Masih lekat dalam ingatan saat persediaan air di sumurku begitu kerontang hingga tidak ada setetes air pun yang bisa dialirkan mesin pemompa air. Meski kejadiannya sudah cukup lama namun masih saja terbayang kerepotan hari-hari tanpa air.
Pagi-pagi membawa anak-anak yang mau sekolah ke 'kantor' untuk mandi. Agak siang saat suami dan anak-anak pergi, saya mengangkut air dari tetangga untuk keperluan memasak dan mencuci. Malamnya mengambil air dari kantor untuk persediaan di malam hari.
Kita dan Perubahan Iklim
Begitulah, tidak ada air memang teramat sangat menjadi masalah karena air adalah sumber kehidupan. Air juga menjadi unsur dominan pembentuk tubuh manusia, karena 70% tubuh kita terdiri dari air. Ya, air menjadi suatu hal yang sangat dibutuhkan manusia. Tidak hanya manusia tepatnya, setiap makhluk hidup di dunia ini membutuhkan ketersediaan air bersih.
Sayangnya persediaan air bersih terus berkurang karena pencemaran dari pembuangan kotoran domestik, limbah padat, limbah industri dan aliran dari limbah pertanian ke sungai-sungai dan danau-danau.
Kelangkaan air diperburuk dengan adanya suhu tinggi akibat perubahan iklim. Sementara tingkat pemakaian air tiap orang per hari di perkotaan sangat tinggi. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Rikesda) 40,6% penduduk perkotaan mengkonsumsi air kurang lebih 100 liter per hari.
Dampak perubahan iklim memang salah satunya menyebabkan cuaca ekstrim dan sulit ditebak. Di satu wilayah bisa terjadi hujan terus-menerus, disertai angin kencang yang menyebabkan banjir. Sementara di wilayah lain bisa terjadi kemarau berkepanjangan.
Itulah yang terjadi di tempat tinggalku beberapa tahun lalu. Bulan-bulan berakhiran 'ber' yang sewaktu kecil saya ingat sebagai saatnya musim hujan sudah berlalu tapi musim hujan tak juga mulai. Satu demi satu para tetangga membuat sumur bor dengan kedalaman sekitar 40 meter. Terpaksa hal ini pun kami lakukan agar bisa hidup normal kembali.
Padahal belasan tahun yang lalu, Cimahi, kota tempat saya tinggal merupakan daerah yang kaya akan air. Diberi nama Cimahi karena Cimahi memiliki makna cukup air yaitu ci artinya air dan mahi artinya cukup. Ya saat itu hanya menggali beberapa meter saja air bersih sudah mulai keluar, bisa disiduk dengan tangan.
Sayangnya berbagai aktivitas manusia telah mengubah komposisi dari atmosfer global dan variabilitas iklim alami yang biasa kita kenal dengan terjadinya perubahan iklim global. Ternyata perubahan iklim sudah bukan lagi isu elitis, tapi sudah jelas begitu terasakan.
Untuk lebih jelasnya yuks kita mengenal tentang perubahan iklim ini lebih dekat lagi. Setelah mengetahui tentang perubahan iklim ini, mengapa terjadi dan apa akibatnya, berharap kita menjadi bagian dari solusi bukan menjadi penambah masalah terjadinya perubahan iklim ini.
Apa Itu Perubahan Iklim ?
Secara umum perubahan iklim itu disebut sebagai fenomena pemanasan global dimana terjadi peningkatan gas rumah kaca pada lapisan atmosfer dan berlangsung untuk jangka waktu tertentu. Penyebab perubahan iklim ini dari berbagai faktor yang berbeda serta menimbulkan dampak bagi kehidupan manusia.
Sementara itu, penyebab dari perubahan iklim itu sendiri diantaranya adalah:
- Efek gas rumah kaca
- Pemanasan Global
- Kerusakan lapisan ozon
- Kerusakan fungsi hutan
- Penggunaan Cloro Flour Carbon (CFC) yang tidak terkontrol
- Gas buang industri.
Kenaikan suhu bumi ini tidak hanya berdampak pada kenaikan temperatur bumi namun juga mengubah sistem iklim yang mempengaruhi berbagai aspek pada perubahan alam dan kehidupan manusia seperti kualitas dan kuantitas air, kesehatan, lahan pertanian, habitat, hutan serta ekosistem wilayah pesisir.
