blog perempuan|blog kuliner|blog review|blog fashion|blogger bandung|blogger indonesia

27 Agu 2021

Rasa Kehilangan


Rasa Kehilangan  Sebenarnya ada alasan kenapa akhir-akhir ini saya membuat reels di Instagram tentang traveling yang sudah lama berlalu.  Paling utama sih saya ingin memindahkan semua video yang ada di hp dan IG Feed ke fitur reels.  

Selain itu juga karena memang saya kangen momen traveling bareng sohib.  Sebenarnya saya belum bisa melupakan rasa kehilangan atas kepergian sahabat saya Andriyani Mulyaningrum alias Andrie Potlot.

Kepergian yang mendadak membuahkan rasa kehilangan dan rasa penyesalan karena beberapa bulan sebelumnya Andri beberapa kali mengajak saya jalan keluar baik di grup maupun japri.  Saat awal Ramadhan Andri menjapri mengajak jalan-jalan ke IKEA lalu sempat juga ngajak jalan kita ke Semarang di grup.  Kebetulan dia mau pulang ke Semarang dan bawa mobil sendiri, jadi mengajak kita untuk pergi bareng.

Waktu ajakan ke Semarang saya menjawabnya dengan  bercanda dan mengatakan kalau saya sekarang sudah jadi istri sholihah, ga mau banyak keluar rumah.... hahaha..... Semenjak pandemi saya memang jadi lebih malas ke luar rumah dan lebih menikmati kebersamaan di rumah dengan keluarga.

Waktu ajakan ke IKEA Padalarang awalnya saya menyanggupi sambil berencana mau beli pot buat tanaman, tetapi qodarullah saya lupa sudah ada acara.  Saat ingat sudah ada janji saya pun meng-cancel acara dengan Andri.  Waktu itu Andri sempat mengiming-imingi tentang masjid IKEA yang nyaman.

Andri memang tahu kalau kemana pun kami pergi yang pertama kupikirkan adalah tempat shalat.  Entah kenapa rasanya lebih nyaman kalau bisa shalat di masjid ketika dalam perjalanan.  Beberapa kali kami sempat ribut soal masjid ini.  

Saat di Singapura kami ribut karena saya ngotot ingin cari masjid dulu, walau agak jauh dan harus mengeluarkan biaya untuk taksi online.  Biaya hidup di Singapura kan lumayan tinggi termasuk untuk urusan naik taksi. Karena saya selalu ngotot soal ini, akhirnya pendapatku yang dituruti walau komunikasi kami akhirnya jadi agak kaku, tapi hanya sebentar saja sudah itu akur lagi.....

Saya berpikir ini kan acara jalan-jalan, jangan sampai mengganggu waktu dan kenyamanan kita sholat.  Jadi di masjid kita bisa bebenah diri, bersih-bersih, istirahat dan sholat dengan nyaman.  Saya menuliskan ini karena ingin memperlihatkan betapa Andri wafat dalam kondisi saat sudah jauh lebih dekat dengan agama.

Mati Syahid.....

Alhamdulillah dua tahun menjelang wafat Andri mendapat suami yang sholeh yang menuntunnya untuk lebih dekat pada agama.  Jadi kalau kita jalan-jalan yang dituju pertama adalah masjid untuk sholat terlebih dahulu ini terjadi kalau sudah masuk waktu sholat ya....

Yang membuat saya bahagia sekaligus iri Andri meninggal saat usai Ramadhan,  saat Ramadhan Andri berhasil membaca Al Qur'an berjuz-juz per hari.  Usai Ramadhan tepatnya 17 Juni 2021 Andri kemudian dipanggil Sang Pencipta melalui perantara sakit karena covid.  Alhamdulillah, insya Allah belum sempat berbuat banyak dosa kembali setelah insya Allah fitri di hari lebaran.... Masya Allah....

Meninggal karena wabah kan masuknya mati syahid jadinya Andri tidak akan mendapat balasan siksaan di dalam kubur karena dosa-dosa kecilnya. Masya Allah, Andri meninggal dalam ridla suaminya, baru usai ramadhan dan juga syahid.  Jadi saya tidak terlalu khawatir tentang Andri di alam sana, justru saya khawatir dengan diri ini yang masih berlumuran dosa dan belum tentu bisa meninggal sebaik Andri.

Padahal harapan saya kami bisa berkumpul kembali di alam penantian sampai akhirnya nanti bisa masuk ke dalam surga-Nya. Sekarang saya harus selalu berdoa yang kencang,  terus-terusan memperbaiki diri agar bisa meninggal husnul khatimah.  Aamiin Allohumma Aamiin.


