Kebahagiaan Sejati Saat mendengar keluhan seorang teman, saya jadi merenung, jadi teringat dengan sebuah kata bijak yang pernah saya temukan dan kemudian saya buat semacam flyernya untuk pengingat diri. Bahwa terkadang kita mencari sesuatu itu tidak pada tempatnya entah karena kebodohan atau sebuah kealpaan. Inilah kutipan bijak yang selalu berusaha untuk saya ingat....
Salah Mencari Sumber Kebahagiaan Sejati
tapi tidak menempuh jalannya.
Sesungguhnya perahu
tidak berlayar di daratan
(Yahya bin Mu'adz)
Dari curhatan seseorang akhirnya tersadarkan betapa banyak yang mencari kebahagiaan sejati, tapi salah tempat mencarinya. Akibatnya bukan kebahagiaan sejati yang ia peroleh tapi kegalauan hidup yang tidak bertepi. Padahal seyogyanya bila kita ingin bahagia maka kita harus mendekati sang pemberi kebahagiaan.
Kebahagiaan Sejati dalam Perspektif Islam
Dalam perspektif Islam, kebahagiaan sejati adalah saat manusia mengenali dirinya, mengenali Tuhannya. Memahami untuk apa manusia diciptakan di dunia, tugas hidupnya untuk apa dan memahami adanya kehidupan di akhirat, tempat kehidupan manusia yang sebenarnya.
Puncak kebahagiaan sejati adalah saat manusia mengenali Tuhannya. Ketika manusia dekat dan mengenali Tuhannya pada saat itu seakan-akan ia tidak membutuhkan hal lain lagi karena sudah tercukupi dengan kedekatannya dengan Tuhannya.
"Barang siapa yang mengenal dirinya maka ia akan sibuk memperbaiki dirinya dan tidak peduli dengan aib orang lain. Dan barang siapa yang mengenali Rabb nya maka ia akan sibuk beribadah kepada-Nya dan tidak peduli dengan hawa nafsunya".(Ibnul Qoyyim, Al Fawaid hal 80)
Makna Kebahagiaan Sejati
Kebahagiaan sejati itu adalah kebahagiaan yang berasal dari dalam diri kita sendiri. Kebahagiaan yang datang dari luar seringnya merupakan kebahagiaan yang hampa serta palsu. Seseorang yang menumpukan kebahagiaan pada sesuatu di luar dirinya, sering kali merasa kecewa, ragu, cemburu serta akan merasa putus harapan saat terpuruk atau ketika ditimpa musibah.
Sebaliknya saat dilimpahi rahmat ia akan sangat gembira lupa bahwa hidup ini seperti roda berputar. Lupa bawa kesenangan itu terletak di antara dua kesusahan dan kesusahan terletak di antara dua kesenangan. (Hamka, 2015).
Ketidakbahagiaan biasanya bersumber dari ketidakpahaman atas ketetapan Allah SWT. Sejatinya manusia hidup di atas takdir dari Allah SWT yang sudah ditetapkan. Umumnya manusia cenderung lebih mudah menerima takdir Allah yang menurutnya baik dibandingkan hal yang buruk.
Misalnya saja saat menghadapi permasalahan dalam hidup, manusia cenderung berkeluh kesah, bersedih hati, merasa merana dan bertanya-tanya dalam diri siapa yang akan menolong kita dalam menghadapi permasalahan hidup ini. Padahal Allah SWT telah berfirman:
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah? Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat"(Al Baqarah: 214)
Hadirnya Pertolongan Allah SWT
Pertolongan Allah senantiasa hadir dengan cara yang tidak kita duga, hadirnya pertolongan Allah bisa saja dalam bentuk teguran, guncangan, nasehat, senyuman, sindiran, tangisan, pujian, makian bahkan penundaan atau penolakan dari do'a-do'a kita. Hal ini terjadi karena Allah SWT Maha Tahu, Dia Maha Mengetahui yang terbaik untuk hamba-Nya.