Perubahan iklim ini bila terjadi terus-menerus maka akan memberikan dampak yang terjadi di masyarakat berupa antara lain:
- Curah hujan tinggi
- Musim kemarau yang berkepanjangan
- Peningkatan volume air akibat mencairnya es di kutub
- Terjadinya bencana alam angin puting beliung
- Berkurangnya sumber air
Perubahan iklim terjadi akibat dari aktivitas manusia yang kurang memperhatikan dampak terhadap alam. Padahal dampak dari ketidakpedulian pada alam ini ternyata berakibat sangat luas pada kehidupan masyarakat.
Hal yang sudah tampak terjadi akibat perubahan iklim ini misalnya saja fenomena es di kutub-kutub bumi mulai meleleh yang menyebabkan permukaan air naik hingga mengakibatkan banjir. Sementara itu beberapa tempat lainnya di Indonesia malah mengalami kekeringan sehingga para petani pun gagal panen.
Cuaca yang tidak menentu juga mengakibatkan para nelayan tidak bisa melaut. Cuaca ini juga menyebabkan jumlah ikan merosot tajam, tentu ini berimbas pada penghasilan nelayan yang menurun. Tidak hanya pada lingkungan. perubahan iklim ini juga berdampak pada fisik, mental dan perilaku manusia seperti meningkatnya alergi dan resiko sakit jantung akibat perubahan cuaca yang ekstrim.
Melestarikan Alam Mulai dari Diri Kita
Miris ya teman-teman, perubahan iklim ini ternyata berdampak sangat luas pada manusia. Untuk itu marilah kita sama-sama menjadi bagian dari orang-orang yang memperbaiki alam ini sesuai dengan kemampuan kita masing-masing.
Mulai dari hal-hal sederhana di sekitar kita, mulai dari diri kita sendiri, mulai dari hal yang kecil dan mulai saat ini juga. Sedikit kontribusi kita besar artinya untuk alam ini. Ternyata kalau kita sedikit saja lebih fokus untuk lebih peduli pada kelestarian alam ini banyak lho yang bisa kita lakukan.
Beberapa hal kecil yang bisa kita lakukan itu antara lain adalah:
Menghemat Listrik di Rumah dan Tempat Kerja
Listrik yang kita pakai sehari-hari berasal dari sebuah alat bernama generator. Alat ini dihidupkan oleh bahan bakar yang salah satunya adalah batu bara. Batu bara terbentuk dari fosil sementara fosil ini tercipta dari sisa-sisa hewan dan tumbuh-tumbuhan yang sudah mati jutaan tahun yang lalu.
Fosil yang digunakan untuk terbentuknya batu bara tentu lama kelamaan akan habis. Padahal proses untuk menciptakannya kembali membutuhkan waktu jutaan tahun. Fosil ini ternyata juga menghasilkan emisi CO2.
Saat kita melakukan penghematan listrik berarti kita sedang memelihara lingkungan hidup kita. Pemahaman inilah yang harus kita edukasi kepada keluarga dan anak-anak kita. Sehingga dengan pemahaman mereka akan lebih peduli dalam menghemat listrik di rumah.
Ini juga yang saya pahamkan kepada anak-anak agar mereka bisa berhemat. Alhamdulillah dengan cara ini meski harga listrik terus naik tetapi biaya per bulan untuk listrik malah menurun.
3 R dalam Mengelola Sampah Rumah Tangga
Beberapa kali saya sempat mengadakan acara edukasi tentang pengolahan sampah ini. Beberapa dari narasumber yang saya undang baik itu di IG Live atau Zoom Meeting untuk acara komunitas mengungkapkan seharusnya sampah itu selesai di rumah tangga masing-masing.
Dengan pengolahan yang benar, tiap rumah tangga akan menghasilkan sampah yang minimal, jadi jumlah sampahnya hanya sedikit saja karena selebihnya telah diolah di rumah masing-masing. Kalau tidak diolah di rumah masing-masing yang terjadi sampah yang dihasilkan tiap rumah menjadi banyak. Akumulasi dari sampah-sampah rumah tangga ini akan menjadi gunungan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA).
