Postingan Kebaikan Ada sebuah status di fesbuk yang mengungkapkan bahwa orang yang sering menulis tentang kebaikan-kebaikan atau saya menyebutnya postingan kebaikan adalah orang yang sok suci, sok iya, sok tahu, sok menasehati dan sok yang lainnya. Ada pula yang enggan menulis kebaikan karena takut belum bisa melaksanakannya.
Menyikapi hal di atas apa reaksiku? Tentu saja orang berpendapat berdasarkan informasi yang masuk pada dirinya sehingga menghasilkan sebuah pemikiran atau membentuk paradigma yang berbeda. Saya yang memiliki pemahaman bahwa hidup itu harus menebarkan kebaikan ya woles saja. Postingan Kebaikan ini salah satu jawabannya.
Banyak kok ayat di dalam Al Qur'an yang memerintahkan untuk menyeru pada kebenaran dan saya berpegang teguh pada hal itu, karena Al Qur'an diturunkan sebagai petunjuk kehidupan manusia. Salah satunya adalah ayat di QS Al Imran ayat 104 ini....
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang - orang yang beruntung"
Antara Sholeh dan Mushlih
Cibiran, omongan di belakang adalah sebuah resiko yang sangat kecil dibanding apa yang diterima para nabi, sahabat dan orang-orang sholeh penyebar kebaikan lainnya. Menjadi orang baik atau sholeh itu banyak yang menyukai tapi saat menjadi orang yang mushlih yaitu penyeru kebaikan maka akan banyak orang yang menjadi benci dan memusuhi karena hawa nafsunya terusik.
Rasulullah SAW sebelum menjadi rasulullah dan diperintah untuk berdakwah amar makruf nahi munkar adalah orang yang dicintai masyarakat Arab waktu itu karena budi pekertinya yang luhur. Bahkan karena branding kejujurannya masyarakat saat itu menggelarinya Al Amin atau orang yang dapat dipercaya.
Tapi saat diangkat menjadi rasul dan memiliki kewajiban menyampaikan kebenaran dan melarang kebatilan akhirnya beliau digelari orang gila, tukang sihir, pendusta, dihina, dicibir dilempari batu bahkan kotoran. Kecintaan masyarakat pada beliau dan gelar Al Amin seolah lenyap seketika.
Mushlih Lebih Allah SWT Cintai
Alasan mengapa hal ini terjadi karena penyeru kebaikan menyingkirkan hawa nafsu manusia dan memperbaikinya dari kerusakan. Satu penyeru kebaikan lebih dicintai Allah SWT daripada ribuan orang baik. Melalui penyeru kebaikan inilah Allah SWT menjaga umat ini, sedangkan orang baik hanya menjaga dirinya sendiri.
Maka jadilah penyeru kebaikan dan tidak boleh puas hanya menjadi orang baik saja karean penyeru kebaikan ini menyelamatkan dirinya dan umat dari kerusakan dunia dan akhirat. Sedangkan orang baik akan membinasakan masyarakatnya yang dibiarkannya bergelimang dengan kerusakan. Cepat atau lambat dirinya atau keluarganya akan terpengaruh juga dengan kerusakan itu sendiri.
"Dan Tuhanmu tidak akan membinasakan suatu negeri denga zalim selama penduduknya adalah penyeru kebaikan .." QS Hud 117. Tengoklah di ayat ini yang disebut bukan lah orang baik tetapi yang disebut di sini adalah penyeru kebaikan.
Hal ini terjadi karena para penyeru kebaikan memahami bahwa Allah SWT berfirman bahwa amat besar kebencian di sisi Allah bila kita mengatakan apa yang tidak kita lakukan.
Saya men-share postingan kebaikan di IG,Fesbuk dan puluhan grup WA. Saya berharap dari sekian banyak yang membaca ada yang tersentuh dan melakukan kebaikan karena postingan saya. Insya Allah itu akan menjadi pahala bagi saya.