Kebanyakan dari kita sering merasa dekat dengan Allah SWT saat sedang beribadah mahdhoh seperti sholat atau berdo'a. Kita tidak menyadari bahwa setiap detik kita selalu terhubung dengan Allah SWT dan kita selalu berada dalam pantauan-Nya. Kadang hadirnya pertolongan Allah pun sering tidak kita duga dan tidak kita pahami sebagai pertolongan dari Allah SWT.
Meyakini bahwa pertolongan Allah SWT itu selalu dekat membuat kita selalu yakin, hingga tidak ada lagi rasa resah dan gelisah. Dengan pertolongan Allah SWT tidak akan ada bahaya yang tidak terbentengi, tidak ada kesulitan yang tidak teratasi, tidak ada kekurangan yang tak tercukupi.
Memungut Hikmah di Balik Musibah
Keyakinan akan pertolongan Allah SWT hadir saat kita selalu mencermati hikmah di balik setiap permasalahan yang terjadi. Misalnya saja dengan adanya pandemi covid-19, ini dibalik segala keterpurukan akibat pandemi terdapat banyak hikmah di baliknya.
Pandemi membuat kondisi bumi mejadi lebih baik dan sehat, tingkat polusi dan emisi global pun dilaporkan menurun drastis. Kebiasaan hidup menjadi lebih sehat, lebih rajin menjaga kebersihan, rajin berolahraga, menjaga imun tubuh dengan mengkonsumi makanan sehat dengan nutrisi yang bagus.
Hikmah lainnya, bounding dengan keluarga menjadi lebih erat, banyak aktivitas di rumah melahirkan hobi-hobi baru atau hobi lama yang terlupakan dilakukan kembali, semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan memperbanyak ibadah dan selalu berdo'a memohon perlindungannya. Sungguh di balik berbagai musibah selalu ada hikmah yang bisa kita petik.
Rasa Syukur Pondasi Kebahagiaan Sejati
Dari semua itu bisa diambil kesimpulan bahwa kebahagiaan sejati bisa kita raih saat kita mensyukuri apa pun yang telah Allah SWT berikan kepada kita. Baik itu yang sesuai dengan kehendak atau keinginan kita atau sesuatu yang tidak kita sukai. Butuh proses untuk bisa melakukan ini tapi kita semua bisa melakukannya.
Untuk meraih kebahagiaan sejati menurut Hamka bisa ditempuh dengan berbagai cara seperti membangun mentalitas dan jiwa beragama, mengendalikan hawa nafsu, berusaha untuk zuhud, bersikap ikhlas, memelihara kesehatan jiwa-badan, bersikap qana'ah (menerima apa yang diberikan kepada kita tanpa berkeluh kesah) dan selalu bertawakal kepada Allah SWT.
Nah teman-teman, semoga tulisan Cerita Ida kali ini yang berjudul Kebahagiaan Sejati ini bermanfaat untuk kita semua ya.... :D
Masyallah..kebahagiaan sejati ini memang penting untuk kita miliki ya, mb Ida dan betapa semua musibah tidak ada yang sia-sia asal kita tahu makna yang tersirat di dalamnya, hhuhhu aku merasa sorrow
BalasHapusSeiring waktu saya akhirnya menyadari, bahwa kebahagiaan sejati itu adalah perjalanan hidup, bukan tujuan, di mana perjalanan hidup yang dipenuhi oleh semua rasa syukur :)
BalasHapusPagi-pagi baca artikel ini seperti sedang mendengarkan kuliah shubuh, adem dan mencerahkan.
BalasHapusTidak menggurui tapi saya merasa tulisan ini menjadi pengingat saya bahwa tidak semestinya masalah yang dihadapi dibikin resah galau dan merana. Pasrah akan lebih baik dan Allah akan selalu datang menolong
Terima kasih mbak Ida, saya ijin menyimpan beberapa kalimat ya buat motivasi diri
"Barang siapa yang mengenal dirinya maka ia akan sibuk memperbaiki dirinya dan tidak peduli dengan aib orang lain. Dan barang siapa yang mengenali Rabb nya maka ia akan sibuk beribadah kepada-Nya dan tidak peduli dengan hawa nafsunya".