Di Cimahi tempat tinggalku selama lebih dari dua puluh tahun ini pernah terjadi kejadian yang sangat memilukan akibat tumpukan sampah menggunung. Tepatnya tahun 2005 di TPA Leuwigajah pernah terjadi ledakan sangat besar yang menewaskan 157 orang dan puluhan rumah hancur akibat tertimbun sampah.
Hasil penyelidikan ledakan itu diakibatkan oleh kumpulan akumulasi gas metana. Saat sampah yang tercampur dan tidak terurai dengan benar maka akan menghasilkan emisi gas metana yang terkonsentrasi di satu tempat dan terus-menerus terkumpul sehingga lama-kelamaan menjadi ledakan besar.
Miris ya, tidak pernah terpikirkan kalau dari sampah bisa menjadi ledakan sedahsyat itu. Berkaca dari peristiwa itu kita harus meminimalisir sampah yang kita produksi. Ini bisa dilakukan dengan konsep 3R yaitu Reuse, Reduce dan Recyle.
Reuse adalah dengan menggunakan kembali sampah-sampah yang masih bisa digunakan atau berfungsi lainnya. Reduce, mengurangi segala sesuatu yang menghasilkan sampah. Recylce dengan cara mengolah kembali sampah atau daur ulang menjadi produk yang bermanfaat.
Banyak yang bisa kita lakukan dengan sampah-sampah yang kita hasilkan. Teman-teman bisa melakukan pencarian tentang ini di mesin pencari tentu akan banyak memberikan insight baru. Misalnya sampah organik atau sampah dapur ternyata bisa dijadikan kompos atau pupuk tanaman kita di rumah.
Seorang teman saya malah mendapatkan penghasilan dari mengolah sampah ini menjadi pupuk cair. Sedangkan untuk sampah plastik bisa kita olah menjadi benda bermanfaat atau bila tidak memiliki waktu tinggal kita pilah saja dan berikan sampah-sampah non organik ini kepada pemulung.
Teman yang lain memberikan pelatihan pembuatan sabun dari minyak jelantah. Minyak bekas menggoreng ini menjadi limbah yang bermanfaat kalau kita kreatif mengolahnya.
Indonesia tercatat sebagai salah satu kontributor pembuangan sampah plastik terbesar kedua di dunia dengan perkiran 0,48 - 1,29 juta metrik ton per tahunnya. Untuk itu kita juga bisa meminimalisir sampah plastik dengan selalu membawa botol minuman isi ulang di setiap berpergian sehingga tidak perlu membeli air dalam kemasan.
Saya juga selalu berusaha untuk membawa tas dari rumah saat berbelanja sehingga tidak membutuhkan kantong plastik. Mengumpulkan kemasan plastik bekas kemudian mendaur ulang menjadi sesuatu yang bermanfaat atau kalau tidak saya kumpulkan untuk diberikan kepada pemulung yang sering lewat di depan rumah.
Juga berusaha untuk tidak menggunakan perlengkapan makan dan sedotan dari plastik. Sebetulnya masih banyak hal lainnya yang bisa kerjakan yang penting targetnya adalah mengurangi penggunaan plastik dalam keseharian kita.
Mengelola Sampah Elektronik
Satu lagi yang harus diperhatikan adalah sampah elektronik. Terlebih kita ketahui bersama bahwa Indonesia merupakan salah satu konsumen terbesar dari peralatan elektronik di Asia Tenggara. Sampah elektronik in merupakan sampah yang harus kita kelola dengan serius karena sampah yang dikenal dengan istilah e-waste ini sangat berbahaya untuk lingkungan dan kesehatan manusia.
Sampah elektronik ini mengandung material berbahaya dan beracun seperti logam berat, PVC, PcB dan yang lainnya. Sampah e-waste ini seperti handphone, laptop/komputer, printer, charger, powerbank, kamera, VCD/DVD Player dan yang lainnya.
Sampah elektronik yang langsung dibuang dan masuk ke lingkungan akan mengakibatkan pencemaran terhadap air tanah, pencemaran udara dan asidifikasi tanah (proses pengasaman). Dalam jangka panjang bila menyatu dengan lingkungan akan berdampak buruk terhadap kesehatan manusia.
Dampak buruk bagi kesehatan itu antara lain adalah bisa mengakibatkan kanker, kerusakan DNA, kerusakan limpa, hati dan jantung, kerusakan otak kronis serta beberapa penyakit lainnya.