Menyadari banyak dosa jadi berharap postingan kebaikan bisa mengimbangi dosa-dosa yang tiap hari pasti selalu ada. Awalnya pernah ada yang menyindir tidak enak di grup WA tapi saya ga peduli, toh apa bedanya dengan postingan lainnya? Dan itu tantangan yang harus dihadapi, tapi yang jelas orang baik pasti dengan mudah akan menerima kebaikan karena berada dalam satu frekuensi kebaikan.
Postingan Kebaikan
Berikut salah satu postingan yang pernah saya kirim semoga bermanfaat....
Mengapa ya kita masih sering lalai walau tahu hidup kita kan segera usai...?
Selagi masih dikaruniai kehidupan, jalani sesuai panduan agama, memberikan manfaat kepada insan manusia lain, sabar dan tawakal sebagi bagian pribadi
BalasHapuskalau org lain seakan bangga memposting yg tdk baik, kenapa kita harus malu utk memposting ttg kebaikan. kita gak tau postingan baik yg mana yg kita sebar, yg bsa merubah niat org menjadi lebih baik. So keep it up...lets spread the world with kindness
BalasHapusYes, dan menjadikan blog sebagai sarana penyeru kebaikan itu membuka peluang seluas-luasnya untuk beroleh tiket surganya. Semangat buat para "bloger baik" ya...
BalasHapusDijaman aib diperjualbelikan padahal Allah menutupinya memang layaknya manusia sadar bahwa apapun yang dituliskan akan berdampak lambat laut, semoga kita dijaga untuk memiliki jejak digital kebaikan, aamiin
BalasHapusPostingan kebaikan itu memberi dampak postif untuk setiap yang membacanya.Saya senang membaca postingan kebaikan dari banyak tulisan.Selagi kita masih hidup sebaiknya senantiasa berbuat baik
BalasHapusAlhamdulillah,
BalasHapusPostingan kebaikan memang selalu diartikan negatif atau positif, itu semua tergantung dari prasangka diri, teh.. Kecuali kalau orang tersebut mengutarakan maksudnya.
Semoga dengan memperbanyak postingan kebaikan, kebaikan demi kebaikan akan terajut bersama dan menjadi sebuah hamparan keberkahan untuk kita semua.
MashaAllah. Tulisannya bagus sekali Mbak Ida. Pengingat agar tidak letih menjadi penyeru dan penyebar kebaikan. Meski hanya setitik garam di tengah lautan. Kalimat-kalimat pengingatnya juga berbobot banget. Pengen saya salin di buku diary saya ya Mbak. Semoga menjadi muhasabah diri dalam mempersiapkan hari terakhir saya dunia.
BalasHapusBlog itu menurut saya harus bisa membawa kebaikan, jadi kalau ada blog ininya mengajak kebaikan memang itu tujuan untuknya.
BalasHapusPemanfaatan media sosial bagi sebagian orang sangat penting. Termasuk bagi kita, blogger. Dengan memposting hal hal yg baik maka akan memberi manfaat buat orang lain
BalasHapusDulu aku mungkin pernah berada di fase 'julid' dengan postingan kebaikan orang-orang. Ngapain sih? Sok Suci. Tapi Alhamdulillah, seiring waktu berjalan, akhirnya bisa di fase, terbuka dan berterima kasih dengan postingan kebaikan yang dibuat orang-orang. Berkat postingan mereka, aku jadi diingatkan. Kebayang deh kalo gak ada postingan kebaikan seperti itu, makin julid dan makin miring aja deh jalan aku. Termasuk postingan Teh Ida. DI sosmed mana pun. Aku sangat berterima kasih. Selalu diingetkan untuk bisa lurus. Jangan bosen-bosen ya Teh Ida. :)
BalasHapussetuju teh Ida, cuekin aja orang yang ngomong negatif
BalasHapuskarena tulisan kebaikan banyak dicari orang (salah satunya saya) yang sedang nyari petunjuk/data/sumber dan lainnya
bayangin aja kalo pencari gak menemukan, malah nemu tulisan unfaedah
Biasanya yang bilang sok suci, bagian dari kalimat penyangkalan karena susah dinasehatin. Cari pembenaran sendiri, selama apa yang kita lakukan baik, insha Allah akan kembali. Saya malah seneng baca postingan kebaikan yang justru jadi reminder untuk pengingat diri.