BalasHapusMasyaALLAH ini hakjleebbb banget!
Memang betul Teh... kalo mau mendapatkan kebahagiaan sejati, ya kita kudu bersandar dan bermohon hanya pd ALLAH ta'ala.
Tulisan mbak ida selalu bikin adem, kembali diingatkan bahwa gak cuma urusan dunia aja kita kejar tapi akhirat juga. ❤️
BalasHapusAdem banget baca tulisan ini. Aku sampai istighfar, aku takut lupa bersyukur juga sama nikmat Allah sampai hari ini.
BalasHapusDengan bersyukur, bersyukur dan bersyukur akan membuat kita tambah bahagia banget dan itu kebahagian sejati.
BalasHapusAku berterima kasih buat hari ini dan bersyukur masih bisa dipertemukan dengan orang2 yang selalu reminder tentang kebaikan. Nuhun juga teteh.
Syukur dan bertawakal itu yang paling dominan saya lakukan sehingga apapun masalahnya Insyaallah bisa liat melalui nya. Nuhun ulasannya Teh. Sangat bermanfaat
BalasHapuskebahagiaan lahir dari dalam diri sendiri, seharusnya tidak bergantung pada orang lain. kebahagiaan sejati akan lahir ketika kita mengenal tuhan, karena kita tidak akan butuh apa2 lagi. sudah seberapa jauh kita mengenal tuhan dan diri kita sendiri? mungkin ini yang bisa jadi renungan ya
BalasHapusMengenali diri & Tuhannya udah wajib ya mbak sesuai dengan perspektif Islam. Dekat dengan Tuhan otomatis kita bisa selalu bersyukur dan memperbaiki diri. Insya Allah selalu ada hikmah dibalik kedekatan kita dengan Yang Maha Kuasa
BalasHapusKebahagiaan sejati itu ada pada diri sendiri ya mba. Pentingnya mengenal diri dan Sang Pencipta, agar setiap yang dijalani dilalui dengan rasa syukur, hingga muncul rasa bahagia. Makasih tulisan pengingatnya, mba Ida.
BalasHapussetuju aku. kebahagiaan sejati itu berasal dari dalam diri sendiri..
BalasHapusterimakasih mba tulisannya, menjadi pengingat untukku agar selalu bersyukur dan dekat dengan sang pencipta.. :)
Sepakat, Teh, kabahagiaan itu memang diciptakan dari diri sendiri. Banyak bersyukur atas rahmat-Nya dan selalu ikhlas, InsyaAllah bisa bahagia
BalasHapusBahagiakan orang lain yaa harus bahagiakan diri sendiri dulu karena otomatis akan menular energinya ke sekitar kita
BalasHapusMashaAllah~
BalasHapusCara Allah memberikan sebuah hikmah dan mengubah seseorang menjadi leih baik itu memang berbagai macam caranya yaa...teh.
Semoga Allah mengubahNya dengan cara yang mudah kita pahami, sehingga gak perlu "ditegur" bolak-balik.
Tabarakalahu.
Halo mba Ida. Terima kasih sudah mengingatkan. Terutama untuk mensyukuri apa yang telah diberikan. Aku selalu percaya bahwa Allah selalu memberikan kita pertolongan terbaik
BalasHapusTerima kasih sudah diingatkan Mbak. Kebahagiaan sejati itu ternyata gak perlu dicari di luar ya karena ianua ada di dalam diri kita. Nah, salah satu cara juga agar bisa merasakan bahagia adalah harus banyak2 bersyukur dengan apa yang Allah kasih
BalasHapusKebahagiaan sejati adalah ketika kita mengenal Sang Pencipta dan bisa mengerti apa yg Dia kehendaki dalam hidup kita. Tetap bersyukur juga ya mbak.
BalasHapusArikelnya memang top deh, terima kasih sudah sharing mba.
BalasHapus