Sebetulnya menuliskan tentang kisahnya sudah lama ingin saya lakukan tapi hanya selalu menjadi draft saja karena air mata ini jadi begitu mudah keluar saat mengenang dan menuliskan namanya.  Sekarang setelah dua bulan kepergiannya masih sama saja.....

Memang butuh waktu untuk bisa melupakan kesedihan karena ditinggalkan orang yang dekat dengan kita. Waktu almarhum ayah meninggal saja saya butuh waktu enam bulan untuk tidak menangis saat mengingat beliau.

Traveler Sejati

Kami memang bersahabat sudah cukup lama sejak awal menginjakkan kaki di bangku kuliah, kami selalu bersama.  Walau kemudian saat saya menikah dan sibuk dengan keluarga, kami sempat lama tidak berinteraksi karena saya disibukkan dengan keluarga dan Andri disibukkan dengan perusahaannya dan kegiatan travelingnya.

Karena lama melajang selain sibuk jadi pengusaha yang lumayan sukses, Andri asyik traveling hampir semua benua sudah ia singgahi. Traveling terlama Andri adalah ke India dan Kashmir yang ia lakukan seorang diri selama satu bulan.  Kami akhirnya jadi sibuk dengan kesibukan masing-masing.  Sesekali kami saling menyapa di fesbuk dan berkhayal memiliki rumah tetanggaan di Kota Baru Parahyangan.  

Baru setelah anak-anakku beranjak besar aku bisa bebas keluar kami bisa nyambung kembali dan Andri menularkan kesukaan akan traveling kepadaku. Sesuatu yang tidak pernah saya angankan sebelumnya, kebersamaan kami menjadikan Cerita Ida ini sebagai traveler blogger dengan blog khusus tentang traveling di Ida Journeys.

Kami jadi dekat kembali, beberapa kali kami melakukan traveling bersama, jarak jauh maupun dekat.  Banyak kenangan jalan-jalan dengan Andri itu, ke KL dan Thailand, Solo, Bali dan Labuan Bajo, KL - Melaka- Singapura, Kampung Warna dan Semarang.

Traveling yang terakhir kami lakukan adalah saat awal tahun pertama covid-19 kemping di Pangalengan Ciwidey yang seru banget, karena selain camping kami sempat juga bermain arum jeram di sana.  Meski niatnya menjadi blogger belum terealisasi  karena tidak konsisten menulis, Andri sesekali mengikuti acara blogger juga.  Paling tidak kami sudah saling menularkan hobi kami masing-maing. 

Oya saking cintanya dengan traveling waktu resepsi nikahan Andri pun berkonsep alam dan traveling.  Bagi siapa saja yang mau ikut kemping bisa dilanjutkan dengan kemping bersama.  Walau ternyata yang ikut kemping hanya saya dan Teh Yayu teman grup traveler kami selebihnya adalah keluarga besarnya saja.

Setelah traveling di Pangalengan itu kami sempat pergi bareng juga survei rumah di Cihideung sekalian main ke air terjun Cimahi dan pergi beli tanaman ke Cihideung.  Itu sepertinya pergi main terakhir bareng Andri selanjutnya kami hanya ngobrol di grub.  Grup Pangalengan namanya karena itu tempat terakhir kami traveling dan belum sempat traveling lagi karena pandemi.

Entahlah... kami bisa traveling lagi atau tidak, karena kompor urusan traveling di grup kini sudah tiada.

Semoga dengan menulis ini dapat mengurangi rasa kehilangan yang ada, karena menulis adalah bagian dari healing juga.  Insya Allah Andri sudah berada di tempat yang tenang di sisi-Nya.  Tinggal saya berusaha untuk berbuat terbaik  dalam hidup walau dengan tertatih..... Harus bisa....semoga bisa.... Semoga tulisan Rasa Kehilangan ini bisa menjadi pengobat kehilanganku ini....


20 komentar:

  1. Ya Allah mba... jadi ikut sedih. Turut berduka cita ya mba... semoga alm. Husnul khotimah. Aamiin

    BalasHapus
  2. Jadi sedih bacanya mba, kehilangan sosok trman berharga memang rasanya ad yang gak lengkap, terlebih lg jika teman kita itu banyak kenangan bersama kita. Alfatihah untuk sahabatnya mba

    BalasHapus
  3. InsyaALLAH mba Andrie husnul khotimah ya Teh.
    Indah nian persahabatan mba2 ini... bener2 dibingkai dgn persaudaraan atas cinta kepada Allah.