BalasHapusYa ampun, segitunya dibilang sok suci, apa pun kondisi orang yang bikin status, ya sebaiknya diterima dengan lapang dada gak suudzon, kecuali kalau emang orang tsb masih punya masalah pribadi, apa pun status bakalan julid. Status yang isinya bagus-bagus semoga menjadi amal jariyah selama kita pun menjalankan, bukan cuma omdo
BalasHapusKalau saya di fb memang suka baca postingan yang vibes nya positif. Apalagi klu tulisannya deep
BalasHapusBalik lagi nawaitu posting kebaikannya karena apa, sehingga bisa membuat diri teguh dan Istiqomah.
BalasHapusKarena pasti aja ada pro kontra dari yang melihatnya.
Justru postingan kebaikan itu sangat saya butuhkan mbak, untuk saling mengingatkan dan menjaga tali silaturahmi, karena tidak ada manusia di dunia ini yang sempurna. Banyak salahnya, banyak kurangnya...kalau ada yang diingatkan malah mengatakan seseorang yang mengingatkan sok suci berarti dia yang sombong. Saya suka sekali membaca postingan2 kebaikan mbak...dari situ saya belajar memperbaiki diri...terimakasih inspirasinya mbak Ida.
BalasHapusMenurutku postingan penuh kebaikan ini yang harus dilakukan. Karena ini siapa tahu menjadi jalan bagi ormag buat jalan jadi lebih baik. Termasuk kepada aku, mb
BalasHapusKadang aku suka posting penggalan quote motivasi, ayat2 ,hadis2, sesungguhnya bukan buat org lain, tapi buat aku sendiri buat mengingatknya, soalnya aku msh suka error hehe
BalasHapusKalau emang kebaca org lain dan ikut termotivasi ya syuku.
Begitu jg kalau aku baca postingan org lain, malah kdng bersyukur suka direminder gtu mbak.
Membaca postingan kebaikan ini kalau bagi saya pribadi, bisa jadi pengingat buat menengok lagi tujuan penciptaan manusia dan juga tujuan hidup saya
BalasHapusSemoga tulisan-tulisan bunda Ida, jadi pengantar menuju ke surga, ya. Memang tak bisa memaksakan ke semua orang untuk menerima setiap tulisan kita. Bismillah, apapun tulisannya diniatkan berbagi kebaikan. Salut Bun, semangat dan tetap menginspirasi, ya.
BalasHapusAlhamdulillah mba saya suka sekali baca postingan kebaikan karena itu menjadi reminder buat diri saya sendiri agar lebih aware lagi melangkah apalagi manusia temoatnya khilaf ya mba
BalasHapusAku malah suka baca postingan kebaikan, Mbak. Karena bisa menjadi pengingat diri.
BalasHapusSaya suka baca postingan tentang kebaikan, Mba, karena membaca yang baik-baik akan memunculkan keinginan untuk berbuat serupa
BalasHapusSetuju, mengajak kebaikan itu lebih sulit daripada menjadi orang baik. Karena ketika kita mengajak kebaikan kita juga dituntut sudah melakukan kebaikan itu.
BalasHapusaku pernah nulis tentang ustadzah yang sedang viral tentang isu pro KDRT, disitu sampe beberapa teman berbalas komen bahkan debat dalam postingan di Fb ku itu. lalu aku pikir lagi, buat apa aku posting tentang itu jika banyak mudhorotnya. Bukankah aku tak lebih baik dari ustadzah tsb, akhirnya aku arsipkan mbak. Sekarang fokus nulis yang baik2 aja, biar pertanggung jawabannya nggak berat di akherat kelak. Makasih tulisannya ini ya mba :)
BalasHapusmakasih pengingatnya yang jleb ini ya mba, dari diri yang masih kadang nggak semangat buat bangun untuk ibadah. Melalui postingan ini Allah seakan mengingatkan saya lagi, betapa seringnya lalai, hiks :( Ayo semangat lagi ibadahnya, Septi, mau Ramadhan apalagi, harus lebih semangat :)
BalasHapus