiratkan tentang kewajiban menyeru atau berdakwah ini. Beberapa diantaranya adalah:
"Dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang yang diwajibkan (oleh Allah)". QS Lukman ayat 17
Di ayat lain...
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung". (QS. Ali Imran ayat 104)
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyeluruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah" QS Ali Imran 110.
Masih banyak lagi ayat-ayat di dalam Al Qur'an tentang kewajiban berdakwah ini. Selain di dalam Al Qur'an kewajiban serta pahala berdakwah tersebar di banyak hadist. Seperti beberapa hadist yang ditulis di bawah ini
"Demi Allah, Sesungguhnya Allah SWT memberikan hidayah kepada seseorang dengan (dakwah) mu maka itu lebih baik bagimu daripada unta merah". (HR Buhari, Muslim dan Ahmad)
"Wahai Ali, sesungguhnya Allah memberikan hidayah seseorang dengan usaha kedua tanganmu, maka itu lebih bagimu dari tempat mana pun yang matahari terbit di atasnya (lebih baik dari dunia dan isinya)" HR Hakim
:"Sesungguhnya Allah memberikan banyak kebaikan, para malaikat Nya, penghuni langit dan bumi, sampai semut-semut di lubangnya dan ikan-ikan selalu mendoakan orang-orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain" HR Tirmidzi
Konsekuensi Menyeru Kebaikan dan Mencegah Kemungkaran
Demikianlah begitu banyak ayat-ayat Al Qur'an dan hadist yang menyebutkan tentang kewajiban dan keutamaan berdakwah. Bukan hal yang mudah memang,ada konsekuensi dari kewajiban berdakwah ini, terutama saat kita menyeru tentang mencegah kemungkaran tentu banyak yang akan merasa tersinggung. Kalau sekedar mengajak melakukan kebaikan paling tidak ditanggapi saja konsekuensinya.
Itulah mengapa dalam ayat di atas ada perintah bersabar terhadap apa yang menimpa kita setelah berdakwah, karena memang konsekuensi akan banyak yang tidak suka. Terutama juga bila bersinggungan dengan hal-hal buruk yang sering mereka lakukan. Umpatan sok suci, ikut campur urusan orang lain dan sebagainya pasti akan banyak didapatkan.
Tapi berkorban perasaan seperti itu tidak seberapa sebenarnya, dibandingkan konsekuensi berdakwah di tempat-tempat tertentu atau di masa lalu. Kadang harta dan nyawa menjadi taruhannya. Namun kemuliaan di sisi Allah lah yang akan didapatkan siapa saja yang mengikuti jalan risalah ini yang memang mendaki lagi sukar.
Berdakwah Tak Harus Menunggu Kita Sempurna
Hidup di dunia hanya sementara, kesenangannya hanya sekejap saja, jangan sampai kita gadaikan kebahagiaan di akhirat untuk kesenangan sekejap ini. Marilah kita berkorban, bersabar melawan hawa nafsu kita yang memang selalu mengajak kepada hal-hal yang menyenangkan. Mari kita sama-sama menyampaikan kebaikan walau hanya satu ayat saja.
Melaksanakan kewajiban berdakwah ini tidak harus menunggu kita sempurna, atau harus menjadi lebih baik dulu karena kalau berprinsip seperti itu kita tidak akan pernah bisa berdakwah. Minimal niatkan apa yang kita sampaikan adalah untuk mengingatkan diri pribadi kita, karena ada ayat yang menyebutkan sungguh kebencian yang besar di sisi Allah kita mengucapkan apa yang tidak kita lakukan.... Jadi minimal ada niat, keinginan dan usaha untuk melaksanakan ayat yang kita sampaikan tersebut.
Semoga tulisan Cerita Ida yang berjudul Kewajiban Berdakwah ini bisa mengingatkan diri dan siapa pun yang membacanya untuk senantiasa menyebarkan kebaikan sesuai tuntunan Al Qur'an di sepanjang kehidupannya.
Nah, dulu saya masih suka lihat-lihat orang yang menyampaikan. Kalau ada yang membuat caption tentang hadist atau lainnya, padahal saya tau orangnya gak 'se-alim' itu suka bikin saya jutek. Tetapi, sekarang saya melihat apa yang disampaikan. Tentang perilakunya bukan urusan saya
BalasHapusCuek aja mulut orang mau ngomong apa aja. Tetap teruskan apa yang selama ini kita lakukan.