    Semogaaaa bisa nular semangatnya ke aku dan sahabat2ku

    BalasHapus
  4. oh ternyata itu tentang sahabatnya ya Mbak, pantesan aja belakangan IGnya Mbak melow.
    semoga Mbak Andri Husnul Khotimah, Aamiin.
    jadi ikut sedih baca kisah persahabatannya Mbak :(

    BalasHapus
  5. Semoga Mba Andri diterima dan diberikan tempat terindah di sisi-Nya ya Mba.
    Kebayang banget bagaimana rasa kehilangan tersebut, sosok sahabat dalam berbagai keadaan.

    Semoga Mba juga bisa diberikan rasa tegar dan semangat kembali

    BalasHapus
  6. Kehilangan orang yang kita sayangi itu memang bikin sedih ya, Mbak. Dengan menulis maka kita bisa sedikit lega karena sudah menuliskan apa yang sudah terjadi.

    BalasHapus
  7. Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Seingat saya, saya mendapati nama Mbak Andri di antara nama-nama penulis (buku), lupa di grup mana.
    Rupanya beliau sudah berpulang. Ya Allah.
    Kebersamaan dengannya jadi kenangan indah ya, Mbak ... kedekatannya dengan Allah di masa-masa akhir hidupnya memang bisa bikin iri. Kita nanti bagaimana ya.

    BalasHapus
  8. InsyaAllah husnul khotimah ya Teh.
    Beliau orang baik meninggalnya pun dengan cara yang luar biasa. Orang2 yang disayang Allah.

    BalasHapus
  9. Sedih banget ya kalo mengingat lagi orang yang sudah meninggal. Apalagi kalo orangnya deket banget dan banyak pengalaman bersama yang dilalui. Alhamdulillah Teh Andri mendapatkan yang terbaik menjelang akhir hidupnya. Beliau pun orang yang baik. Meninggal juga karena wabah. Insya Allah husnul khotimah. Huhu aku jadi sedih juga deh. Inget almarhum bapak. Alfatihah.

    BalasHapus
  10. Ya Allah, mba Andri.. Pernah sekali ngetrip dan sekamar ama mba Andri waktu ke Belitung. Orangnya baiiik banget. Pulang ngetrip, kami masih sering kontak. Al Fatihah buat mba Andri

    BalasHapus
  11. Baca cerita tentang mbak Andri jadi ikut sedih mbak Ida, apalagi ksempatan untuk jalan bareng di waktu terakhirnya gak sampaian ya. Insya Allah mbak Andri sahid ya mbak.
    Kehilangan sahabat yang baik pastinya akan lama move on -nya, lewat tulisan ini jadi pengobat rindu juga

    BalasHapus
  12. Sedih kehilangan orang yang kita cintai ya mbak. Apapun rencana yang terbaik adalah milik Allah. Sekarang kita hanya bisa mengenang kebaikannya. Semoga mbak Andri mendapatkan tempat yang layak di sisiNya

    BalasHapus
  13. Ikutan kebawa suasana mbak
    Jadi inget salahsatu kakaknya temen yg aku ga kenal tapi aku tahu
    Pun dg almh temenku juga
    Smoga almarhm Husnul Khotimah nggeh mbak . Smoga doa2 yg teriring bisa sampai kepada alm di sana
    Amin

    BalasHapus
  14. turut berduka cita ya mbak, tapi sahabatnya sudah tenang dan berhasil lulus dengan baik dari ujian sang pencipta

    BalasHapus
  15. InsyaaAllah Husnul khatimah ..aamiin..Cerita ini bikin iri. Karena jalan surga seorang muslimah ada pada ridho suaminya. Jadi semangat untuk terus muhasabah diri. Bismillah...
    Terimakasih atas kisah yg inspiratif ini

    BalasHapus
  16. Turut berduka cita mbaa semoga almarhumah diterima di tempat terbaik di sisi Allah

    BalasHapus
  17. Take your time mbak..
    Saya pun pernah merasakan yang namanya kehilangan. Semoga menulis begini bisa menjadi healing yaa. Insya Allah sahabatnya Husnul Khotimah.

    BalasHapus
  18. Turut berduka cita atas kehilangan yang Mba Ida alami ya. Kehilangan, bagaimana pun juga meninggalkan bekas luka. Meski begitu, kenangan manis yang tertinggal semoga bisa mengobati luka secara perlahan sehingga hanya kenangan indah saja yang tinggal

    BalasHapus
  19. Innalillahi wa inna ilaihi roji'un, turut berdukacita mba Ida. Kehilangan orang tersayang emang berasa pincang hati terbelah, semoga mba Andri me dapat tempat layak di sisiNya

    BalasHapus
  20. Inna lillahi wa inna ilahi roji'un.
    Semoga Allah lapangkan kuburnya dan jaga keluarga kak Andri serta kerabatnya dalam keberkahan selalu.

    BalasHapus

Terima kasih telah mampir dan silakan tinggalkan jejak ^_^