Dunia Sementara Akhirat Selamanya Kalau tidak salah sudah berulang kali saya posting status tentang time flies so fast..., bukan basa-basi. Perasaan baru kemarin nikah, eh tahu-tahu anak-anak sudah besar aja. Si bungsu sudah duduk di kelas 10 SMA. Si sulung malah sudah lulus sarjananya, anak yang lainnya dua kuliah dan satu masih SMA di pesantren.
Bukan mau cerita update perkembangan anak-anak sih. Di tulisan Cerita Ida kali ini saya lebih fokus cerita tentang waktu yang terasa begitu cepat berlalu. Ternyata ini sesuai dengan yang disabdakan oleh Rasulullah SAW yaitu:
"Tidak akan terjadi hari kiamat hingga zaman berdekatan (waktu terasa singkat), setahun bagaikan sebulan, sebulan bagaikan sepekan, sepekan bagaikan sehari, sehari bagaikan sejam dan sejam bagaikan terbakarnya pelepah pohon kurma." (HR. Ahmad ; dishahihkan Syaikh Albani dalam al-Jaami' ash Shaghiir, 7299)
Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah pun pernah berkata:
"Sungguh kita telah mendapati cepatnya hari-hari yang telah berlalu dan ini tidak kita jumpai pada masa sebelum zaman kita sekarang ini. Walaupun di masa itu tidak ada kehidupan yang terasa lezat. Dan yang benar bahwa maksud dari semua hal itu adalah dicabutnya barokah dari segala sesuatu hingga perihal masa sekalipun. Dan itu merupakan tanda dekatnya hari kiamat. (Fathul Baari, XIII/19)
Waktu berlalu terasa begitu cepat ternyata sudah disabdakan Rasulullah SAW sebagai tanda-tanda kiamat sudah dekat. Jadi ingat sebuah ayat dalam Al Qur'an yang berbunyi:
اقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ مُعْرِضُونَ
"Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya)." (QS. Al-Anbiya : 1)
Duh sedih banget kalau termasuk ke dalam ayat tersebut. Banyak manusia yang semakin asyik masyuk dengan dunia. Yang betul-betul berpegang teguh pada Al Qur'an dan hadist dibilangin jangan terlalu fanatik lah terhadap agama. Lah... Al Qur'an diturunkan untuk ditaati, eh dibilang fanatik pula.... begitulah kondisi di akhir zaman ini.
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu berkata:
"Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takuti adalah mengikuti hawa nafsu dan panjang angan-angan. Mengikuti hawa nafsu bisa menghalangi kebenaran, sedangkan panjang angan-angan bisa melupakan seseorang dari akhirat. Ketahuilah bahwa dunia berpaling menjauh dan Akhirat kian mendekat, dan masing-masing memiliki pengikut, maka jadilah kalian pengikut akhirat, dan jangan jadi pengikut dunia. Sesungguhnya hari ini adalah waktu untuk beramal tanpa ada hisab, dan esok (di akhirat) adalah waktu hisab bukan waktu untuk beramal." (Shifatush Shafwah, Ibnul Jauzi, I/321-322)
Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata:
"Dunia itu hanya tiga hari. Adapun kemarin, sungguh dia telah pergi bersama dengan apa yang ada padanya. Adapun besok, maka barangkali kamu tidak bisa mendapatinya. Dan hari ini adalah milikmu, maka beramallah (dengan amalan yang baik) padanya."
Begitulah betapa banyak telah terjadi bukti-bukti atau kejadian-kejadian yang disebutkan dalam hadist-hadist yang berkaitan dengan akhir zaman. Tapi panjangnya angan-angan manusia membuat dirinya terlena hingga menganggap bukti-bukti kejadian yang terjadi di masa ini dianggap angin lalu semata.
Konon katanya ada tiga hal yang didapat oleh orang yang hidupnya hanya mengejar dunia tanpa memikirkan akherat yaitu kelelahan yg terus menerus, kesedihan yg berkepanjangan, kerugian yg tanpa batas.
Semoga kita tidak termasuk orang yang lalai dengan tempat kepulangan kita. Karena dunia ini fana kita harus pulang suatu saat nanti, mau tidak mau, suka tidak suka, saat itu akan tiba juga. Jangan sampai kita termasuk orang yang mengalami kerugian tanpa batas, kesedihan yang berkepanjangan dan kelelahan yang terus menerus baik di dunia maupun di akhirat nanti.
Nah teman-teman semoga tulisan Cerita Ida kali ini yang berjudul Dunia Sementara Akhirat Selamanya bisa jadi pengingat terutama untuk penulisnya agar bisa memanfaatkan waktu tersisa hingga tidak termasuk orang yang mengalami penyesalan di alam keabadian yang pasti akan datang walau itu terasa jauh.