Apa yang harus kita lakukan dengan sampah e-waste ini? Yang harus kita lakukan adalah:
- Repair : Ketika barang elektronik kita rusak yang harus kita lakukan bukan langsung membeli yang baru tapi memperbaikinya.
- Resell : Menjual alat elektronik kita
- Recyle : Berikan e-waste kepada pihak-pihak yang daur ulang yang bertanggung jawab, jangan sembarang membuangnya.
- Resist: Membeli alat elektronik karena kita membutuhkannya bukan karena menginginkannya.
Mewawancara pengusaha yang menerapkan suistanable Fashion |
Menerapkan Suistanable Fashion
Fesyen berkelanjutan atau sustainable fashion adalah gerakan dan proses mendorong perubahan pada produk dan sistem pada fashion menuju integritas ekologis dan keadilan sosial yang lebih besar. Sustainable fashion ini lebih dari sekedar menangani produk fashion atau tekstil tapi mengacu pada pakaian yang dirancang, diproduksi dan didistribusikan dengan cara ramah lingkungan.
Dalam gaya hidup fesyen berkelanjutan ini fokus dan mengutamakan pengurangan produksi dari pakaian.
Melakukan Penghijauan di Lingkungan Sekitar Kita
Seperti disebutkan di atas bahwa sebetulnya gas CO2 yang timbul dari hasil pembakaran bahan bakar minyak (BBM), bahan bakar organik dan batu bara dapat diserap oleh tanaman. Sayangnya, banyak pohon hutan yang ditebangi.
Untuk itu, kita harus melakukan penghijauan di sekitar lingkungan kita. Selain lingkungan menjadi segar karena tanaman memproduksi oksigen yang kita butuhkan, mata pun menjadi nyaman memandang yang hijau-hijau.
Salah satu sudut di halaman rumah |
Penghijauan merupakan salah satu bentuk peran kita dalam menjaga lingkungan. Kita bisa melakukan penghijauan ini di pinggir jalan, tanah lapang, di taman kota atau pun di sekitar rumah kita. Manfaat pengijauan bisa membuat udara lebih baik.
Orang-orang yang tinggal dekat pohon dapat meminimalisir menderita penyakit atau kondisi yang berhubungan dengan udara. Hal ini terjadi karena pohon memurnikan CO2 dan memberikan oksigen melalui fotosintesis.
Tidak hanya berguna memurnikan karbon dioksida, pohon juga bermanfaat untuk memurnikan emisi rumah kaca. Pohon dapat menjebak partikel tanah di udara sehingga menghasilkan kualitas udara yang lebih baik.
Tentu masih banyak hal lainnya yang bisa kita lakukan dalam rangka turut serta melestarikan kelestarian alam ini. Dengan cara ini kita telah berusaha berkontribusi menjadi bagian dari solusi dalam permasalahan perubahan iklim ini.
Semuanya kita lakukan tentu saja #UntukmuBumiku. Siap jadi bagian dari solusi yuk jadi #TeamUpforimpact ..? Ikuti tantangannya dengan mengklik link nya terlebih dahulu ya teman-teman.
Semoga teman-teman semua pun bisa melakukan hal-hal di atas atau bahkan hal-hal lainnya yang bermanfaat untuk kelestarian alam. Semoga tulisan Cerita Ida kali ini yang berjudul Kita dan Perubahan Iklim ini bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.
Referensi:
https://hot.liputan6.com/read/4602546/8-penyebab-perubahan-iklim-global-pahami-dampak-buruknya-bagi-kehidupan
https://indonesiabaik.id/infografis/mengenal-perubahan-iklim-faktor-dan-dampaknya
http://ditjenppi.menlhk.go.id/kcpi/index.php/info-iklim/dampak-fenomena-perubahan-iklim
https://laundry.drop.id/blog/d-laundry/mengelola-limbah-elektronik/
https://www.merdeka.com/jabar/9-manfaat-penghijauan-bagi-lingkungan-bersihkan-udara-hingga-segarkan-mata-kln.html
https://www.greenalley.co.id/9-cara-menerapkan-sustainable-fashion/
Suamiku dari dulu sebelum nikah udah bilang, kalau berumah tangga pengen punya rumah besar atau kecil harus ada taman dan bisa nanem pohon. Supaya rumah asri. Jangan sampai gak bersyukur jika dikasih lahan tapi gak ada tindakan untuk memberikan jeda sedikit buat tanaman tumbuh katanya. Pagi siang juga jarang nyalain AC, hanya malam. Listri kalau bisa dimatiin ya dimatiin kecuali kamar mandi, paling anti dia matiin lampu kamar mandi.