BalasHapusterima kasih yaa mba untuk gentle reminder. Meskipun hanya satu ayat dan sederhana namun kita harus terus tebar kebaikan
BalasHapusTeh Ida, makasii makasiii, reminder banget nih buatku.
BalasHapusSemangat amar ma'ruf nahi mungkar harus makin bergelora di bulan suci ya.
Bismillah, insyaALLAH semangat Teh Ida nularrr ke kita semua!
Berdakwah bisa dengan menebar kebaikan yang mengajak kepada kebaikan ya Mbak Ida. Ketika belum merasa sempurna, saya suka menggunakan kata "menebar kebaikan", membawa nilai2 yang saya anut.
BalasHapusMenebar kebaikan tidak oerlu menunggu kita sempurna dulu ya, teh. Yang penting ada niat utk selalu menebar kebaikan ��
BalasHapusAku suka sama mereka2 yang berdakwah tapi tidak menggurui, sayangnya kebanyakan justru berdakwah sambil ngejudge , jadi sayang niatnya yang menebar kebaikan justru sebaliknya. Semoga menjadi pendakwah yang menebar kebaikan seutuhnya yaa. Aamiin.
BalasHapussampaikanlah walau hanya satu ayat. sejak kecil kalimat itu sering saya dengar, Mba, namun baru melihat dan merasakan kalimat tersebut diaplikasikan dalam kehidupan nyata adalah saat saya kuliah
BalasHapusBenar, teh..
BalasHapusGak ada sebuah langkah besar tanpa langkah kecil sebelumnya. Maka, sampaikanlah apa yang dipahami walau hanya 1 ayat dan hanya berharap ridhoNya.
Tabarakallahu.
Setuji dengan kalimat menebar kebaikan tidak perlu menunggu sempurna. Kadang kita terutama saya pribadi suka canggung untuk berbagi ilmu, takut kalau2 apa yang saya sampaikan salah...padahal sebenarnya ini menjadi jalan menuju kebaikan ya mbak, terlebih di bulan suci Ramadhan ini.
BalasHapusYeayyy semangat menebar kebaikannya ya mbak. Saling menebar kebaikan, kita gak tahu, pasti ada saja orang yang berubah jadi lebih baik dan terinspirasi dari apa yang kita sampaikan.
BalasHapusIya mbak lewat tulisan ini juga bis asambil berdakwah ya mengingatkan sesama. Sayang banget ya kalau puasanya cuma dapat capek nahan lapar dan hauss pahalanya hilang. Terima kasih sudah diingatkan mbak Ida
BalasHapusTerima kasih pencerahannya mbak. Betul banget share mengenai kebaikan nggak harus menunggu kita sempurna ya.
BalasHapusIya setuju berdakwah tak harus menunggu sempurnba, kita bisa melakukan dengan cara apapun yang kita bisa.
BalasHapusBis ajg menyampaikan ke org yg kita kena dulu, gak perlu kudu nunggu jd pemuka agama ya.
InsyaAllah malah jd ladang pahala kalau mengingatkan, dengan cara yg baik tentu aja
Terima kasih teh sudsh diingatkan, iya ya jangan nunggu sempurna kalau untuk berdakwah dan aku masih ingat ajaran sampaikan walau hanya satu ayat itu.
BalasHapusaku dulu juga berpikiran begitu, mba. tapi sekarang aku perbaharui bahwa berdakwah sesuai dengan yang kita ketahui dan bidang kita saja. soalnya, kalau kita menyampaikan ilmu agama terutama tapi tidak memiliki kompetensi di bidang agama, khawatirnya malah membuat orang salah paham nantinya :D makanya itu kalau soal dakwah agama, saya lebih suka mengikuti ustadz/ah yang sudah ahli
BalasHapusSalah satu adab menimba ilmu adalah, memohon kepada Allah untuk mendapatkan hidayah dan karomah dan minta ditutupi keburukan guru atau orang yang menyampaikannya. Termasuk soal berdakwah, ambilah nasehatnya tanpa harus menguliti masa lalau atau kekurangannya ya mba.
BalasHapusSetuju banget, teh. Berdakwah memang nggak harus nunggu sempurna karena kita nggak mungkin sempurna.
BalasHapusDa kumaha atuh, kita kan hanya manusia... kita nampak baik karena aib kita ditutup Allah.
Masya Allah terima kasih remindernya teh, sungguh jadi pengingat untuk diri ini yang kadang suka lupa menebar kebaikan karena merasa diri belum sempurna
BalasHapusPadahal wajib ya, tapi kadang suka.malu swndiri kalau mau posting yang berbau religius...
BalasHapus