Dunia hanya 3 hari, jadi membayangkan kalau di akhirat kelak sehari berapa jam ya? Ya Allah.. semoga kita selalu mengingat bahwa Dunia hanya sementara 😥
BalasHapusMakanya rugi banget kalo kita menyia2kan kampung halaman yang abadi demi tempat singgah sementara yaa
BalasHapusCari bekal sebanyak-banyaknya di sini, persiapkan dengan banyak koper amal untuk dibawa saat mudik menuju ke hadirat-NYA
BalasHapusTerima kasih untuk terus mengingatkan. Memang rasanya lelah kalau hanya terus mengejar dunia. Padahal sebetulnya disadari atau enggak, perjalanan kita semua semakin dekat ke akhirat. Udah punya bekal yang cukup atau belum?
BalasHapusInsyaAllah semakin mikirin akhirat, hati bisa semakin adem. Semoga kita semua terus istiqamah, ya. Aamiin
HapusDunia ini hanya siang malam.. Terima kasih udah mengingatkan, dunia tempat mencari dan mencari serta menumpuk ilmu sebanyak-banyaknya
BalasHapusHidup hanya hari ini. Sebagian orang menggunakannya untuk hidup hedon. Padahal kalau direnungkan lebih dalam, hanya hari ini kita bisa mempersiapkan bekal. Barangkali besok tak pernah ada untuk kita :( Haturnuhun pengingatnya, Teh.
BalasHapusHatur nuhun Teh, sudah diingatkan. Iya ya, berasa sih sekarang aja waktu berlalu cepat sekali sementara rasanya yang dilakukan itu nggak banyak. Mengejar dunia nggak akan habis, sementara masa kita akan habis.
BalasHapusSetuju sama kak Acha..
HapusIni sebagai pengingat diri kita ya kak, biar gak terlena dengan dunia
Tulisan yang menjadi nasihat dan pengingat bagi diri, kalau ada tempat kekal nam abadi yang perlu kita persiaokan. Semoga kita dijadikan ornag-ornag yangbistiqomah dijalanNya
BalasHapusNasihat Teteh ini semuanya makjlewb Teh. Hatur nuhun katampi pisan...
BalasHapusSebagai manusia apalah daya kita ya, tidak ada sama sekali yg bisa kita andalkan selain keridhoan Nya
Alhamdulilah Teh Ida selalu membuat konten yang mengingatkan betapa fana nya dunia ini
BalasHapussaya ingat tausiah Pak Aam tentang orang yang punya tanah berhektar2 yang diwariskan ke anak2nya dan habis begitu saja
beruntung ada sekian ratus meter yang sempat dihibahkan untuk masjid
karena hanya itu bekalnya di akhirat
yang berhektar2 menguap begitu saja
Mengingat akhirat dan beramal untuk kebaikan sesuai panduan agama dan berharap pada keistiqomahan ketaatan pada Illahi, semoga aamiin
BalasHapusDunia yang kita tinggali sekarang hanyalah persinggahan sementara yaa, Mba, sebelum akhirnya mencapai tujuan yang sesungguhnya yaitu akhirat. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang selalu memanfaatkan waktu di dunia untuk berbuat hal baik yang bermanfaat, amiiin
BalasHapusTamparan banget nih. Mengejar dunia tanpa memikirkan akherat adalah kesalahan besar. Makanya sekarang sebisa mungkin melibatkan akherat dengan mengingat ibadah agar dunia mengikuti dengan sendirinya
BalasHapusTerima kasih remindernya Bu. Memang benar waktu itu terasa begitu cepat berlalu ya. Dari hari ke hari. Minggu ke minggu, sampai tahunan. Anak juga udah masuk sekolah. Memang dunia itu sementara, dan akhirat itu kekal. Jadi mikir udah punya bekal apa saya ya di dunia ini.
BalasHapusTerima kasih atas pengingatnya Mbak semoga jadi penyemangat bagi kita untuk memanfaatkan waktu tersisa dengan hal2 yg positif dan bermanfaat
BalasHapusBener ya Teh Ida. Waktu memang nyatanya mengalir seperti air dan terbang seperti udara. Jadi rugi banget jika waktu-waktu itu tidak kita gunakan untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat dan membawa kebaikan.
BalasHapusSaya merasa tersentil banget. Apalagi dalam belakangan bulan, banyak teman-teman saya yang dipanggil oleh Nya. Menjadi pengingat bahwa usia adalah rahasia Yang Maha Kuasa. Dunia benar-benar hanya sementara.
Ya Allah, selama ini terkadang malah menyia-nyiakan waktu dan kesempatan, padahal hidup hanya sementara dan akhirat selamanya
BalasHapusBaca tulisan ini bikin aku merenung nih. selama ini udah banyak buang-buang waktu. Semoga kedepannya bisa lebih memanfaatkan waktu dengan lebih baik lagi
BalasHapus