BalasHapusaku juga udah mulai mikirin ini teh, apalagi soal sampah ya, udah pengen banget milah sampah dan stop banget barang sekali pakai, kebayang banget beban bumi udah berat banget
BalasHapusmemang sedih sekali jika akses air terganggu ya mba..jadi memang kita harus berperan juga dlm menjaga lingkungan kita. eh, aku sukaaa deh liht sudut hijau di rumh mba ��
BalasHapusPermasalahan sampah sampai saat ini memang belum terselesaikan ya mbak. Andai semuanya sadar bahwa sampah yang menggunung akan berpengaruh buruk pada lingkungan dan ekosistem lain, tentu masyarakat makin sadar untuk peduli pada sampah. Dan semua ini memang harua dimulai dari hal kecil ya.
BalasHapusSusah memang kalau tidak ada air ya Teh, karena air penting banget untuk kehidupan kita. Jadi heran kemanap masih ada orang yang suka buang buang air...
BalasHapusMemang permasalahan sampah itu harus kita mulai dari hal kecil di lingkungan kita. Kalau semua orang mau melakukannya dampaknya akan besar...
Huuuu, di aku tuh pernah kesusahan air teh, rasanya memang ribet kalo hidup ga ada air, soalnya sekitaran komplek yang biasa sawah udah dibangun kluster2 lagi. Nah kalo soal urusan sampah masih belajar terus memilah-milah, jadi mamang sampah/pemulung pun bisa ngambil sesuai dengan yg dia mau tanpa mengacak-ngacak kembali sampah yg menyebabkan bauu.
BalasHapusSoal sampah nih yang miris banget, tapi saya baru bisa milah sampah aja, belum bisa ngolah sampah organik terutama. Mungkin kalau di setiap komplek perumahan ada yang bagian ngurusin sampah, dilakukan kolektif gitu, ibu-ibu pun semangat ngolah sampah biar nggak makin numpuk
BalasHapusbaru tau ada istilah sampah elektronik. Memang bener sih sampah elektronik itu gak tau harus buang kemana. Jadi bisa ambil ancang ke depannya. Makasih teh udah diingatkan. Iklim Bandung akhir-akhir ini ekstrim dinginnya banget. Moga Ramadhan sehat2 semuaa Aamiin
BalasHapusSama seperti daerah ibuku di Bogor teh, dulu hampir nggak ada cerita kekurangan air, sekarang musim panas baru mulai udah ada aja cerita tetangga yang sumurnya kering, memang perlu kesadaran dan upaya bersama-sama ya, kita jaga bumi, buat anak cucu kita nggak kekuarangan air
BalasHapusTeh Ida banyak menginspirasi nih terkait zero waste, ternyata sering bikin sharing di ig live yaaa... mau ikutan mantengin aah kalau ada lagi ya Teh. Semua perilaku manusia memang akhirnya mempengaruhi kondisi bumi ini. Jadi memang harus dari diri kita sendiri yang punya kesadaran untuk berperilaku ramah lingkungan.
BalasHapusUdara yang bersih dan upaya yang bisa kita lakukan untuk menjaga linkungan patut diusahakan dengan langkah yang tepat dan kebiasaan yang baik. Dengan bergerak, meski kecil, bisa membantu bumi agar kembali tersenyum ceria.
BalasHapusHuhu iyaa mba bener. Air dan udara bersih itu kunci kehidupan. Aku juga ngalamin nih krisis air karena sumur aku kering. Nyucinya kudu ngungsi. Makanya penting banget jaga lingkungan, salah satunya dengan zero waste ya. Biar kita masih bisa hidup dengan kondisi air dan udara yang bersih.
BalasHapusYaAllah semoga banyak yang sadar lagi akan lingkungan dan bumi tercinta ini termasuk aku ini Kak. Diriku ngalami rasanya gak enak kebanjiran dari SD mpe Smp dulu di rumah lama. Sedih.
BalasHapus